Lambat laun usaha toko es krim ini tidak sanggup bertahan karena kalah persaingan. Akhirnya lahannya disewakan dan es krim Tjanang dijajakan dengan cara dititipkan ke warung-warung dan restoran.Â
Kini lahan tempat usaha es krim Tjanang berubah wujud menjadi Hotel Cikini. Alhamdulillah masih bisa merasakan jejak sejarahnya di sini.Â
Wisata Plus-plusÂ
Acara kulineran ini diselenggarakan oleh Komunitas Traveler Kompasiana atau Koteka dengan dukungan dari minuman Country Choice, yang baru saja meluncurkan varian Fit Fresh Purify Green.Â
Minuman dalam. Kemasan tetrapack yang mengandung manfaat dari buah kiwi, mangga, apel hijau, sayur brokoli dan sereh ini sangat aman untuk pencernaan, terutama setelah kalap menikmati berbagai kuliner lezat sepanjang hari.Â
Acara ini dipandu oleh tour guide mba Mutia dari Wisata Kreatif Jakarta, yang menawarkan pengalaman walking tour plus-plus.Â
Artinya selain jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang mengandung sejarah, wisata ini juga mengajak kita mengenal warisan budaya, dan yang pasti mencicipi makanan lezat yang ada di Jakarta dengan cara berjalan kaki (walking tour) per kawasan.
Di acara ini, saya dan rombongan melewati beberapa tempat yang mengandung sejarah yang diulas singkat. Dari titik awal di Gedung Joeang kami melewati masjid Cut Meutia, sop buntut Cut Meutia langganan pejabat yang sudah berdiri sejak tahun 1970, gedung kantor pos besar, tugu Kunstring, kediaman Ahmad Soebarjo Menlu pertama RI, kediaman Hasjim Ning pengusaha sukses yang juga keponakan wakil presiden RI pertama Moh Hatta. Katanya, shooting film Catatan Si Boy di sini.Â
Kami juga melewati Taman Ismail Marzuki, kediaman bu Dibyo yang terkenal sebagai tempat penjualan tiket konser era 80an, warung kopi legendaris Bakoel Kofie dan kulineran enak murah meriah di sisi stasiun Gondangdia misalnya gudeg bu Tinah, mie ayam, dan rumah makan bu Ida.Â
Menjelajahi kuliner Cikini Gondangdia bukan hanya tentang menikmati makanan lezat, tetapi juga mengenang sejarah dan tradisi yang melekat pada setiap hidangan.Â