Pada awalnya, toko jamu ini didirikan oleh ibu Ayu, orangtua bu Rini. Saat itu beliau berjualan selalu mengenakan pakaian khas, kebaya dan jarik. Khas penjual jamu kala itu. Pelanggannya banyak. Kini toko jamu ini tetap bertahan dan menjual aneka jenis barang kelontongan seperti rokok dan es krim.
Sejak dulu jamu tradisional diketahui tidak hanya menyegarkan tetapi juga menyehatkan. Racikan Ibu Rini memiliki khasiat yang tak diragukan lagi, menjadikan warung ini masih menjadi destinasi favorit bagi pecinta jamu tradisional.
Toko Kopi Bubuk Luwak di Gondangdia: Sejak 1930
Masih sederetan dengan toko roti Lauw selanjutnya, peserta tur mengunjungi Toko Kopi Bubuk Luwak yang telah berdiri sejak tahun 1930. Kini dikelola oleh Koh Lun, toko ini menawarkan aneka biji kopi yang terkenal dengan cita rasa khas dan keistimewaannya.Â
Koh Lun orangnya sederhana dan gigih dalam berusaha. Jiwa pedagang orang Tionghoa mengalir deras di dalam tubuhnya meskipun diakuinya ia tidak pernah sempat mengenyam bangku sekolah, tidak bisa membaca tulis. Sambil bergurau ia menyebut namanya Asnawi singkatan Asli Cina Betawi.
Pada awalnya toko kopi ini bernama Toko Burung Kenari. Sempat vakum dua tahun setelah kebakaran hebat di tahun 2014, koh Lun kemudian mengganti nama tokonya menjadi Toko Kopi Luwak, agar hokinya bisa sebagus kopi Luwak yang tengah trend kala itu.Â
Kopi dari toko ini tetap mempertahankan kualitas dan metode pengolahan tradisional. Pelanggan dibiarkan memilih aneka biji kopi yang bervariasi harganya kemudian ditimbang dan terakhir digiling dengan mesin penggiling bermesin diesel. Gilingannya bisa kasar, sedang atau halus tergantung selera, selanjutnya dikemas dalam kemasan kertas coklat.Â
Es Krim Tjanang di Hotel Cikini: Favorit Presiden Sejak Tahun 1960Â
Tur kuliner ditutup dengan manis di Hotel Cikini, tempat Es Krim Tjanang yang legendaris bisa ditemukan. Es krim ini merupakan favorit dua presiden RI, Soekarno dan Soeharto, dan sering dijadikan suguhan untuk tamu negara dan acara keluarga.Â
Dibuat dari bahan-bahan alami tanpa pengawet, es krim ini menawarkan cita rasa yang klasik dan autentik yang jarang ditemukan di tempat lain.
Awalnya toko es krim ini didirikan oleh Lie Sim Fie bernama toko Tjan Nyan. Karena ada peraturan pelarangan menggunakan nama Tionghoa maka diganti menjadi toko Tjanang.Â