Mohon tunggu...
Diah Woro Susanti
Diah Woro Susanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger

Blogger, Content Creator FB : Mbak Dee Twitter/Ig : @mba_diahworo Email : Diahworosusanti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Hampir Satu Abad, Kesederhanaan Kopi Bah Sipit Curi Hati Coffee Lovers

31 Juli 2023   12:07 Diperbarui: 31 Juli 2023   12:10 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang jalan raya Empang Belakang Mal BTM seperti biasa terlihat ramai. Jalan ini disesaki toko-toko yang menjual parfum, aneka kebutuhan Haji dan ikan-ikan hias. Namun ada satu toko yang menonjol yaitu kedai Kopi Bah Sipit. Ambience-nya so old sekali. Ah jadi penasaran, kan? 

Kalau ditarik ke belakang, rupanya jalan Empang ini memang sejak jaman kolonial sudah ditabalkan sebagai perkampungan Arab. Nah orang-orang Tionghoa dikumpulkannya di daerah yang berbatasan dengan jalan raya sepanjang Jalan Suryakencana sampai tanjakan Empang. Sepertinya dari sinilah jejak kopi Bah Sipit bermula. 

*Vlomaya Kolabs KPK Gerebek Kopi Bah Sipit*
Saya sudah seringkali lewat kawasan ini tapi enggan mampir, karena gak ada teman ngopi. Apa kata dunia lihat emak-emak ngopi sendirian? Hehee... 

Niat ngopi saya terlaksana juga setelah komunitas Vlomaya (Vlogger Kompasiana) dan KPK (Kompasianer Penggila Kuliner) berkolaborasi gerebek Kopi Bah Sipit dan saya menjadi salah satu peserta terpilih. 

Saya yang terbiasa menghirup kopi panas dengan creamer atau susu tergoda juga menikmati segelas kopi hitam tanpa gula. 

Kebetulan ada roti gambang. 

Paduan ngopi yang paling pas, kopi tubruk tanpa gula dan roti gambang. (Dok pribadi) 
Paduan ngopi yang paling pas, kopi tubruk tanpa gula dan roti gambang. (Dok pribadi) 

Rasa roti gambang yang seret dan keras namun manis dengan aroma kayu manis dan butiran wijen sangat serasi ditemani kopi hitam. Perpaduan pahit dan manis. Syedeepp!!! 

*Kopi Bah Sipit hadir hampir 100 tahun*
Menurut Nancy, keturunan ke tiga Bah Sipit, kedai kopi bermerk "Kopi Bubuk Bah Sipit cap Kacamata" sejak awal dikelola oleh kakeknya, pria keturunan Tionghoa bernama Yoe Hong Keng di tahun 1925. 

Simbol 'Bah Sipit' dan 'Kacamata' berasal dari julukan masyarakat sekitar yang mayoritas keturunan Arab. Mereka memanggilnya "Bah Sipit". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun