Ini adalah bagian ke 2 kenang-kenangan saya ikut KPK Gerebek dan Jelajah Click di Bogor. Kesannya beneran serasa dilempar mesin waktu ke masa silam. Banyak sekali misteri yang bikin penasaran. Mau tahu?
Sebelumnya saya dan teman-teman sudah isi perut dulu di Laksa Pak Inin Cijeruk Bogor. Destinasi selanjutnya kami menuju kawasan Batu Tulis dengan menggunakan angkot. Jaraknya ga jauh koq, hanya sekitar 4 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 10 menit saja.
Agenda Kompasianer kami kali ini berkunjung ke Stasiun Batu Tulis dan prasasti Batu Tulis yang lokasinya tidak jauh dari stasiun.
Jujur, meskipun bolak-balik suka lewat stasiun Batu Tulis saya belum pernah mampir. Yang saya tahu stasiun ini viewnya cuakepp. Kita bisa memandang keindahan gunung Salak dan gemericik air sungai Cisadane.
Sebagai pemandu dan admin Click, mba Mutia Alhasanny menjelaskan sekilas mengenai sejarah stasiun Batu Tulis. Woaaaa ga disangka rupanya keberadaan stasiun ini sudah ada sejak masa pejajahan Belanda, tepatnya dibangun pada era kolonial Belanda yaitu tahun 1920.
Bentuk bangunannya belum berubah sejak pertama kali dibangun sampai sekarang. Masih asli! Makanya ga salah kalau bangunan stasiun ini dijadikan cagar bangunan bersejarah.
Memang, sih, ketika saya dan teman-teman Kompasiana berkunjung, nuansa interior kolonial masih kentara. Pilar-pilar kayu yang terlihat kokoh dengan atap genteng yang tinggi terlihat menonjol. Ada juga pintu besi yang tebal di samping charger area ; khas bangunan jadul. Saya auto membayangkan derit pintu besi dibuka wong Londo saat malam hari, hmmm...
Puas berfoto ria di sekitaran stasiun dan beristirahat sejenak rombongan Kompasianer jalan kaki menuju Prasasti Baru Tulis. Apa keistimewaannya, ya, mengingat lokasinya persis berseberangan dengan istana Batu Tulis?
Dari berbagai informasi yang saya dapat konon ibukota kerajaan Sunda yang dikenal dengan Kerajaan Pajajaran terletak di kota Bogor, persisnya di Batu Tulis. Wilayah kerajaannya mulai dari Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Luas banget, khan? Kurang lebih 1/8 pulau Jawa.Â