Mohon tunggu...
Diah Woro Susanti
Diah Woro Susanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger

Blogger, Content Creator FB : Mbak Dee Twitter/Ig : @mba_diahworo Email : Diahworosusanti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Serunya Nikmati Kelezatan Kuliner Legend Laksa Pak Inin

12 Juni 2023   18:02 Diperbarui: 12 Juni 2023   18:10 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yeayy agenda Kompasianer kali ini berbeda dari biasanya. Dua komunitas Kompasiana yang memiliki hobi kulineran dan hobi menjelajah dengan KRL berkolaborasi juga dalam event KPK Gerebek dan Jelajah Click. Tujuannya Bogor. Asikkkkk seru banget kayanya. 

Intro dulu. KPK adalah singkatan dari Kompasiana Penggila Kuliner yang punya agenda gacoan namanya Gerebek. Inilah momen penggila kuliner  ramai-ramai menyambangi (baca : gerebek) suatu tempat kuliner. Biasanya kulineran yang punya sisi legendaris dan kearifan lokal yang digerebek. Pengalaman kulinernya kemudian dituliskan di Kompasiana.

Naah kalau Click adalah singkatan dari CommuterLine Community Kompasiana. Umumnya Kompasianer yang masuk ke dalam Komunitas Click dikenal juga sebagai roker alias rombongan kereta hehee...

Seperti halnya KPK yang hobi gerebek kulineran, komunitas Click juga punya hobi menjelajah ke berbagai tempat, tentunya dengan menggunakan KRL. Nah gimana ga heboh kalau dua komunitas ini berkolaborasi ya ngga sih?

Awalnya saya gak berani berharap banyak mengingat dalam bulan ini saja saya sudah ikut acara nonformil Temu Kangen yang diselenggarakan di Desa Wisata Mulyaharja. Dari situ masih ada event non formil lanjutannya yaitu kulineran subuh kue balok dan nonton peringatan hari jadi kota Bogor.

Tapi alhamdulillah dewi fortuna masih berpihak. Saya kepilih lagi, membuat airmata haru dan senyum bahagia pun menyeruak. Semesta masih mengijinkan saya bertemu teman-teman di grup whatsapp yang hampir saja dibubarkan tapi akhirnya tetap dipertahankan hahaa...


Saya yang cenderung pendiam (sering dicap sombong padahal takut bikin orang tersinggung) lagi-lagi berceloteh paling aktif. Entah di Whatsapp Grup ataupun di sepanjang perjalanan. Heran, vibes satu frekwensinya beneran dapet dengan teman-teman Kompasiana.


Laksa Pak Inin Cijeruk
Dari titik kumpul di stasiun Bogor 15 orang Kompasianer bergerak sejauh 5,6 km dengan taxol menuju kawasan Cihideung Cijeruk. Agendanya tak lain untuk menikmati kelezatan Laksa Pak Inin.

Konon, Laksa Pak Inin sudah ada sejak tahun 1965. Buka dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore tapi biasanya jam satu siang sudah habis.

Laksa Pak Inin komplit dibandrol Rp 15.000. (Dok pribadi) 
Laksa Pak Inin komplit dibandrol Rp 15.000. (Dok pribadi) 

Saya pun makin penasaran dengan daya tarik laksa Pak Inin. Apa ya yang membuat orang rela jauh-jauh datang dan rela antri untuk menikmati hidangan berkuah ini?

Benar saja. Sesampainya di warung laksa Pak Inin seluruh meja sudah di penuhi pengunjung. Sama sekali tidak ada space, baik di luar warung maupun di dalam.

Warung Laksa Pak Inin sederhana saja sih tapi ga menyurutkan pengunjung yang rela datang dari jauh untuk menikmati kelezatannya. (dok pribadi) 
Warung Laksa Pak Inin sederhana saja sih tapi ga menyurutkan pengunjung yang rela datang dari jauh untuk menikmati kelezatannya. (dok pribadi) 

Sudahlah soal duduk bisa di mana saja. Tanpa buang waktu kami segera memesan semangkuk laksa komplit dengan telur yang dibandrol Rp 15 ribu. Murah ya?

Murah lah, lha wong harga telur sekarang sudah 34 ribu per kilogram. Artinya per butirnya Rp 2 ribu lebih. Andaikan pun telurnya hanya dikasih setengah butir masih layak juga bila dibandrol harga segitu. Otak bunda-hara eh bendahara langsung mengkalkulasi hihihii...

Saya kurang paham dengan aneka jenis laksa yang ada. Ada laksa Singapur, laksa Betawi, Laksa Tangerang atau Laksa Bogor.

Tapi isian laksa Bogor Pak Inin ada potongan ketupat, bihun, toge, remahan oncom, daun kemangi, tahu kuning dan telur rebus yang ditaburi serundeng kelapa dan disiram dua kali dengan kuah laksa. Kenapa disiram dua kali? Katanya, sih, biar oncomnya matang sempurna dan kuahnya lebih meresap.

Disiram dua kali biar oncomnya matang dan kuahnya meresap sempurna. (Dok pribadi) 
Disiram dua kali biar oncomnya matang dan kuahnya meresap sempurna. (Dok pribadi) 

Oh iya jangan lupakan makanan pendamping yang disediakan di meja. Ada sate kikil dan tahu isi, bala-bala dan tempe goreng tepung yang masih hangat. Harganya cuma dua ribu per potong.

Yang suka kriuk-kriuk kalau bersantap, di warung laksa Pak Inin juga menyediakan kerupuk kulit seharga Rp 10ribu dan kerupuk kampung seharga Rp 2ribu. Waaa sikaaattt!!!

Benar saja. Saat menyesap kuah laksa saya jadi teringat kata-kata Walikota Bogor Bima Arya yang memberi jempol empat untuk Laksa Pak Inin. Enak benerrrrr...

Kalau sudah begini lalu nikmat mana yang sanggup saya dustakan? Ehemm...

Part dua, saya akan ceritakan tentang destinasi berikutnya. Ditunggu ya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun