Revolusi digital di Indonesia tengah bergulir dengan cepat. Indonesia pun tampil di barisan utama tren perkembangan ekonomi digital di Asia Tenggara. Terbukti, jutaan start up tumbuh di sini. Diantaranya bahkan berhasil mencuat dan menabalkan diri sebagai unicorn misalnya Perusahaan berbasis aplikasi seperti Tokopedia dan Gojek. Bukan tak mungkin bila nantinya industri ecommerce dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional.Â
Potensi besar ekonomi digital Indonesia memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Ini menjadi daya tarik bagi para pelaku sektor digital mengingat Indonesia kaya akan sumber daya alam ditunjang dengan populasi pengguna internet di Indonesia berkembang dengan sangat cepat. Indonesai amenjadi pasar potensial aneka produk dunia, termasuk diantaranya produk digital, baik hardware maupun software dengan segala turunannya.Â
Perkembangan pesat teknologi IT, tentu saja membutuhkan paradigma baru dari semua pihak, baik dari kalangan pemangku kebijakan maupun pelaku usaha serta masyarakat pada umumnya. Sejauh mana, kinerja pemerintah mendorong ekosistem digital serta menyambut pertumbuhan dan investasi ekonomi digital? Seberapa siap SDM unggul Indonesia memberdayakan perubahan teknologi yang serba cepat ini? Apa pula manfaat revolusi digital bagi masyarakat pada umumnya?Â
Menyoroti seberapa besar Indonesia membutuhkan ekonomi digital dalam upaya meningkatkan daya saing global, diskusi Media yang digelar FMB9 di gedung Kominfo Jakarta pada 19 November 2019 hadir :Â
Iskandar Simorangkir - Ketua Sekretaris DNKI -
Darmaningtyas - Pengamat Pendidikan
Satrio Lelono - Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas Kemnaker
Keneddy Simanjuntak - Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas
Barry Arjono - Founder dan CEO Digital Enterprise IndonesiaÂ
Menurut pengamat pendidikan, pada dasarnya era digital tak akan mampu mengubah kegiatan fundamental seperti makan dan minum. Meskipun infrastruktur tol langit sudah ada tapi bagaimanapun internet terhubung dengan listrik. Seharusnya pemerintah mempertimbangkan kondisi geografis setiap wilayah dan perbedaan lapisan sosial, barulah SDM unggul akan terealisasi. Kebijakan pendidikan nasional sejatinya diarahkan untuk menjawab kebutuhan fundamental hidup manusia.Â
Jadi jangan menjebakkan diri pada alat, siapkan nalar untuk mengatasi perubahan jaman supaya jangan menjadi generasi pengekor dan konsumtif, kata Pak Darma.Â
Sejauh ini Indonesia telah sesuai dengan lima arahan Jokowi untuk membentuk SDM unggul mencapai Indonesia maju Dari data dibuktikan dengan turunnya tingkat pengangguran, 5 tahun lalu pengangguran 6,18%, sekarang 5,28%. Begitu juga target 10 juta penciptaan lapangan kerja terpenuhi, dan angka kemiskinan turun hingga 1 digit yaitu 9,41%.Â
Namun sayangnya tantangan dalam pembangunan tidak mudah. Rata-rata keterampilan SDM masih rendah meskipun Infrastruktur melalui tol langit sudah siap - diperkirakan malah dalam lima tahun ke depan Palapa Ring akan mencapai pelosok hingga ke kecamatan - namun kemampuan memanfaatkannya masih menjadi PR besar.Â
Pemerintah sendiri telah menjalankan sistem pemerintahan berbasis elektronik dan penguatan data. Perubahan paradigma kerja di lingkup ASN juga sudah dilaksanakan dengan membuat co working space dll.Â
Dalam rangka pembangunan SDM unggul pemerintah sedang merintik pelaksanaan pendidikan vokasi melalui pelatihan vokasi nasional. Bekerjasama dengan ruangguru.com siapapun bisa mengakses pelatihan ini selama terhubung dengan internet. Fleksibel belajar bisa di mana saja kapan saja.Â
Dengan adanya ekonomi digital akan ada banyak pekerjaan baru yang menggantikan pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Diprediksi akan ada 27 - 46 juta pekerjaan baru yang membutuhkan skill baru juga. Semoga negara kita bisa menjawab tantangan pembangunan SDM unggul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H