Poin kelapa sawit sebagai energi baru terbarukan (EBT) yakni sebagai biodiesel memiliki makna penting dan strategis. Selain ramah lingkungan pemanfaatan kelapa sawit mentah atau CPO sebagai EBT juga menjadi solusi atas ancaman boikot negara-negara Eropa terhadap kelapa sawit Indonesia.Â
Dalam pemaparannya, Musdhalifah Machmud mengatakan bahwa saat ini sejumlah negara sudah mulai mengembangkan biodiesel seperti Indonesia. Indonesia dinilai telah menjadi contoh bagi negara-negara lain di dunia dalam memanfaatkan biodiesel bagai bahan bakar berbasis energi baru terbarukan. Dirinya berharap, implementasi B30 dapat terus meningkatkan pengurangan jumlah impor solar di dalam negeri.Â
Dalam pelaksanaannya tentu peran kesinambungan berbagai pihak dalam berkolaborasi menjadi poin keberhasilan uji pelaksanaan B30 sekarang ini. Dalam sambutannya, Dedi Junaedi mengatakan pihaknya terus melakukan percepatan program PSR dengan sistem online dan pemberkasan secara terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah. "Dengan demikian pasokan kelapa sawit tetap terjamin untuk industri hilir sawit terutama biodiesel," jelasnya.Â
Petani diberikan bantuan berupa benih, pupuk, edukasi replanting dan bantuan dana dalam rangka meningkatkan produktifitas sawit rakyat. "Karena negara kita sangat cocok ditanami sawit. Banyak petani yang tertolong hidupnya karena sawit. Ini usaha yang menguntungkan. Makanya kita terus dorong sawit Indonesia berkembang dengan baik. Tentu saja, kami berfokus pada perkebunan milik rakyat dengan cara-cara pengelolaan sawit yang terus diperbaiki dan ramah lingkungan. Jadi tidak benar kalau kampanye sawit sebagai penyebab deforestasi di dunia," pungkas Musdhalifah.Â
Untuk harga eceran tertinggi, Andriah Feby Misna mengatakan harganya sama seperti solar sekarang ini. FYI, rencananya presiden Jokowi akan meluncurkan B30 pada awal Januari  mendatang. Bulan Desember ini B30 sudah tersedia di sebagian SPBU. Baiklah, mari kita tunggu kehadiran B30 sebagai bahan bakar mesin dari Energi Baru Terbarukan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H