Kerja terpadu pemerintah dalam menangani karhutla melalui Teknologi Modifikasi Cuaca membuahkan hasil. Di beberapa tempat alhamdulillah sudah diguyur oleh hujan buatan sehingga asap berangsur-angsur surut. Akan tetapi dampak karhutla masih menjadi ancaman. Masih ada yang perlu ditangani dengan serius oleh pemerintah. Â
Dalam update terkini yang digelar FMB9 - Forum Medan Merdeka Barat 9 pada 25 September 2019 kemarin, hadir beberapa narasumber untuk membagikan informasi terbaru kepada masyarakat.Â
Apa saja penanganan yang telah dilakukan pemerintah. Berikut informasi yang saya dapat saat menghadiri acara tersebut yang berlangsung di gedung Kominfo Jakarta.Â
Narasumber pertama, Agus Wibowo - Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan data dari Kemenkes per tanggal 23 September 2019 (dua hari sebelum acara diskusi media) sedikitnya ada 919.515 orang yang menderita ISPA akut yang tersebar di enam provinsi.Â
Lebih rinci beliau memaparkan, kejadian ISPA di Riau ada sebanyak 275.793 orang, di Jambi ada 63.554 orang, Sumatera Selatan ada 291.807 orang, Kalimantan Barat ada 180.695 orang, di Kalimantan Selatan ada 40.374 orang dan Kalimantan Tengah ada 67.293 orang. Angka ini bisa saja bertambah mengingat kepekatan asap semakin bertambah.
Di bidang KesehatanÂ
Itu sebabnya, Kemenkes telah menekankan untuk menjadikan puskesmas sebagai fasilitas pertama yang siaga melayani masyarakat terdampak karhutla. Lebih dari itu, pencegahan juga harus dilakukan terutama bagi masyarakat yang terserang ISPA. Â
Dampak asap karhutla yang menonjol di bidang kesehatan selain ISPA dan influenza adalah iritasi mata. Karena asap itu partikel debu yang mengganggu mata. Â Kalau diurut, kasus tertinggi justru datang dari iritasi mata setelah itu influenza. ISPA adalah dampak lanjutan ketika daya tahan tubuh rendah.Â
Disampaikan Achmad Yurianto - Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes bahwa Kemenkes sudah mengantisipasinya sejak jauh-jauh hari - persisnya sejak awal kemarau - karena kejadian ini tiap tahun berulang. Adapun Kemenkes telah membuat surat edaran agar semua fasilitas kesehatan di daerah potensi adanya bencana untuk siaga.Â
"Kemaraunya kan panjang. Dengan promosi kesehatan di semua kanal yang pertama adalah mencegah. Yang kedua kita sampaikan untuk hindari asap pada skala safe. Untuk mencegah dampak negatif asap masyarakat diajarkan membuat ruangan aman asap."
Membuat ruangan aman asap merupakan adopsi teknologi tepat guna sederhana berupa pemasangan kain dakron yang dibasahi. Teknologi ini adalah hasil kerjasama Kemenkes dengan ITB untuk membangun save community atas kejadian karhutla 2017 silam. Setelah diuji coba di beberapa sekolah dan dilakukan pengukuran ISPU di dalam dan luar kelas hasilnya ternyata kualitas udara lebih baik.Â