Mohon tunggu...
Diah Trisna Yuliana
Diah Trisna Yuliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Hobi saya random banget sesuai mood :))

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jalan Sarangan Ruwet

7 September 2022   07:45 Diperbarui: 7 September 2022   07:53 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Magetan merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki kekayaan wisata alam yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestic maupun internasional di banding daerah-daerah lainnya. Letaknya pun sangatlah straegis yaitu di kaki lereng Gunung Lawu. 

Udara yang sejuk dan pinggir jalannya dipenuhi oleh banyak tumbuh-tumbuhan seperti pepohonan yang membuat daerah Magetan menjadi asri dan indah untuk di pandang mata. Bahkan dinginnya suhu yang ada di daerah Magetan tidak membuat para wisatawan bosan untuk mengunjunginya. 

Terpantau jika weekend banyak wisatawan yang berasal dari luar daerah bahkan luar negeri banyak sekali yang berkunjung di Magetan, khususnya ke tempat wisatanya yang sangat terkenal ini yaitu Telaga Sarangan. 

Telaga Sarangan merupakan salah satu pusat dan juga ikon daerah pariwisata yang ada di Magetan, Telaga Sarangan masih terjaga dan itu menjadi alasan mengapa banyak wisatawan domestic maupun internasional yang sering berkunjung di Telaga Sarangan ini. 

Telaga Sarangan juga sering dikenal oleh masyarakat luas yaitu dengan nama Telaga Pasir. Menurut sang juru kunci Telaga Sarangan, Telaga Saragan dulunya berasal dari sepasang suami isteri yang bernama Kyai dan Nyai Pasir, sehingga dinamakan Telaga Pasir. 

Telaga Sarangan sendiri memiliki luas 30 ha dan berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Dengan suhu udara antara 15 sampai 20 derajat celcius. Di Telaga Sarangan tersedia banyak sarana dan prasarana seperti hotel berbintang hingga restaurant yang sangat mewah. 

Banyaknya warung-warung di pinggiran telaga membuat para wisatawan ingin mencoba makanan dari setiap warung satu ke warung lainnya. Selain itu juga ada spead boat dan becak air yang akan membawa para wisatawan untuk mengelilingi Telaga Sarangan. 

Dan juga tidak kalah menarik juga terdapat kuda yang akan mengantar anda untuk jalan-jalan mengitari sekitar Telaga Sarangan. Di samping itu di daerah Telaga Sarangan ada sebuah desa yang hanya atau khusus menjual pernak pernik seperti anyaman bambu, kerajinan kulit khas Magetan ,kerajinan sepatu ,dan souvenir lainnya. 

Juga ada produk-produk makanan khas dari Magetan, seperti emping melinjo, kerupuk puli atau sering disebut kerupuk dari nasi. Hidangan khas yang ada di daerah Telaga Sarangan yaitu sate kelinci. Biasanya sate kelinci ini dijual di berbagai warung yang terletak di pinggiran sekitar Telaga.

 Dengan letaknya yang sangat strategis yaitu berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah khususnya Kabupaten Karanganyar membuat Telaga Sarangan disetiap tahunnya memiliki pengunjung hingga sampai ribuan pengunjung disetiap tahunnya. 

Sehingga membuat pemerintah daerah Kabupaten Magetan mmebuat atau menyediakan jalan alternative atau jalan tembus untuk menuju Telaga Sarangan. Bahkan pemerintah Kabupaten Magetan menyediakan jalan tembus juga untuk menuju ke obyek wisata lainnya seperti Tawangmangu, Bukit Mongkrang. 

Taman Refugia, dan Air Terjun Grojogan Sewu. Telaga Sarangan dikenal sebagai destinasi yang dikelilingi banyak infrastruktur seperti gedung bertingkat yang memiliki fungsi untuk penginapan wisatawan dan juga beranekaragam warung-warung kopi yang ada di pinggiran jalan untuk menuju ke Telaga Sarangan. 

Selain berbentuk warung juga ada yang berbentuk caffe kopi shop yang biasanya digunakan seseorang untuk mengerjakan tugas kantor ataupun mahasiswa yang sedang skripsian sekaligus juga ingin menikmati pemandangan alam di Telaga Sarangan agar tidak frustasi dengan banyaknya tugas yang sedang di emban.
 
Dengan banyaknya infrastruktur tersebut membuat jalan menuju ke Telaga Sarangan sangat susah di jangkau oleh wisatawan. Dari mulai adanya warung-warung kopi yang terletak di pinggiran jalan menuju ke wisata Telaga Sarangan. 

Warung kopi ini sebenarnya di manfaatkan oleh pengujung untuk beristirahat setelah melakukan lamanya perjalanan yang mereka tempuh, akan tetapi juga menjadi problematika pengguna jalan lainnya, karena tidak adanya tempat parkir  khusus yang disediakan warung-warung kopi tersebut sehingga membuat para pengguna jalan lainnya mengalami kemacatan yang disebabkan oleh banyaknya transportasi yang parkir di pinggir sepanjang jalan menuju ke tempat wisata Telaga Sarangan. 

Disamping itu jalan untuk menuju Telaga Sarangan bisa dikatakan belum cukup baik karena masih banyak jalan yang berlubang, karena sering di lalui oleh bus-bus besar. Selain itu fasilitas-fasilitas yang ada di Telaga Sarangan masih digolongkan masih sangat buruk, seperti toilet umum yang sangat kumuh. 

Tidak adanya penjaga kebersihan membuat para wisatawan yang ingin membuang air besar ataupun kecil menjadikan mereka berbuat sewenang-wenang terhadap kondisi lingkungan. 

Kemudian adanya ketersediaan tong sampah yang kurang memadai membuat sampah menjadi berceceran di sepanjang jalanan dan juga di sekeliling Telaga Sarangan, sehingga akan menyebabkan terganggunya pemasok kebutuhan air bersih atau tercemarnya air bersih bagi warga sekitar di Kabupaten Magetan. 

Letak area parkir di Telaga Sarangan pun masih dinilai kurang, karena letaknya masih terpencar-pencar antara kendaraan satu dengan kendaraan lainnya. 

Selain itu arah menuju tempat parkir tersebut terlihat sejalur dan juga searah dengan jalur pengunjung yang berjalan kaki, sehingga kendaraan umum ataupun wisatawan yang hendak parkir akan mengalami kesulitan dan akan mengakibatkan terhambatnya jalan menjadi lambat atau macet, karena harus bergantian dengan orang-orang yang berjalan kaki. 

Disamping itu  disebabkan karena belum tersedianya jalur khusus wisatawan yang berjalan kaki yang akan menuju ke Telaga Sarangan. 

Maka dari itu dibutuhkan jalur khusus pejalan kaki untuk meunuju ke Telaga Sarangan agar tidak menghambat kendaraan-kendaraan lain yang akan menuju ke Telaga Sarangan selain itu juga mencegah resiko terjadinya serta mengurangi angka korban kecelakaan. 

Kenyataannya terlihat bahwa saking banyaknya pengunjung wisata yang berjalan kaki  yang memenuhi area pintu masuk wisata menuju ke Telaga Sarangan mengakibatkan banyak kendaraan wisatawan yang berhenti di jalan dan pada akhirnya terjadilah kemacatan di jalur tanjakan dan itu sangatlah berbahaya, karena bias terguling ataupun tergelincir ke belakang dan bisa mengakibatkan kendaraan-kendaraan lainnya terkena dampak buruknya.

 Kemudian salah satu wisata Telaga Sarangan kurang di pandang enak disebabkan oleh banyaknya pedagang kaki lima yang berdagang beraneka macam makanan dan minuman di tepi jalan dan mengelilingi Telaga. 

Dari sudut pandang pedagang itu sendiri menurutnya hal tersebut sangatlah menguntungkan bagi mereka semua, karena dengan berjualan di sepinggir Telaga Sarangan akan mempermudah para wisatawan untuk membelinya, namun bagi seorang wisatawan yang tidak ingin membeli makanan atau minuman tersebut akan merasa terganggu oleh keadan si pedagang tersebut, bisa saja pedagang tersebut menganggu pemandangan-pemandangan indah yang ada di Telaga Sarangan karena terlalu banyaknya pedagang yang berjualan makanan dan minuman di tepi Telaga Sarangan. 

Selain pedagang kaki lima yang dagangannya bisa di bawa kemanapun ada juga pedagang yang stay di tempat dan menggunakan gerobak dorong yang banyak menyebabkan kemacetan pejalan kaki, sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lalang jalan di Telaga Sarangan dan mengakibatkan berkurangnya kapasitas jalaan. 

Selain itu juga menganggu wisatawan lainnya yang ingin menaiki wahana di pinggir Telaga Sarangan, seperti menaiki kuda untuk mengitari seluruh jalan yang ada di Telaga Sarangan. 

Tidak hanya sekedar itu, terpantau masih banyak pengunjung khususnya pengunjung yang mungkin rumahnya tidak terlalu jauh dari tempat wisata membawa kendaraannya masuk ke area wisata Telaga Sarangan, ya mungkin dikarenakan kurangnya area tempat parkir yang sudah saya ulas di bagian atas, sehingga kerap sekali saya melihat banyak kendaraan khususnya kendaraan roda dua yang berparkir di pinggir Telaga Sarangan. 

Dan ternyata setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata pengunjung yang membawa motor mereka masuk ke area Telaga Sarangan memiliki maksud tersendiri, karena mereka ingin mengitari Telaga menggunakan kendaraannya sendiri dan tidak ingin mengeluarkan uang untuk menaiki wahana seperti menaiki kuda untuk mengitari seluruh daerah yang ada di Telaga Sarangan. 

Hal itu disebabkan karena mahalnya angka rupiah untuk menyewa wahana tersebut. 

Satu putaran saja kurang lebih Rp.60.000,00. Hal tersebut tentunya sangatlah menganggu tatanan sorot mata pengunjung lainnya yang ingin menikmati segala pemandangan ataupun fenomena yang terpapar di Telaga Sarangan. 

Selain itu juga menyebabkan keselamatan wisatawan terganggu. Hal yang tak kalah penting yaitu tersedianya pagar pembatas telaga yang bisa di nilai cukup buruk, karena kondisi pagar sekarang sudah lapuk, hal itu sangatlah berbahaya bagi pengunjung, karena bisa mengakibatkan terpelesetnya pengunjung dan jatuh ke dalam telaga karena tidak adanya pembatas tersebut. 

Sehingga saya harap Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan segera memperbaiki pagar tersebut. Sebagaimana diperlukan pagar yang ideal untuk membatasi antara penikmat Telaga Sarangan dengan Telaga Sarangan. Selain itu untuk menjaga keamanan serta kenyamanan pengunjung ketika mereka sedang enak-enaknya menikmati pemandangan alam yang sangat natural di Telaga Sarangan.

 
Di samping Telaga Sarangan ada juga anakanya yang sering disebut dengan Telaga Wahyu. Letak dari Telaga Wahyu tidak jauh dengan Telaga Sarangan yaitu kurang lebih 3 km dari Telaga Sarangan. Telaga Wahyu memiliki luas 10 hektar dan kedalaman 16 m. Meskipun liuasnya lebih sempit daripada Telaga Sarangan, Telaga Wahyu ini juga tidak kalah menarik dibanding Telaga Sarangan. 

Para pengunjung di Telaga Wahyu ini memang belum seramai pengunjung yang ada di Telaga Sarangan, sehingga suasana yang ada di Telaga Wahyu ini sangatlah tenang. 

Meskipun letaknya lebih rendah dari Telaga Sarangan, udara yang ada di Telaga Wahyu juga tidak kalah sejuk dari Telaga Sarangan. Hijaunya Telaga Wahyu sangat nyaman untuk dipandang mata para pengunjung. Biasanya pengunjung yang dating ke Telaga Wahyu hanya untuk memancing ikan. 

Dengan letaknya yang berada di tengah sejuknya udara Gunung Lawu membuat kegiatan memancing menjadi lebih sangat menyenangkan. Pemda Magetan juga sudah menyediakan beberapa wahana yang ada di Telaga Wahyu, seperti becak air yang akan disewakan bagi pengunjung yang hendak mengitari Telaga Wahyu. 

Namun di balik keindahannya Telaga Wahyu masih banyak infrastruktur yang masih tergolong rendah atau sangat buruk, seperti kurangnya area tempat untuk memancing. 

Tidak adanya area tempat memancing ini mengakibatkan para pemancing ikan sangat kepanasan. Di samping itu, panasnya di Telaga Wahyu disebabkan oleh kurangnya tanaman atau pohon-pohon hijau yang ada di Telaga Wahyu. 

Selain itu kurangnya pedagang yang berjualan makanan bahkan minuman, karena para pedagang berboyong-boyong untuk memilih berjualan di Telaga Sarangan yang pengunjungnya lebih ramai daripada Telaga Wahyu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun