Kemudian salah satu wisata Telaga Sarangan kurang di pandang enak disebabkan oleh banyaknya pedagang kaki lima yang berdagang beraneka macam makanan dan minuman di tepi jalan dan mengelilingi Telaga.Â
Dari sudut pandang pedagang itu sendiri menurutnya hal tersebut sangatlah menguntungkan bagi mereka semua, karena dengan berjualan di sepinggir Telaga Sarangan akan mempermudah para wisatawan untuk membelinya, namun bagi seorang wisatawan yang tidak ingin membeli makanan atau minuman tersebut akan merasa terganggu oleh keadan si pedagang tersebut, bisa saja pedagang tersebut menganggu pemandangan-pemandangan indah yang ada di Telaga Sarangan karena terlalu banyaknya pedagang yang berjualan makanan dan minuman di tepi Telaga Sarangan.Â
Selain pedagang kaki lima yang dagangannya bisa di bawa kemanapun ada juga pedagang yang stay di tempat dan menggunakan gerobak dorong yang banyak menyebabkan kemacetan pejalan kaki, sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lalang jalan di Telaga Sarangan dan mengakibatkan berkurangnya kapasitas jalaan.Â
Selain itu juga menganggu wisatawan lainnya yang ingin menaiki wahana di pinggir Telaga Sarangan, seperti menaiki kuda untuk mengitari seluruh jalan yang ada di Telaga Sarangan.Â
Tidak hanya sekedar itu, terpantau masih banyak pengunjung khususnya pengunjung yang mungkin rumahnya tidak terlalu jauh dari tempat wisata membawa kendaraannya masuk ke area wisata Telaga Sarangan, ya mungkin dikarenakan kurangnya area tempat parkir yang sudah saya ulas di bagian atas, sehingga kerap sekali saya melihat banyak kendaraan khususnya kendaraan roda dua yang berparkir di pinggir Telaga Sarangan.Â
Dan ternyata setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata pengunjung yang membawa motor mereka masuk ke area Telaga Sarangan memiliki maksud tersendiri, karena mereka ingin mengitari Telaga menggunakan kendaraannya sendiri dan tidak ingin mengeluarkan uang untuk menaiki wahana seperti menaiki kuda untuk mengitari seluruh daerah yang ada di Telaga Sarangan.Â
Hal itu disebabkan karena mahalnya angka rupiah untuk menyewa wahana tersebut.Â
Satu putaran saja kurang lebih Rp.60.000,00. Hal tersebut tentunya sangatlah menganggu tatanan sorot mata pengunjung lainnya yang ingin menikmati segala pemandangan ataupun fenomena yang terpapar di Telaga Sarangan.Â
Selain itu juga menyebabkan keselamatan wisatawan terganggu. Hal yang tak kalah penting yaitu tersedianya pagar pembatas telaga yang bisa di nilai cukup buruk, karena kondisi pagar sekarang sudah lapuk, hal itu sangatlah berbahaya bagi pengunjung, karena bisa mengakibatkan terpelesetnya pengunjung dan jatuh ke dalam telaga karena tidak adanya pembatas tersebut.Â
Sehingga saya harap Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan segera memperbaiki pagar tersebut. Sebagaimana diperlukan pagar yang ideal untuk membatasi antara penikmat Telaga Sarangan dengan Telaga Sarangan. Selain itu untuk menjaga keamanan serta kenyamanan pengunjung ketika mereka sedang enak-enaknya menikmati pemandangan alam yang sangat natural di Telaga Sarangan.