Mohon tunggu...
Diah Trisnamayanti
Diah Trisnamayanti Mohon Tunggu... Guru - Pengajar, Ibu rumah tangga, Penulis

I had worked as a teacher at about 23 years. I teach Majoring English in SMK MedikaCom Bandung. Sometime I write in my blog, Facebook, Twitter, Linked, Instagram or Wattpad. I write actually in my spare time after teaching my class. I just wanna to try my positive behavior in order that my students will rise them up more better than me. If I had a lot of trouble to giving lesson, I just send my difficulty to Allah S.W.T.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Laga yang Dinantikan dan Menetukan

2 Mei 2024   17:25 Diperbarui: 8 Mei 2024   11:15 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara laga semifinal dimana timnas U23 Indonesia tidak bisa menurunkan Rafael Struick, Sananta dan semua pemain mampu mengimbangi jalannya permainan dengan konsep bertahan dan menyerang yang terasa monoton serta kurang kreatif.  Bola passing tim uzbekistan sangat tepat diberikan dari kaki ke kaki pemainnya mereka menyerang menggunakan taktik serangan balik, Indonesia meladeni dengan sabar. 

Tendangan mereka mampu dicounter kiper Ernando Ari. Itu terjadi berulang-ulang. Indonesia mungkin kurang fokus dan sedikit mulai terasa down mentalnya ketika beberapa kali pemain Uzbekistan adu fisik striker timnas Indonesia yang awalnya tidak diladeni, sekali lagi pancingan untuk meruntuhkan daya juang lawan itu berhasil dijalankan tim Uzbekistan. Tetapi di menit ke 60 Ferrari yang bermain apik mampu memasukkan bola ke gawang tim Uzbekistan. 

Wasit Var dan Wasit pertandingan mengatakan Sananta sang striker dianggap offside. Wasit tidak memberikan gambar utuh tapi potongan video yang mengarahkan sananta offside. Mental pemain menjadi jatuh, jika pertandingan ini memang berat sebelah. Itulah pertandingan dengan bola bundar dan kepala-kepala manusia yang memiliki pemikiran yang berbeda. Selain hal tersebut, bisa kita lihat permainan timnas Uzbekistan dengan lawan-lawannya yang lain. 

Permainan mereka bergulir hampir sama, semua lawan mereka pasti terkena kartu merah dan mereka menang ketika lawan hanya memiliki 9 atau 10 pemain. Pertandingan yang lucu, bola bundar akan mengikuti bagaimana manusia menggunakannya. Semua gol yang dicetak pemain Indonesia yang selalu ingin bermain fair play, masuk dengan cara yang Allah berikan dengan penuh keindahan dan profesional. Ketika Arab Saudi, Vietnam juga Indonesia dikalahkan oleh Uzbekistan, gol yang mereka berikan memang kuat tapi tak bernyawa dan tidak menimbulkan kebahagian bagi para pemain.

Betapa frustasinya tim Jordania, Korea Selatan dan Australia saat itu ketika ketinggalan gol dari Indonesia yang berada di peringkat 134. Semalam dan mungkin masih sampai sekarang, para pemain timnas Indonesia U23 pun merasakan. Mereka belajar dari tim-tim itu, maka laga mereka sekarang agar lolos ke Olimpiade Paris harus memenangkan laga melawan Irak. 

Nikmati kemana sang "bola" menggelinding dan tentukan arahnya adalah fokus yang tepat ketimbang maladeni playing victim sang lawan. Sebagai penonton, saya melihat permainan pemain-pemain Uzbekistan adalah permainan dengan strategi terburuk yang diambil pelatihnya agar memenangkan pertandingan.

Biarlah permainan buruk yang mereka berikan pada lawan menjadi kebanggaan mereka; Garuda Muda harus memiliki ciri bahwa bermain bola adalah kebahagian kalian maka kuatlah kalian dengan cara berpikir yang efektif, disiplin dan kreatif.

Harapan penonton seperti saya, timnas Indonesia bisa bermain cantik dan menikmati setiap serangan dengan counter attack yang tidak mencederai siapapun. Menghargai keputusan wasit, tampil bersahabat dengan lawan tapi penuh kompetitif dalam menjalankan strategi FairPlay.

Alhamdulillah, Allah masih memberikan ujian besar bagi kekompakan tim Garuda muda U-23 ini sehingga mereka tetap menatap impian dengan penuh sukacita. Bagaikan padi, makin berisi makin merunduk; jadilah kalian seperti itu. pembelajaran yang baik diantara kalian, kami rekam untuk disebarkan pada anak-anak di sekolah.

Semangat ini perlu dikobarkan terus di laga berikutnya, psikologi mental mereka juga harus diperkuat agar tak mudah terpancing emosi dan lebih mengeluarkan potensi terbaik untuk menikmati setiap permainan dengan bahagia.

Faktanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun