Oleh Diah Trisnamayanti
Penerimaan Peserta Didik Baru telah  usai di setiap jenjang sekolah. Saat ini Peserta Didik sedang beradaptasi dengan lingkungan baru. Ini bisa mempengaruhi gaya hidup dan pemikiran nya sebagai "new comer" di lingkungan tersebut. Â
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, hanya berbicara aturan melekat yang tertulis di atas kertas. Terkadang, sebahagian penghuni sekolah bisa saja guru, tenaga kependidikan dan peserta didik yang tingkatannya lebih tinggi memberikan aturan yang tidak tertulis. Ini yang justru lebih efektif mengena pada peserta didik baru. Bahkan lebih sering diikuti oleh para peserta didik baru. Di sana mereka berkomunikasi. Bukan sekedar berbicara tetapi perilaku menunjukkan kepatutan yang semestinya di teladani.
Sebut saja, contohnya: Murni, anak polos tak pernah dipoles bedak ketika dia datang ke sebuah sekolah baru; dia melihat kakak kelasnya menggunakan bedak dan parfum dengan liptin yang sangat kentara merah segarnya. Otomatis ketika masa MPLS usai, Murnipun mencoba mengenakan hal yang sama. Salah, kah? Ehm Tidak. Hak azazi manusia, itu disampaikan seorang anak yang latar belakangnya selalu mengkritik pedas.
Dari contoh yang disebutkan, para pendidik maupun kependidikan sebagai pengelola sekolah dapat memberikan pengalaman yang arahnya positif bukan sekedar "Kata dan Nasehat"
Ada di suatu hari dimana setiap anak di sebuah sekolah perlu mengikuti ekstrakurikuler. Merekapun memilih dengan penuh antusias. Karena masih emosi dan semangat belajar di hari pertama, mereka memilih ekstrakurikuler kadang lebih dari dua. Ketika pelaksanaan ekstrakurikuler, mereka tidak mampu membagi waktu dan kelelahan; sementara pekerjaan utama mereka belajar di sekolah secara formal ditinggalkan. Mental peserta didik sudah mulai terkikis dengan jadwal pembagian kerja dan strategi memilih yang disukai sehingga skala prioritas bahkan tidak bisa dikenali terjadi padanya.
Pendidik yang berperan sebagai wali kelas perlu memberikan solusi terbaik untuk siswa yang mengalami hal seperti ini. Sementara pendidik yang berperan menjadi guru kelas atau guru mata pelajaran perlu memberikan imburst tugas pembelajaran yang menguatkan kesenangan mereka agar terkorelasi antara ekstrakurikuler dan pembelajaran di dalam kelas.
Pengejawantahan dari imburst itu sendiri membutuhkan dukungan dari berbagai pihak sehingga peserta didik memiliki rasa percayadiri yang kuat, tidak ragu mengambil keputusan dalam bekerja, cekatan dalam melakasanakan tugas.
Ada seorang anak yang datang untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Bahasa Inggris, dia hanya merasa tertarik mengikuti. Sebelumnya dia hanya mengikuti kegiatan e-sport dalam ekstrakurikuler dan sudah sering berkomunikasi dengan orang luar ketika bermain game on line. Ketika dia ditanya benda-benda disekitar menggunakan bahasa Inggris, dia alhamdulillah mampu menyebutkan meskipun awalnya bersuara sangat rendah. Semakin siang belajar, dia semakin menguatkan diri dalam bercerita. Tulisan dalam ceritanya seperti ini;
Dari contoh di atas, bila dilihat juga video. Mereka benar-benar sedang mempelajari kebiasaan dan membuat suasana hati mereka senang dan  menambah motivasi untuk berupaya lebih dalam mencari yang mereka butuhkan.
Program Rekayasa Perangkat Lunak diberikan alternatif pada arah pembuatan gim (Game Developer). Meskipun jujur, penulis kurang memahami tujuan utama pemerintah -- Kemendikbudristek -- mengarahkan program jurusan RPL pada keahlian ini. Penulis yakin pasti ada hal baik dibalik ini semua. Terbukti 2 siswa di atas, mereka tahu persis detil game yang disenangi oleh semua anak-anak dan tahu mengapa mereka menjadi stres bermain game. Mereka tertarik masuk RPL salah satunya mereka tertarik mengetahui bagaimana game developer bekerja.
Para pendidik mungkin tinggal mengambil informasi besar bagaimana mengolah kepercayaan diri, keyakinan terhadap sesuatu, mampu memutuskan dengan tepat. Menguatkan prinsip kerja serta pola berpikir yang konkrit dalam kehidupan peserta didik di berbagai lingkungan. Adaptasi yang menguji mental bisa mengubah cara pandang tentang sesuatu yang berada di kehidupan peserta didik itu sendiri.
Silahkan mencoba dan bereksplorasi melihat perubahan besar peserta didik ketika mengikuti mengenal lingkungan baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H