Mohon tunggu...
Diah Trisnamayanti
Diah Trisnamayanti Mohon Tunggu... Guru - Pengajar, Ibu rumah tangga, Penulis

I had worked as a teacher at about 23 years. I teach Majoring English in SMK MedikaCom Bandung. Sometime I write in my blog, Facebook, Twitter, Linked, Instagram or Wattpad. I write actually in my spare time after teaching my class. I just wanna to try my positive behavior in order that my students will rise them up more better than me. If I had a lot of trouble to giving lesson, I just send my difficulty to Allah S.W.T.

Selanjutnya

Tutup

Music

"Telor Ceplok" Versi "Golden Hour" Mark Lee

28 April 2023   01:53 Diperbarui: 28 April 2023   01:54 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Mark Lee enjoys discussing with Eehosoo

Oleh Diah Trisnamayanti

Mendengar aransemen lagu Golden Hour yang beraliran Genre musik Pop Rock dengan kekuatan rapp dan falsetto dikumandangkan Mark Lee,  nampak harmonis dengan drum serta gitar yang kental sebagai bentuk identifikasi karya Mark Lee kali ini. 

Lirik lucu dipadukan dengan manis oleh Dress sang produser dalam karya seni kreatif yang menggugah imajinasi pendengar pada situasi lucu dan bisa dialami oleh siapapun. 

Dia mampu membuka lembaran ketidakmampuan seorang idol memasak telor ceplok menjadi gambaran yang cukup manusiawi. Idol K-POP juga manusia yang punya kekurangan. Mark Lee, yang setahun lalu mampu menggebrak dunia musik dengan mini albumnya sendiri bertajuk "Child"

dok. Golden Hour MV, Mark Lee
dok. Golden Hour MV, Mark Lee

Kalau waktu itu berbicara tentang sisi lain Mark Lee. Sang pemuda tampan kelahiran Canada 24 tahun silam dengan pemberontakan yang sebenarnya mencerminkan juga pemberontakan diri seorang pemuda pada umumnya. 

Kali ini dia menumpahkan perasaan hatinya ketika para fans menanyakan pada Gordon Ramsay Sang Chef terkenal dengan kata-kata pedasnya tentang pemuda yang dianggap sebagai 'pacar' tapi tak mampu menggoreng telor ceplok dengan baik; yang dijawab Ramsay dalam twitternya 'cari saja pacar baru' membuat Mark berpikir terus menerus di sepanjang hidupnya setelah kejadian tersebut dan mulailah dia menggoreskan penanya untuk menjadikan lirik dengan aransemen musik yang apik.

Sementara Dress dan rekan lainnya memberikan sentuhan harmonisasi ke dalam lagu tersebut sebagai alur hidup yang dijalani Mark sebagai manusia biasa. Sang sutradara Music Video pun bekerja keras memadu-padankan pemikiran Mark Lee, Dress, dan Sutradara sendiri dari sudut pandang pekerja kreatif seninya; setelah berdiskusi intens tersebut, sang pemilik ide Mark Lee yang sebenarnya sedang melaksanakan World Tour bersama group K-Pop NCT Dreamnya dan hanya memiliki waktu di sela-sela libur sebelum World Tour ke Thailand saat itu untuk bertemu Dress demi mengerjakan semuanya dalam waktu yang cepat. Pemuda-pemuda kreatif yang bekerjasama dengan cara yang menyenangkan dan penuh kebebasan berekspresi bisa terlihat hasilnya amat menakjubkan.

Baca juga: Upstairs-Downstairs

dok. Golden Hour MV, Mark Lee
dok. Golden Hour MV, Mark Lee
MV yang cukup kocak penuh warna kuning dengan berbagai ornamen telur dipadu dengan keindahan alam di saat matahari tenggelam memberikan kesan Mark dengan kecerdasan bermusiknya yang selalu meyatu dengan alam dimana dia berdiri. 

Kontrasnya manusia dengan talenta bermusik dan kreativitas sutradara dalam MV justru menguatkan cerita bahwa seperti itulah manusia seharusnya hidup selalu mendukung kebaikan yang ada di sekitarnya bukan sebaliknya. Salut! untuk seorang pemuda seperti Mark Lee yang mampu menggaet kreator-kreator musik di Korea demi menyampaikan pesan energik dalam karya mereka.

dok. Mark Lee Interview dan MV Golden Hour
dok. Mark Lee Interview dan MV Golden Hour
Berbagai youtuber musik di belahan dunia, banyak memberikan reaksi positif dari kegagalan seorang Mark Lee membuat telur Ceplok dalam "Golden Hour = Gordon Ramsay". Jelas ini membuktikan Rapp dengan Pop Rock dalam "Golden Hour" Mark Lee akan makin menghibur pendengar yang memang ingin mem'booster"kan jiwa seni sebagai talenta Illahi yang perlu disyukuri dan dimanfaatkan untuk mengobati hati yang sedang jemu karena kerja yang tak henti.

dok. 2 Mark Lee Interview dan MV Golden Hour 
dok. 2 Mark Lee Interview dan MV Golden Hour 

Kehidupan dalam industri kreatif memang dipaksa untuk terus berkarya dan meningkatkan kreatifitasnya tetapi terkadang manusia lupa bahwa dia ciptaan Illahi yang memiliki keterbatasan ketika bekerja tak henti dan pundi rupiah tak kunjung hadir, bukan karena sentimen illahi tetapi mampukah kita berkreasi dengan yang Allah berikan tanpa meninggalkan kebiasaan berbuat baik dan bekerja sama dengan berbagai pihak, dunia tak akan berhenti bergerak jika kita  berani bekerjasama dan belajar untuk mengasah kreatifitas.

Talenta tak akan menjadikan karya yang baik dan bermanfaat buat kehidupan manusia itu sendiri bila hanya berdiri sendiri tanpa dukungan pekerja kreatifitas di bidangnya dan komunikasi yang baik. Nilai uang pasti menjadi kendala diurutan ke sekian bila kompetensi itu didiskusikan dengan penuh kebaikan. Pasti ada jalan keluar.  Itulah yang coba disampaikan pemuda berusia 24 tahun ini.

dok. Mark Lee enjoys discussing with Dress.
dok. Mark Lee enjoys discussing with Dress.

dok. Mark Lee enjoys discussing with Eehosoo
dok. Mark Lee enjoys discussing with Eehosoo

Setidaknya, Mark bisa memberikan suguhan dan pesan bahwa lagu-lagu cadas atau musik-musik keras ala  Pop Rock ini bukan sesuatu yang memang harus bernilai dari hal-hal yang keras dan menyakitkan gendang telinga. Dia benar-benar mencoba mengalirkan perasaannya dalam cerita kehidupan yang biasa dialami oleh banyak pemuda. Kerja kerasnya memang menghasilkan suatu karya seni yang bernilai bagi diri dan masa dimana dia hidup saat ini.

dok. Golden Hour MV
dok. Golden Hour MV "Yolk Colou"

Maaf ya, bila saya membandingkan proses kerja artis di Indonesia yang sangat bekerja keras seperti Rosa, Tulus, Agnes Monica dan sederet nama besar lainnya, jujur saja boleh saya katakan. Mereka sangat ekslusif untuk memberikan imajinasi kerja keras mereka. 

Hanya beberapa orang saja yang mengetahui bahwa mereka memang bekerja keras dalam proses pembuatan semuanya. Sementara artis muda yang belum mengetahui trik kerja sebagai pegiat kreatif seni, menganggap bahwa pekerjaan seorang artis cukup mudah. Hanya dengan kemampuan seadanya dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah, tapi mereka tidak tahu bagaimana sebuah karya dapat menjadi budaya berpikir yang maju atau hanya jalan ditempat saja di negara kita ini.  

Menjadi seperti mereka atau seperti Mark Lee yang sudah mendunia sangatlah perlu perjuangan; Mark membuktikan seorang artis sepertinya yang saat ini bisa dikatakan artis kelas dunia dengan karya kreatifnya yang bisa diakui oleh semua pengamat musik manapun. Tak pernah berhenti belajar dan berlatih baik kemampuan mengolah kata, silabus dan pengucapannya serta kemampuan berimajinasi kreatif untuk dituangkan sangat mendalam pada lirik lagunya sehingga lagu itu menjadi cukup enak ditelinga. Selain dia amat baik hati dimana dia tak pernah sedikitpun menyepelekan pekerjaan orang lain ketika dia mengkemas album solonya ini. Setidaknya artis muda kita perlu melihat latar ini. Tidak pernah puas untuk menjadi profesional di bidang ini. Tidak hanya sekedar pamer harta tanpa kerja keras. Tetap menghormati orang yang lebih tua darinya, bukan hanya sekedar di bibir saja; menghargai pendapat yang lebih muda. Hal itu menjadi pembelajaran yang berguna bagi seorang manusia apapun jabatannya.  

Semua dia lakukan karena dia ingin menyampaikan pesan-pesan di pemikirannya. Saya bisa mendapatkan sedikitnya ilmu bagaimana proses kreatifitas itu dihasilkan dengan melihat cara Mark, Dress dan sang Sutradara Eehosoo bekerja. Setidaknya mereka benar-benar memberikan ilmu bagaimana kita dapat lebih profesional dalam berkreatifitas. 

dok. Recipe part 2 Interview
dok. Recipe part 2 Interview "Golden Hour" 
dok. Mark Lee give speech about Golden Hour
dok. Mark Lee give speech about Golden Hour
dok. How Eehosoo directs Golden Hour MV
dok. How Eehosoo directs Golden Hour MV
Telur ceplok garapan Mark, Dress dan Eehosoo, memang merupakan kerjasama apik yang perlu ditiru oleh banyak artis Indonesia. Talenta tanpa kreatifitas dan kerjasama yang menyenangkan tidak akan mungkin bisa dapat dikerjakan dengan hasil baik. Mark boleh jadi orang yang tidak mengukur nilai $ atau Kwon yang akan dia raih untuk harta bendanya. 

Dia sosok pemuda yang hanya senang bermusik dan ingin menyuguhkan musik pada penggemarnya. Bravo Mark.  Semoga anak-anak didik saya ada yang bisa mengkombinasikan antara talenta, kerjasama individu dan industri seperti yang dilakukan Mark dengan talenta bermusiknya.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun