"Kamu bisa anter ibu ke rumah sakit Meditrania Depok,  ga nak?" teriaknya setelah menutup gagang telpon. Dia gamit HP dimasukkan ke tas dan buku tabungan yang dia sisihkan untuk kontrakan dan impiannya naik haji tahun depan. Byori tergopoh-gopoh menemuinya di kamar.
    "Ada apa emangnya bu?" masih terdengar hela nafas karena lari dari halaman depan dimana warung makanan matang ibunya sedang dia tunggui. Saat itu pula terdengar gerung mobil milik Binar, pemuda yang selalu bersama Byori saat kuliah di Universitas Negeri sampai  Byori kuliah di Swiss dari beasiswa yang diberikan universitasnya, dia selalu membantunya. Meskipun Byori terkadang bingung dengan status mereka ketika ditanya oleh kawan-kawannya, mereka selalu menjawab kompak sahabat baik. Â
    "Bulekmu sakit nduk, dia adik ibu satu-satunya; adik ibu yang mendukung ibu saat ibu difitnah dulu, nduk. Yuk anter ibu."
    "Iya, bu. Tuh Binar datang." Byori menyahut penjelasan ibunya. Kakak iparnya Raena dan keponakannya yang mengikuti Byoripun mengangguk-angguk. Byori langsung keluar menemui Binar.
    "Mas Binar, anter ibu yuk. Ibu minta aku nemenin dia ke Rumah sakit Meditrania Depok. Mas tahu kan tempatnya?" jelas Byori ke Binar dengan lembut
    "Hmmm, yuk" senyumnya bijak dan tangannya menjentikkan ke hidung Byori. Binar langsung balik ke mobilnya yang mulus dan terbaru. Sementara Byori langsung ambil tas dan segala kelengkapannya. Kemudian melangkah ke kamar ibunya.
    "Tante, nanti jangan lupa ya, beliin Ice cream di Mc D, aku pengen tante" kata Lunar merajuk. Adiknya, Cerina  pun ikut-ikutan.  Â
    "Lunar.. Cerina...  sini sayang, tantemu kan mau ke rumah sakit bukan jalan-jalan." " Udah de Byori, ga usah didengar ponakan kamu.. " tambah Raena menjelaskan. Byori senyum lihat tingkah ponakan-ponakannya itu.
    "Mbak, aku anter ibu dulu ya. Kasih tau mas Do. Nanti suami mu itu nanyain ke aku terus... hehehe" canda Byori sambil menggamit tangan ibunya menuju ke mobil Binar. Binar mempersilahkan Suci duduk di belakang sementara Byori di depan bersamanya. Suci berharap cemas saat Binar mengantarkannya ke pintu rumah sakit dan mencarikan kamar 3041.
    "Byori.. benar tidak kamarnya ini?" tanya Binar berbisik di dekat Byori
    "Namanya bukan Syamsinar. Kamu gimana? Kasihan tuh ibu naik turun"