Mohon tunggu...
Diah Trisnamayanti
Diah Trisnamayanti Mohon Tunggu... Guru - Pengajar, Ibu rumah tangga, Penulis

I had worked as a teacher at about 23 years. I teach Majoring English in SMK MedikaCom Bandung. Sometime I write in my blog, Facebook, Twitter, Linked, Instagram or Wattpad. I write actually in my spare time after teaching my class. I just wanna to try my positive behavior in order that my students will rise them up more better than me. If I had a lot of trouble to giving lesson, I just send my difficulty to Allah S.W.T.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kelereng Kita (Cernak)

4 Januari 2022   22:48 Diperbarui: 4 Januari 2022   23:32 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Diah Trisnamayanti

Istirahat pelajaran tatap muka hari Jum'at belum berakhir. Siswa SD Perkasa kelas 3, masih berada di lapangan sekolah. Mereka sedang bermain kelereng. Ada lingkaran yang berbentuk lubang dan kelereng disusun rapi di dalamnya. Pemain kali itu hanya tertinggal dua orang, Randi dan Yusuf. Sebelumnya Irwan, Dudi, Odih, dan Ridwan bermain bersama mereka. Namun seiring waktu istirahat yang hanya tiga puluh menit maka Randi dan Yusuf yang bertahan.

Yusuf dan Randi berdiri sekitar sepuluh langkah dari bulatan yang mereka buat agar mereka dapat melempar kelereng yang di tangan mereka mendekati kumpulan kelereng di bulatan tersebut.

"Kamu duluan Randi" usul Yusuf.

"Oke, friend. Nah .. huuuoop. Aiiigh" sambil melempar kelerengnya dan melentingkan tubuhnya dengan lucu. Posisi kelerengnya berjarak satu setengah jengkal dari bulatan tersebut.

"Giliran aku ya. Uuughhhmm ohh sampai dong" doa Yusuf sambil melempar kelerengnya juga. Posisi lemparannya berbeda setengah jengkal lebih jauh dari Randi.

"Ayo Ran.. kamu bisa" Irwan menyemangati dari pinggir lapangan bersama Odih, sementara Dudi memberi semangat Yusuf. Randi memberikan tanda jempol pada temannya, kemudian mulai menjentikkan kelerengnya ke arah kumpulan kelereng itu.

STERRRR.. kelerengnya menyebar setelahnya.

Satu per satu kelereng yang menyebar disentil Randy dengan kelereng utamanya. Dari sepuluh Randi bisa mengambil lima kelereng milik Yusuf dan satu kelereng miliknya sendiri. Pada tembakan sentil ke delapan kelereng utamanya jauh melesat keluar sasaran. Yusuf pun melakukan hal yang sama dengan Randi. Jumlah kelereng tersisa ingin dibabat habis oleh sentilanya. Yusuf akhirnya dapat menyelesaikannya. Tepat saat bel masuk kelas, mereka telah menyelesaikan permainan.       

Mereka menghitung perolehan jumlah kelereng untuk disimpan di sebuah wadah yang diberikan pak Budi di ruang kerja beliau sebagai guru olah raga. Mereka melangkah ke kelas untuk mengikuti pelajaran matematika. Wajah mereka terlihat bahagia dan mereka menceritakan satu sama lain kisah mendapatkan kelereng maupun kegagalan untuk diperbaiki saat bermain lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun