Mohon tunggu...
Diah Sintya girsang
Diah Sintya girsang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa UAJY

Diah sintia 200907446 Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Cuties (2020) Menuai Pujian dan Hujatan di Netflix

16 November 2022   23:50 Diperbarui: 17 November 2022   00:25 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sebelum mengulas lebih dalam terkait sinopsis film,penting untuk mempelajari bahwa film merupakan salah satu bentuk komunikasi massa yang memberi pengaruh dalam menjangkau seluruh segmen sosial masyarakat. Film merepresentasikan kebudayaan dan sebagai proses budaya suatu masyarakat dalam bentuk gambar bergerak Ardianto ( Astuti,2022,h. 67). 

Maka, film saling erat berkaitan dengan kehidupan sosial manusia, karena melalui film kita memperoleh informasi dan kita sebagai penonton mampu memberikan informasi sehingga film dapat memengaruhi ideologi masyarakat.

Penonton setia Netflix pasti tidak asing jika mendengar film Cuties (2020) yang  pernah marak diperbincangkan publik dan menghasilkan beragam perspektif penonton. 

Mengapa tidak, film perancis yang berjudul Mignonnes atau Cuties (Inggris) tayang di Netflix menimbulkan kontroversial bahkan di Indonesia. Tidak hanya itu, film Cuties (2020) mengalami boikot dari Netflix, serentak ribuan orang menjalankan aksinya dengan tagar  #CancelNetflix. Pasalnya, film tersebut mengandung adegan sensual pada anak di bawah umur.

Nah, semiris apa pemeran sensualitas dari film Cuties? Apakah selain Kontroversi terdapat hal yang patut dibanggakan? YUK SIMAK SEKSAMA..

Sinopsis film Cuties (2020) 

dilansir dari portal berita CNN Indonesia serial film Cuties menceritakan tentang seorang gadis bernama Amy berusia 11 tahun yang sedang mengalami pergulatan batin. Tiba di Senegal kampung halamannya. Selagi menunggu kedatangan ayahnya, Amy beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, namun tetap patuh pada tradisi leluhur  secara turun-menurun dengan berpegang teguh pada ajaran agama Islam. 

Tetapi,kenyataan tidak sesuai harapan, selama masa adaptasi Amy justru mendapatkan kenyataan pahit yang menimpa keluarganya,mulai dari ayahnya menikah lagi,ibunya stress dan takut disalahkan karena tidak benar dalam mengurus anak,merasa gagal menjadi istri sekaligus ibu,selain itu gejolak pubertas yang Amy alami. Lalu Amy menemukan kelompok sebaya yang terlihat bebas dan lepas dalam menjalani hidup, Amy akhirnya tertarik dan bergabung.

Film dikatakan kontroversial

Film arahan Mamouna Doucour yang berjudul " Cuties" dikatakan terlalu vulgar dalam menampilkan anak-anak. Setelah Netflix mengambil alih hak tayang akibat film "Cuties" (2020) ini mengundang kontroversi. Walaupun menang di Sundance Film Festival kategori Directing Award - Dramatic, tetapi para kritikus menyampaikan bahwa film ini terlalu merujuk pada pornografi anak. 

Penonton menyalahkan Netflix terhadap marketing film yang mempromosikan pedofilia. Demi eksistensi diri Amy dalam film menuntut dirinya untuk tampil layaknya orang dewasa. Memberi keresahan seorang ibu pada sang anak terlebih lagi saat masa pubertas melanda. 

Tidak terdapat adegan seks,namun bagian tubuh yang dipertontonkan oleh anak-anak,sehingga akan memicu terpancingnya para pedofil. Saat adegan meniup kondom layaknya balon tentu tidak patut untuk dipertontonkan. 

Tanggapan Penonton

Narasumber pertama bernama PS yang berusia 21 Tahun status mahasiswa, mengatakan jika film Cuties ini menampilkan hal tidak senonoh dan tidak sepatutnya anak-anak membawakan peran seperti itu, dalam film terdapat adegan yang berlebihan seperti menunjukan tubuh anak-anak di bawah umur layaknya eksploitasi anak. Lalu pemeran Amy kerap berpakaian minim. Mirisnya, terdapat adegan Amy yang sedang memotret alat reproduksinya dan diunggah ke media sosial.

Narasumber kedua bernama TR yang berusia 23 tahun status mahasiswa melontarkan kata bahwa film cutie memiliki alur cerita yang tidak membosankan, memperlihatkan beragam konflik yang sejatinya banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari serta tidak hanya terdapat di Paris bahkan di Indonesia pun ada. 

Seperti istri yang depresi, lalu tanggung jawab perempuan dalam merawat anaknya, intinya banyak stigma sosial dibandingkan konflik eksploitasi dan pornografi anak.Selain itu setelah menonton film Cuties merasa kembali ke masa kanak-kanak.

Narasumber ketiga bernama KZ yang berusia 21 tahun status mahasiswa mengutarakan terkait film tersebut, patut memberi apresiasi pada setiap pemain yang membawakan cerita dengan baik di tengah maraknya hujatan yang diterima, terlebih lagi pemerannya merupakan anak-anak. 

Namun, adegan yang menarik perhatiannya terlihat secara nyata bahwa terdapat adegan yang mengandung unsur mengeksploitasi seksualitas anak. Pada adegan twerking yang dilakukan oleh geng Cuties.Lalu adegan yang mengandung eksploitasi anak terlihat saat Amy dan teman-temannya menari tarian populer oleh orang dewasa dan mengunggah di akun sosial media, jadi sosial media mempengaruhi anak-anak yang meniru dan bertindak seperti orang dewasa. 

referensi : 

Astuti, R. A. V. N. P. (2022). Buku Ajar Filmologi: Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.

https://hot.detik.com/movie/d-5178610/kontroversi-film-cuties-dipuji-di-festival-dihujat-di-netflix

https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200915165728-220-546821/review-film-cuties

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun