Mohon tunggu...
Diah Sarithi
Diah Sarithi Mohon Tunggu... Lainnya - Man Jadda Wa Jada

Celoteh.literasi30

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Peran Orang Tua dan Media terhadap Kasus Gangster di Kota Bengkulu

18 Oktober 2024   22:37 Diperbarui: 19 Oktober 2024   00:00 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
restabengkulukota.bengkulu.polri.go.id

Pada awal Oktober 2024, keberadaan gangster di kota Bengkulu mengguncang dunia kriminal yang meresahkan masyarakat. Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok gangster ini sudah terjadi di jalanan maupun di lingkungan permukiman yang telah memicu kekhawatiran dan trauma bagi masyarakat. 

Pasalnya isu ini bisa mengancam keselamatan masyarakat yang sedang melakukan kegiatan di luar rumah khususnya bagi pelajar, mahasiswa/wi dan pekerja. 

Mereka tidak hanya melakukan tindakan kriminal seperti pemalakan dan perampokan, tetapi juga kerap terlibat dalam perkelahian antar kelompok yang mengganggu ketertiban umum. Situasi ini jelas memerlukan perhatian serius dari pihak yang berwenang. 

Saya sebagai seorang kakak yang memiliki adik seorang mahasiswi aktif yang berkuliah di Universitas Bengkulu dan bertempat tinggal di Desa Riak Siabun, kabupaten Seluma tentunya saya merasa khawatir setelah mendengar isu tersebut, khusunya ketika adik saya pulang menjelang malam hari. 

Isu ini dapat memberikan pengaruh terhadap proses kegiatan perkuliahan dan organisasinya dan dapat menimbulkan pengaruh kurang baik dari segi psikologis. Maraknya kasus gangster ini sudah berseliuran di media sosial yang memberikan pengaruh buruk bagi masyarakat seperti menumbuhkan rasa takut dan khawatir serta mengganggu aktivitas sehari-hari.

Bagian yang memprihatinkan adalah mayoritas pelaku gangster ini adalah remaja yang masih berstatus pelajar SMP dan SMA. Ada juga yang masih usia remaja, akan tetapi karena suatu hal mereka sudah putus sekolah. Mereka juga membawa dan menggunakan senjata tajam untuk melakukan tindakan negatif yang merugikan dan membahayakan orang lain bahkan merusak fasilitas umum. 

Menurut Nunung Unayah dalam jurnal "Analisis Faktor Pendorong Remaja Terlibat Dunia "Gangster" di Kota "X" ditinjau dari Teori Kontrol Sosial, 2024" menjelaskan bahwa berbagai tindakan negatif atau penyimpangan seperti melukai orang yang tidak bersalah, membegal, mencuri dan merusak fasilitas umum yang dilakukan oleh sejumlah remaja seringkali dianggap oleh mereka sebagai hal yang biasa, bahkan ada yang menganggapnya sebagai suatu kebanggaan. 

Mereka sering menyebut perilaku tersebut sebagai bentuk keberanian diri... Namun, perilaku negatif yang dilakukan remaja tersebut dianggap masyarakat sebagai tindakan kriminal yang melanggar norma dan hukum yang berlaku. 

Ada beberapa faktor yang mendorong remaja terlibat dalam kelompok gangster diantaranya putus sekolah, kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua, kurangnya akses terhadap pendidikan dan lapangan kerja yang memadai, kondisi ekonomi, lingkungan sosial dan penggunaan gadget yang salah.

Menanggapi kasus ini, peran orang tua sangat dibutuhkan sebagai garda terdepan dalam memantau, mengawasi dan menanamkan karakter positif kepada anak khususnya bagi anak usia remaja. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan orang tua merupakan figur pertama dan utama yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak di lingkungannya. 

Oleh karena itu, sebagai orang tua seharusnya bisa menjadi teladan yang baik dalam segala hal khususnya dalam menanamkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, sopan satun dan rasa empati, bisa menjadi pendengar yang baik, bisa melakukan komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak, bisa memberikan dukungan emosional kepada anak dalam  menghadapi berbagai tantangan dan orang tua perlu berusaha memahami dunia remaja, memberikan ruang bagi anak untuk bereksplorasi dalam hal yang positif seperti mendukung hobi dan minat mereka serta memberi batasan dan pengawasan yang tepat seperti membatasi penggunaan gadget dan memantau aktivitas anak di dunia maya. 

Selain pentingnya peran orang tua, media juga turut berperan dalam mempengaruhi pembentukkan karakter anak khususnya bagi remaja. 

Hal ini disebabkan remaja menghabiskan banyak waktu untuk mengakses media, baik itu melalui televisi, internet, atau media sosial. Media dapat memberikan akses yang mudah ke berbagai jenis informasi, baik yang positif maupun negatif. Paparan informasi yang terus-menerus ini secara tidak langsung membentuk cara berpikir, nilai-nilai, dan perilaku mereka. 

Oleh karena itu, untuk memastikan mereka mendapatkan manfaat positif dan terhindar dari dampak negatif peran orang tua sangat diperlukan untuk membatasi waktu penggunaan gadget, membuat aturan yang jelas tentang penggunaan media, seperti waktu yang boleh digunakan untuk menonton televisi atau bermain game, serta memilih jenis konten yang boleh diakses, dan lebih banyak berinteraksi secara langsung.

Adapun tindak lanjut Polresta Bengkulu terkait kasus remaja yang diduga terlibat gangster yang termuat dalam berita di restabengkulukota.bengkulu.polri.go.id menjelaskan bahwa Polresta Bengkulu sudah mengundang para orang tua remaja, perwakilan guru dan juga kepala sekolah para pelajar yang diduga terlibat gangster untuk datang ke Polresta Bengkulu. 

Dengan tujuan untuk memberikan arahan kepada para orang tua dan juga pihak sekolah, untuk dapat terus mengawasi anak-anak mereka. 

Selain itu, juga mengundang tokoh agama untuk memberikan pencerahan kepada remaja yang diduga terlibat gangster. Upaya lainnya pihak kepolisian juga akan terus mengaktifkan patroli keliling untuk memantau keberadaan gangster, yang meresahkan masyarakat dalam beberapa pekan terakhir. Termasuk juga, akan melakukan pemantauan di sekolah-sekolah. 

Dari pembahasan di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa peran orang tua dalam memantau, mengawasi dan membentuk karakter anak remaja sangatlah penting. Dengan memberikan kasih sayang, dukungan, dan bimbingan yang tepat, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan berkarakter. 

Selain itu, dibutuhkan kerja sama yang baik antara orang tua, pihak sekolah, tokoh agama bahkan masyarakat untuk ikut memantau dan mengawasi kegiatan mereka di lingkungannya sekaligus membangun hubungan yang positif dengan anak remaja agar dapat membentuk lingkungan yang kondusif dan menyenangkan dalam proses belajar mereka. 

Saya juga menambahkan masukan bagi pihak pemerintah kota Bengkulu untuk menggandeng berbagai pihak, seperti sekolah, lembaga masyarakat, dan sektor swasta, untuk menciptakan program-program pemberdayaan yang bisa mengalihkan perhatian mereka dari keterlibatan gangster. Begitu juga dengan peran media, media memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi kekuatan positif terkait pencegahan keterlibatan remaja dalam gangster. 

Dengan menyajikan konten edukatif yang menarik dan interaktif seperti talkshow, dokumenter, atau web series sekaligus mengkampanyekan nilai-nilai positif seperti toleransi, kedamaian dan persatuan serta memberikan ruang bagi remaja untuk mengekspresikan diri melalui karya seni, musik atau tulisan diharapkan media dapat membantu membentuk generasi muda yang berkarakter dan kreatif dalam berkarya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun