Mohon tunggu...
Diah Rumini
Diah Rumini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Orang Biasa

Setiap kata memiliki makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Impian di Balik Kanvas

22 Oktober 2024   14:31 Diperbarui: 22 Oktober 2024   15:12 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Arman menatapnya, matanya penuh keyakinan. "Kamu memiliki potensi besar, Sarah. Jangan biarkan apapun menghentikanmu. Teruslah melukis, teruslah bermimpi."

Kata-kata itu menjadi mantra bagi Sarah. Ia mulai melukis lebih giat, menciptakan karya-karya yang menggambarkan harapan dan impian. Setiap goresan kuas terasa semakin berarti, dan ia merasa lebih hidup.

Meski Sarah merasa semakin dekat dengan Arman, ada rasa penasaran yang mengganjal di benaknya. Kenapa Arman memilih  berpenampilan culun? Akhirnya saat mereka duduk di taman, Sarah memberanikan diri untuk bertanya.

"Kenapa kamu tidak menunjukkan sisi yang lebih... keren dari dirimu? Kamu bisa jadi apapun yang kamu mau," tanyanya.

Arman terdiam sejenak, lalu tersenyum. "Aku memilih untuk tampil sederhana. Kadang, orang lebih fokus pada penampilan daripada isi hati seseorang. Aku ingin dikenal karena apa yang aku katakan, bukan karena penampilanku."

Sarah terkesan dengan jawabannya. Dia merasa bahwa Arman lebih dari sekadar pria culun. Namun, ia tidak ingin menyelidiki lebih jauh. Keduanya tampak bahagia dalam dunia mereka yang penuh dengan seni dan mimpi.

Suatu hari, Sarah mendengar tentang kompetisi seni di kota besar. Hadiah utamanya adalah kesempatan untuk dipamerkan di galeri seni terkenal. Semangatnya membara, dan ia mulai bekerja keras untuk menyelesaikan karya terbaiknya.

Arman selalu ada di sampingnya, memberikan kritik yang membangun dan dukungan yang tak ternilai. Mereka menghabiskan malam-malam penuh dengan diskusi tentang seni, teknik melukis, dan visi mereka untuk masa depan.

Namun, saat hari pengumuman tiba, Sarah merasa cemas. Ia tahu bahwa karyanya belum sempurna dan rasa takut menghantuinya. "Bagaimana jika karyaku tidak lolos?" tanyanya pada Arman.

"Apapun hasilnya, yang penting adalah usaha yang kamu lakukan. Jangan takut untuk mengejar impianmu," jawab Arman, menepuk bahunya.


Setelah menunggu dengan penuh harapan, pengumuman datang. Sarah berhasil masuk ke dalam 10 besar! Kegembiraannya tak terlukiskan. Arman merayakannya dengan antusias, tetapi Sarah merasakan ada sesuatu yang aneh. Arman tampak lebih jarang hadir setelah itu. Saat ia berusaha mencari tahu, ia menemukan bahwa Arman sedang terlibat dalam sebuah proyek besar yang menguras tenaga. Sarah merasa terabaikan, tetapi ia berusaha memahami keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun