Kakek Joko berlari menuju mobil dengan Unyil mengikuti di belakangnya. Ketika pintu mobil dibuka, Juki muncul dengan senyuman lebar.
"Kakek!" Juki memeluk Kakek Joko erat-erat. "Maaf sudah lama tidak pulang. Aku sangat merindukanmu!"
Kakek Joko meneteskan air mata bahagia. "Aku juga, Nak. Terima kasih telah datang."
Unyil melihat momen itu dengan penuh kebahagiaan. "Kakek, lihat! Juki sudah pulang!"
Juki menunduk dan melihat Unyil, "Eh, siapa ini?"
"Aku Unyil, Kakek Joko  yang bantu cari kamu!" jawab Unyil bangga.
Juki tertawa, "Terima kasih, Unyil! Kamu pahlawan Kakekku!"
Setelah berpelukan, mereka semua kembali ke rumah Kakek Joko. Hari itu dipenuhi dengan cerita, tawa, dan makanan yang disiapkan Kakek Joko.
Malam harinya, Kakek Joko, Juki, dan Unyil duduk di teras, menatap bintang-bintang. Juki menceritakan pengalamannya di kota, sementara Unyil mendengarkan dengan takjub.
"Jadi, Unyil" kata Juki, "apa kamu mau merantau juga seperti aku?"
Unyil menggeleng, "Enggak! Aku lebih suka di sini. Di kota banyak mobil, banyak suara bising. Di sini, aku bisa bebas berlari."