Mohon tunggu...
Diah Putri Sulistyowati
Diah Putri Sulistyowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - 221070300081 Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

es teh addict.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksplorasi Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja

14 Juni 2023   11:48 Diperbarui: 14 Juni 2023   12:04 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Media sosial telah menjadi fenomena yang mengubah cara kita berinteraksi, berbagi informasi, dan membangun hubungan sosial dalam era digital. Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan media sosial telah mengalami lonjakan yang pesat, dengan platform-platform baru yang terus muncul dan menarik perhatian jutaan pengguna di seluruh dunia.

Perkembangan teknologi informasi dan penetrasi media sosial telah mengubah cara remaja berinteraksi dan memperoleh informasi. Namun, penggunaan yang berlebihan dan tidak terkendali dapat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja.

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa anak-anak serta remaja di seluruh dunia mengalami kerentanan untuk mengalami gangguan kesehatan mental akibat penggunaan media sosial. Mayoritas gangguan mental yang dialami remaja akibat penggunaan media sosial secara berlebihan.

Media Sosial Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja?

Media sosial telah menjadi bagian dari hidup remaja modern masa kini. Remaja menggunakan platform seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan Snapchat untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan membangun hubungan sosial. Namun, pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja menjadi subjek perhatian yang semakin besar. Karena dampak yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial yang begitu luar biasa adanya, seperti :

Stres dan Kecemasan yang Berlebihan

Media sosial meningkatkan kecemasan sosial pada remaja karena mereka dapat merasa tekanan untuk terus berpartisipasi dalam percakapan online, mendapatkan banyak like, komentar, atau pengikut. Kecemasan ini dapat mempengaruhi kemampuan remaja untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain di dunia nyata.

Terbukti ketika para remaja sedang berkumpul secara tatap muka, mereka tidak berbincang dengan teman lain disekitarnya. Melainkan sibuk dengan smartphone masing-masing. Seseorang cenderung merasa cemas apabila lepas dengan ponselnya. Jika kamu salah satu dari mereka yang tidak bisa lepas dari ponsel dan mengabaikan sekitar, kamu mungkin mengalami Fear of Missing Out terhadap media sosial sosial.

Ini dapat diatasi dengan membatasi waktu penggunaan media sosial dan mengganti dengan beraktivitas di luar ruangan, membaca buku, bermain game, atau bersosialisasi dengan teman secara langsung. Mengurangi paparan terhadap konten media sosial dapat membantu mengurangi stres yang terkait.


Perbandingan Sosial dan Gangguan Kepercayaan Diri

Media sosial memberikan platform di mana pengguna dapat membandingkan diri mereka dengan orang lain, baik dalam hal penampilan fisik, prestasi, atau gaya hidup. Hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang secara negatif. Perbandingan sosial terjadi ketika pengguna media sosial melihat postingan atau foto orang lain yang tampaknya memiliki kehidupan yang sempurna, prestasi yang luar biasa, atau penampilan yang menarik.

Remaja seringkali terjebak dalam lingkarang perbandingan yang tak berujung ini sehingga merasa tidak puas terhadap dirinya sendiri. Cenderung merasa rendah diri dan merasa mereka tidak mencapai standar orang-orang yang mereka temui di media sosial. Padahal kenyataannya, apa yang kita lihat belum tentu keadaan yang sebenarnya dan seringkali tidak mencerminkan kehidupan nyata secara keseluruhan.

Hal ini dapat diatasi dengan membangun kepercayaan diri yang sehat dari dalam diri mereka sendiri. Hal ini dapat dicapai melalui pengembangan minat dan hobi, mendapatkan pencapaian pribadi, atau membangun hubungan sosial yang mendukung di luar dunia media sosial. Mengenali dan menghargai nilai-nilai dan kualitas unik mereka dapat membantu remaja untuk membangun kepercayaan diri.

 

Gangguan Tidur dan Pola Tidur yang Buruk

Pengaruh media sosial terhadap gangguan tidur dan pola tidur yang buruk telah menjadi masalah yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Masalah yang biasa dialami oleh remaja akibat penggunaan ponsel yang berlebihan dan tak terkendali.

Gangguan tidur dan pola tidur yang buruk dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental remaja. Kurangnya tidur yang cukup dapat menyebabkan kelelahan, kurang konsentrasi, dan masalah emosional seperti iritabilitas, kecemasan, atau depresi. Selain itu, gangguan tidur juga dapat mempengaruhi performa akademik, daya ingat, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Gangguan ini dapat diatasi dengan membatasi waktu penggunaan media sosial, terutama di malam hari. Membuat kebiasaan untuk tidak menggunakan gadget setidaknya satu jam sebelum waktu tidur. Selain itu, penting juga untuk menjaga rutinitas tidur dengan tidur dan bangun pada waktu yang konsisten setiap hari.

Peningkatan penggunaan media sosial oleh remaja telah memunculkan dampak yang signifikan pada kesehatan mental dan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah penanggulangan yang efektif dan melibatkan semua pihak terkait.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun