Bagi umat muslim, Ramadhan merupakan waktu yang terus dinantikan karena bisa dijadikan kesempatan untuk menyucikan hati serta mendekatkan diri pada Tuhan. Di  Indonesia sendiri Ramadhan salah satu momen yang meriah karena kita semua tahu bahwa negara ini di dominasi oleh warga muslim.
Ibadah puasa merupakan hal yang wajib untuk dilaksanakan bagi umat muslim, selain puasa umat muslim juga melaksanakan beberapa ibadah sunah lainnya. Bicara soal kegiatan Ramadhan tentu tidak lupa dengan salah satu tradisi yang tak pernah absen di bulan suci ini, ya betul buka puasa bersama. Momen ini biasanya dibarengi dengan kegiatan lain, seperti bagi takjil ataupun mengumpulkan zakat, dan kegiatan amal lainnya yang membuat buka puasa menjadi lebih bermakna.
Acara buka bersama saat puasa juga dianjurkan karena memiliki banyak manfaat dan berkah. Buka puasa dapat dijadikan momen untuk silaturahmi, bertemu dengan orang lama, bahkan bertemu dengan kerabat jauh. Hal ini tentu bisa mengobati rindu kita pada teman lama. Buka puasa bersama bahkan menjadi salah satu special event yang paling ditunggu-tunggu.
Buka puasa bersama sudah tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak lama, bahkan sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Tradisi tersebut terus terjaga karena masyarakat negara ini yang masih menjunjung tinggi silaturahmi. Tradisi buka bersama yang dilakukan umat muslim di Indonesia biasa dialkukan di rumah makan, kafe, hotel, dan tempat sejenisnya.
Namun, akhir-akhir ini buka puasa bersama kurang disukai oleh sebagian orang, banyak mengatakan hal yang kurang baik mengenai buka puasa bersama. Banyak yang berpikir bahwa acara seperti ini membuang waktu, tenaga, serta biaya apalagi saat berkumpul membahas tentang pencapaian masing-masing, seperti pendidikan, perkerjaan, harta, bahkan hinggga pernikahan.
Seperti yang ditulis pada akun twitter @/yubbeee yang berisi "Bukber paling lama 20-30 menit selebihnya ghibah, adu outfit, adu pencapaian, main handphone foto-foto, boomerang, tiktokan, acara selesai trus pulang upload story "indahnya kebersamaan dengan teman-teman" t**i lo semuaaa". Begitulah pendapat salah satu warganet di aplikasi burung biru. Dari cuitan akun twitter tersebut memunculkan banyak komentar warganet lainnya dan banyak yang menyetujui cuitan tersebut. Karena banyak yang merasa relate dengan statement tersebut.
Pendapat tersebut juga dikatakan oleh Vina, salah satu mahasiswi kampus swasta di Jogja. Menurutnya, bukber merupakan suatu hal yang patut untuk dihindari demi kesehatan mental. Memasuki minggu kedua bukan Ramadhan, ia sudah menolak empat ajakan bukber teman lamanya dan hanya mengikuti buka bersama yang diadakan oleh teman kuliahnya.
Keputusan Vina untuk tidak mengikuti acara-acara tersebut bukan tanpa alasan. Di tahun sebelumnya, Ia mengikuti buka bersama yang diadakan teman-temam SMP-nya. Kegiatan yang dilakukan disana bukan hanya sekedar buka bersama dan melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu saja. Namun banyak yang membicarakan akan pencapaiannya, mulai dari adu pencapaian kuliah, pendapatan, bahkan ada yang membicarakan perihal pasangan hingga pernikahan.
Vina juga memperhatikan sekitar, mulai dari temannya yang meletakkan kunci mobil di meja, menunjukkan smartphone keluaran terbarunya, hingga menunjukkan dengan gamblang perhiasan yang dipakai.Â
Bahkan juga ia sempat mengatakan "Datang bukannya melepas kerinduan karena lama ga ketemu tapi malah bicarain orang lain, heran senang banget ghibah ngurusin kehidupan orang lain". Sehingga ia hanya mengikuti acara buka bersama yang diadakan oleh orang terdekatnya saja, seperti keluarga dan teman dekatnya.
Tidak sedikit juga yang mengikuti acara buka bersama sebagai ajang untuk unjuk diri atas kelas sosialnya. Dengan menggunakan pakaian glamour dan perhiasan yang 'wah' sebagai bentuk usaha seseorang untuk menunjukkan eksistensinya. Biasanya untuk mendapatkan validasi dari banyak orang, seseorang akan berfoto dan mengunggah foto tersebut ke media sosial miliknya. Untuk itu, dokumentasi menjadi hal yang wajib dilakukan saat buka puasa bersama.
Satu fakta yang sudah diketahui banyak orang, jika berkumpul tidak hanya membicarakan hal-hal yang bermanfaat atau membahas pengalaman baik, namun malah membicarakan orang lain atau biasa disebut dengan ghibah. Bicara sana-sini dengan topik aib orang lain.
Selain hal itu banyak yang mengatakan efek yang kurang baik dari buka puasa bersama seperti tidak melaksanakan ibadah sholat magrib. Banyak orang yang terlarut dengan obrolan dan kegiatan yang dilakukannya, seperti foto-foto, buat video untuk konten TikTok, dan lainnya sehingga kerap kali orang-orang melupakan kewajibannya sebagai umat muslim.
Namun, semua itu kembali lagi pada individu masing-masing akan tujuan mereka mengikuti acara buka bersama. Mungkin memang ada yang ingin pamer dan menunjukkan pncapaian yang sudah dicapainya, namun di sisi lain ada juga yang murni mengikuti acara tersebut untuk bertemu dengan teman-teman lama, juga ingin meembangun relasi. Kegiatan yang ada pada buka bersama tergantung dari setiap individunya.
Dari tradisi buka puasa bersama dapat dilihat dari berbagai kesimpulan, baik dari sisi baik maupun sisi buruknya. Seperti dari sisi posi positif, dengan mengikuti acara buka bersama kita dapat menjaga silaturahmi, mengobati rindu dengan orang lama, bertemu dengan kerabat jauh, bahkan bisa dijadikan momen untuk memperluas relasi. Walaupun selain dari sisi positif tersebut ada beberapa sisi yang kurang baik, seperti banyak yang memanfaatkan momen buka puasa bersama sebagai ajang pamer akan pencapaian diri.
Baik buruknya acara buka puasa bersama tergantung bagaimana cara pandang kita sendiri terhadap acara tersebut. Jadi, kamu sendiri masuk yang mana? Buka puasa bersama untuk silaturahmi atau ajang untuk unjuk diri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H