Taukah Kamu? Fenomena self diagnosis pada remaja menjadi semakin umum karena sekarang informasi kesehatan sudah dengan mudah diakses melalui internet. Tetapi, remaja sekarang terlalu melahap semua infomasi yang diterima tanpa dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya. Maka dari itu, para ahli berlomba-lomba untuk mengedukasi dan menunjukan tanda dan gelaja dari gangguan kesehatan mental melalui sosial media yang terjadi di era sekarang ini. Nah, self diagnosis inilah muncul ketika banyak orang yang merasa bahwa tanda dan gejala yang disebutkan di atas terjadi dalam dirinya dan mengklaim sendiri bahwa mereka terkena gangguan mental. Kondisi tersebut biasa disebut self diagosis. Mengandalkan penilaian sendiri bisa mengarah pada diagnosis yang tidak akurat karena kurangnya pengetahuan medis. Maka dari itu, harus dengan bantuan profesional agar diagnosis yang diberikan benar dan penanganannya tepat berdasarkan profesional.
Dampak dari Self Diagnosis terhadap Kesehatan Mental
Berkaitan dengan dampak self diagnosis, Azizah dan Nurwati (2021:5), menyatakan bahwa bahaya dari self diagnosis sendiri cukup besar dan riskan, beberapa diantaranya adalah:
1. Salah diagnosis. Nah, ini adalah dampak yang paling berbahaya, lho. Jika kamu mendiagnosis penyakit tanpa sumber dan tanpa bantuan profesional karena walaupun gejala atau tanda yang dihasilkan pernah kamu alami, bukan berarti kamu mempunyai penyakit gangguan mental tersebut.
2. Salah penanganan. Kamu harus tahu penanganan yang salah bisa memperparah kondisi yang kamu alami, lho. Tindakan yang dilakukan untuk penyembuhan suatu penyakit tidak boleh asal-asalan dan tentu saja tidak akan memberikan manfaat bagi gangguan yang dialami.
3. Labeling terhadap diri sendiri. Â Ketika kamu melakukan self diagnosis, secara tanpa sadar kamu memberikan labeling terhadap dirimu sendiri. Hal ini jelas bukan sesuatu yang baik, karena bisa saja label yang kamu sematkan pada dirimu salah dan memperparah kondisi yang kamu alami.
4. Munculnya kepanikan yang tidak berdasar. Karena menyatakan dirimu menderita gangguan mental tanpa berdasar, maka kepanikan akan muncul dalam dirimu.
Cara yang tepat agar tidak self diagnosis
Ini dia beberapa tips mencegah self diagnosis menurut dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ dan dokter RS. Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor dalam website Kemenkes Dirjen Pelayanan Kesehatan
1. Self Diagnosis NO, Self Awareness YES. Artinya kamu tidak boleh sembarangan memberikan diagnosis sendiri tanpa bantuan profesional, tetapi harus lebih mengenali dan memahami dirimu sendiri untuk mencegah terjadinya self diagnosis.
2. Tidak melakukan tes kesehatan jiwa dari sumber yang tidak kredibel, kunjungi psikolog terdekat untuk mengetahui apa yang kamu alami dari sumber yang dipercaya dan kredibel, agar diagnosis nya sesuai dengan apa yang kamu alami tidak hanya kira-kira.
3. Tidak melakukan self diagnosis melalui media sosial (Tiktok, Instagram, Youtube, dan lain-lain.)
4. Tidak membandingkan gejala dengan orang lain.
5. Segera konsultasi ke profesional kesehatan jiwa bila mengalami gejala gangguan jiwa agar mendapat diagnosis yang pasti dan terapi yang cepat dan tepat.
Mulai sekarang, kita perlu menjaga pikiran agar kesehatan mental kita tetap terjaga, jangan sampai pikiran negatif kita memengaruhi kehidupan dan menggaggu aktivitas kita sehari-hari karena healthy mind is healthy life.
Referensi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H