Mohon tunggu...
Diah Permata
Diah Permata Mohon Tunggu... Administrasi - Pengagum karya Buya Hamka

mecintai sesama itu harus, tapi mencintai diri sendiri itu juga penting

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wanita Modern Indonesia dan Ani Yudhoyono

6 Juli 2020   11:00 Diperbarui: 6 Juli 2020   11:11 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita modern berbeda dengan wanita zaman dahulu. Jika dahulu wanita kerap dianggap hanya bisa berdiam diri di rumah, sekarang semua hal itu berubah. Kini wanita perlahan-lahan bangkit dan berusaha untuk turut aktif dalam perkembangan dunia.

Jika dahulu peran wanita hanya dititikberatkan pada hal reproduksi, di dalam masyarakat industri global saat ini wanita memainkan tiga rangkaian peran sekaligus. Menurut Moser dalam Julia Cleves Mosse, peran perempuan meliputi reproduksi, ekonomi produktif, dan manajemen komunitas.

Selain itu, dalam banyak kajian dipaparkan bahwa perempuan adalah agent of development sebagai aset bangsa yang potensial, dan perannya sebagai kontributor sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa. Menilik data Bank Dunia pada 2018, 50,7 persen wanita Indonesia berusia 15 tahun ke atas berpartisipasi dalam angkatan kerja (baik bekerja atau mencari pekerjaan).

Bahkan tahun sebelumnya, 2017, menurut riset dari Grant Thornton, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai peningkatan terbaik dalam hal jumlah wanita yang menduduki posisi senior di perusahaan. Peningkatan tersebut dari 24 persen di tahun 2016 menjadi 28 persen di tahun 2017.

Meningkatnya partisipasi tenaga kerja wanita Indonesia dewasa ini tidak bisa dilepaskan dari peran serta mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Membaca ke belakang, pada tahun 2006, Ani Yudhoyono dinobatkan menjadi Duta Nasional Air Susu Ibu (ASI). Penobatan tersebut dilakukan oleh perwakilan Unicef untuk Indonesia, Gianfranco Rotigliano.

Ani Yudhoyono terus menghimbau pemerintah dan penyedia layanan publik untuk menyediakan ruangan khusus bagi ibu-ibu yang menyusui. Himbauan ini akhirnya diperkuat oleh Peraturan Pemerintah No 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif yang turut mendukung percepatan perbaikan gizi di Indonesia. Keberadaan ruang laktasi atau nursery room di ruang publik dan tempat kerja memegang peranan penting bagi ibu bekerja yang tengah menyusui bayinya.

Tersedianya nursery room di ruang publik dan perkantoran, akhirnya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan wanita berstatus menikah untuk terus bekerja dan berkarya. Oleh sebab itu, Ani Yudhoyono kala itu terus mendorong pembangunan nasional yang turut memberi akses bagi perempuan untuk berpatisipasi dalam berbagai hal.

Dengan dedikasinya dalam berbagai bidang, tak heran publik kerap menyamakan Ani Yudhoyono dengan Margareth Thatcher, Corazon Aquino, dan para pemimpin wanita dunia lainnya. Sosok Ani membuktikan dirinya memiliki kapasitas pribadi yang kuat, tekun, rasional dan tangguh.

Ani Yudhoyono adalah cerminan wanita modern Indonesia. Dia tak hanya menjadi ibu yang baik bagi anak dan keluarganya, tapi beliau sekaligus menjadi roh model wanita modern Indonesia yang tetap bisa berkarya tanpa harus memilih dan meninggalkan keluarga serta kodratnya sesbagai seorang wanita. Terimakasih Ibu Ani Yudhoyono, telah menjadi inspirasi wanita Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun