Mohon tunggu...
Diah Nur Robbaniah
Diah Nur Robbaniah Mohon Tunggu... Guru - menanam.makna

Seorang ibu, guru, pencinta flora, dan hobi fotografi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengukir Resah

16 Agustus 2021   19:00 Diperbarui: 16 Agustus 2021   19:06 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bersama Sang Saka (dokpri)

Semilir angin menyapa mesra

hingga jingga menghias senja

menarik senyap menjadi pesona

Buih putih berlomba

laksana perlombaan awan, putih biru kelabu

Menatap sendu awan kelabu

pada bangunan nan megah perkasa

berarak rinai nada menjelma kisah

Nada kehidupan semesta

kisah kehidupan fana

Begitu nyata 

begitu memesona

hanya Dia yang mampu melukisnya

Laksana roda yang terus berputar

demikianlah kehidupan

Laksana bianglala yang penuh warna

demikianlah rona dunia

Laksana secangkir kopi

ada pahit manis rasa

yang ciptakan rasa segar dalam suasana

Ada panas mentari yang menyinari

berkawan sang dewi malam walau saling memungkiri

Ada asa berbanding usaha

ada suka yang bergilir duka

ada bahagia yang kadang berteman gulana

Hari ini, sekali lagi

Menunggu, detik-detik merdeka

Yang semakin dirasa sangatlah berbeda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun