Selamat pagi semesta
Kuawali rutinitas dengan gegap hati
yang membuncah lewat ucap syukur yang tiada terhingga
Selamat datang bulan kedelapan, bulan kebebasan
Hari ini hangat sang surya menyentuh peraba dengan lembutnya
Nun jauh di sana gunung tinggi menjulang dengan gagahnya
Hamparan sawah luas menghijau bercumbu embun yang sekejab saja
Udara surga yang mengalirkan nadi-nadi semangat meraih asa
Lukisan alam begitu menakjubkan
membawa damai penuh kehangatan
kebesaran nyata Sang Pemilik Keabadian
terbingkai sempurna tanpa cedera
Memang, Sang Maha indah terlalu sempurna jika hanya terlukiskan dalam kata-kata
Sesekali, berkacalah pada alam yang membawa kehidupan tanpa meminta imbalan
Seperti dedaunan yang menunggu datangnya hujan
Seperti itulah sebuah harapan
Laksana air yang terus mengalir
Demikianlah hidup, berjalan pulang, kembali ke tujuan
Ibarat pesona bianglala, memanjakan mata
Seperti itulah, nikmat dunia, sekejab saja
Mari bersama kita tanam
pohon kehidupan yang kelak membuahkan kenikmatan
Mari bersama kita jaga
agar tumbuh seperti yang diharapkan
Mari kita upayakan
agar berdaun lebat merindangkan
Lalu, bersabarlah
tunggu berbunga
agar menjadi buah yang manis rasa
Jika suatu saat kita tak mampu merasakannya
kuharap bukan orang lain yang memetiknya
tapi karena gugur dengan sendirinya
Karena setiap kisah ada hikmah luar biasa jika kita bisa berpikir dewasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H