Mohon tunggu...
Diah Nur Robbaniah
Diah Nur Robbaniah Mohon Tunggu... Guru - menanam.makna

Seorang ibu, guru, pencinta flora, dan hobi fotografi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sedekah Mata vs Sedekah TOGA

23 Juli 2021   07:50 Diperbarui: 23 Juli 2021   08:56 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bunga kenanga (dokpri)

Jika ada seorang wanita yang menarik mata, naluri pria pasti suka, girang hingga mata tak sadar melihat ulang. Itulah zina mata. Maka, oleh Allah kita disuruh menundukkan pandangan.

Beda rupa dengan pasukan bunga hias yang menarik mata. Semakin menarik mata, semakin banyak yang suka, semakin banyak yang bahagia, tersenyum, sambil bergumam, "ehhmm, indahnya"


Itulah mengapa, hiasilah rumah dengan banyak bunga, aneka rupa, aneka warna karena itu sedekah mata.

****

Suatu pagi, rutinitas menyiram tanaman di halaman rumah. Beberapa wanita sedang jogging, tiba-tiba berhenti, lalu berkata, " Mbak, minta daun dalamnya ya, untuk kolesterol saya". Dengan senang hati saya mempersilakan. 

Suatu hari, tepatnya, Kamis malam Jumat, rutinitas ziarah kubur sambil membawa bunga. Seperti biasanya, ibu tua tetangga sebelah, selalu mengambil bunga kenanga dan bunga asoka untuk dijual dekat pemakaman.

Suatu sore, tiba-tiba ada motor berhenti depan rumah. Dengan kecemasan tergambar di raut mukanya, berkata, "Bu, saya minta sirih merahnya, untuk obat istri  saya".

Atau ketika seorang bapak-bapak, yang rutin mengambil daun kelor beberapa, katanya untuk masakan keluarga.

Itulah namanya sedekah TOGA atau Tanaman Obat Keluarga yang banyak saya tanam di depan rumah. Walau luas pekarangan tidak seluas lapangan bola, tetapi mampu memberikan manfaat seluas samudra.


Sedekah mata dan sedekah TOGA ini telah lama melekat dalam keseharian. Selain membuat bahagia diri sendiri, pastinya akan memberikan kebahagiaan untuk orang lain yang membutuhkan.


Sudahkah Anda bersedekah hari ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun