Mohon tunggu...
Diah Nopialita
Diah Nopialita Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Pendidikan Seni Rupa UPI 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkarya Seni Pertunjukan Virtual Melalui Pembelajaran Daring

24 Oktober 2021   15:00 Diperbarui: 26 Oktober 2021   20:00 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada masa pandemi Covid-19 ini Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring dan luring. Kata daring dalam Kamus Besar Indonesia diartikan dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Sistem pembelajaran daring atau biasa disebut juga pembelajaran dalam jaringan kini menggantikan sistem pembelajaran yang semula yaitu pembelajaran tatap muka. 

Tentunya banyak metode dan teknis dalam pembelajaran yang berubah, salah satu hal yang sangat membedakan adalah penggunaan teknologi komunikasi pada pembelajaran daring. Disisi lain pemanfaatan teknologi, pembelajaran daring ini juga dapat memberi dampak buruk kepada seorang pelajar atau mahasiswa. Keterbatasan fungsi teknologi itulah yang memungkinkan dampak penurunan tingkat produktivitas pelajar atau mahasiswa, karena dominan melakukan kesalahan pemanfaatan teknologi. Teknologi tidak dimanfaatkan sebaik mungkin, lebih banyak digunakan untuk penggunaan media sosial dan bermain game online berlebihan. Maka dari itu, pelajar atau mahasiswa membutuhkan suatu wadah untuk melatih bakat dan ketertarikannya pada bidang pendidikan tertentu.

Pada tahun 2021 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia meluncurkan Program Kampus Merdeka Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI).Program KMMI ini menawarkan alternatif pembelajaran yang lebih dinamis, kompetitif, yang didorong oleh permintaan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan yang dibutuhkan industri dan atau kewirausahaan yang berupa penemuan ide, penciptaan produk atau jasa, model bisnis, pengelolaan bisnis, pemasaran, penjualan, investasi, hingga pengembangan bisnis mahasiswa.

Seni pertunjukan kini hadir dengan inovasi baru dan berbeda dari sebelumnya, dikemas secara virtual tanpa mengurangi unsur-unsur estetika yang ada di dalamya. Seni pertunjukan pada umumnya menuntut keterlibatan tiga wilayah, yaitu: pelaku seni, penanggap, dan penikmat. Pertama, pelaku seni, yaitu kreator seni pertunjukan yang memiliki kepiawaian dalam hal olah seni yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dinikmati. (Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, 2016)

Seni pertunjukan sendiri memiliki beberapa cabang atau jenis seni didalamnya. Sama halnya dengan Fakultas Seni Pertunjukan di ISI Yogyakarta, diantaranya terdapat beberapa jurusan yaitu jurusan seni musik, jurusan seni teater, jurusan seni tari, jurusan seni karawitan. Jenis-jenis kesenian tersebut erat kaitannya dengan sebuah pementasan atau pertujukan diatas panggung secara langsung. 

Namun berbeda halnya dengan kegiatan Course Seni Pertunjukan Virtual KMMI ini, seluruh peserta atau mahasiswa dilatih untuk menciptakan sebuah karya seni yang akan dipertunjukan secara virtual melalui berbagai media sosial  pada saat ini. Media sosial yang umumnya digunakan sebagai media publikasi diantaranya adalah Youtube, Instagram dan Facebook.

Kegiatan Course Seni Pertunjukan Virtual KMMI melalui beberapa proses pembelajaran hingga akhirnya setiap mahasiswa siap untuk menciptakan sebuah karya seni pertunjukan. Pada umumnya proses yang mengawali pembelajaran adalah suatu pengenalan terhadap topik atau bahasan utama yang ada di dalam sebuah kegiatan course, yaitu seni pertunjukan. Hal-hal yang dipelajari mengenai topik tersebut diantaranya berupa definisi, makna dan contoh yang berkaitan dengan seni pertunjukan.

Setelah seluruh peserta Course Seni Pertunjukan Virtual KMMI mengenal seni pertunjukan itu sendiri, proses pembelajaran selanjutnya adalah membuat konsep karya seni pertunjukan yang nantinya akan dipertunjukan secara virtual. Pembuatan konsep tersebut tidak dibatasi sebuah tema, setiap peserta bebas dalam menentukan konsep karyanya. Dengan tidak terbatasnya suatu konsep pengkaryaan tersebut, dapat memberikan sebuah makna bahwa kebebasan dalam berekspresi menentukan suatu ide karya.

Pematerian berlangsung dalam setiap pertemuan dengan pemateri yang berbeda. Materi yang disampaikan berbeda pula dalam tiap pertemuan, materi yang ditampilkan dapat berupa power point ataupun video materi. Kemampuan dan pengetahuan seluruh peserta terus diasah agar hasil karya virtual performnce art mendapat penilaian semaksimal mungkin melalui setiap pertemuannya.

Video karya seni pertunjukan dalam proses pembuatannya sangat memperhatikan unsur-unsur penting yang terdapat di dalam sebuah seni pertunjukan. Beberapa hal yang diperhatikan diantaranya adalah audio, teknik pengambilan gambar atau video, editing dan publikasi.

Tahap akhir dari kegiatan course VPA KMMI adalah penayangan seluruh hasil karya yang telat dibuat oleh para peserta. Hasil karya tersebut dipublikasikan melalui berbagai media sosial milik akun pribadi peserta dan dilaporkan melalui aplikasi elearning ISI Yogyakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun