Mohon tunggu...
Politik

Pertaruhan Agus Yudhoyono

25 September 2016   22:05 Diperbarui: 26 September 2016   17:58 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Persaingan yang ketat hingga berita yang selalu panas terus mewarnai Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Kabar yang terbaru salah satunya datang dari Agus Harimurti Yudhoyono, yang juga ikut andil sebagai calon gubernur di Pilgub DKI.

            Kemunculan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon Gubernur DKI terbilang mengejutkan. Sebelumnya, nama Agus tak pernah disebut dalam pencalonan gubernur DKI Jakarta 2017, namun akhirnya diusung oleh Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama 3 parpol, yakni PKB, PPP dan PAN, dan dipasangkan dengan Sylviana Murni.

            Tentu saja terdapat faktor yang mendasari dipilihnya Agus untuk maju ke dalam pemilihan gubernur DKI, salah satunya adalah mengharapkan suatu hal yang baru, pemimpin muda yang bisa membawa perubahan. Sebagian masyarakat berpendapat, malah orang muda seperti ia harus diberi kesempatan. Agus diyakini bisa mendulang suara dari pemilih muda, karena merupakan sosok figur muda yang masih fresh,dan anak muda kerap kali memberikan kejutan-kejutan, ide-ide yang tidak terduga, begitulah ungkapan dari Juru Bicara Tim Pemenangan Agus Harimurti-Sylviana Murni, Didi Irawadi.  

            Namun tak sedikit pula masyarakat yang menyayangkan keputusan yang telah diambil oleh Agus Yudhoyono. Tak lain dikarenakan Agus harus mengundurkan diri sebagai anggota TNI berpangkat mayor dan saat ini bertugas sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004, dalam pasal 47 ayat 1 dikatakan prajurit hanya dapat menduduki jabatan sipil setelah mengundurkan diri atau pensiun.

             Melihat apa yang telah dikorbankan oleh Agus, dengan melepas dunia kemiliteran untuk terjun ke jagat politik yang penuh ketakpastian, sungguh merupakan  pertaruhan serius. Tentu ia akan dituntut untuk cepat beradaptasi dalam dunia politik. kita mengharapkan sesuatu yang terbaik untuk beliau. Meskipun banyak yang khawatir dengan langkah yang diambil oleh Agus, sikap pesimis dan optimis tentu ada. Pesimis karena melihat pesaing yang harus dihadapinya dalam Pilkada DKI 2017 cukup berat, dalam artian, pesaing Agus dalam Pilkada nanti adalah orang-orang yang telah lama berada dalam dunia politik. 

Optimis karena Agus memiliki segudang prestasi militer dan dalam bidang pendidikan sebelumnya. Ia merupakan lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2000, menyandang gelar Adhi Makayasa. Selanjutnya, ia menyelesaikan pendidikan militernya dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4 di US Army Command and General Staff College (CGSC), Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat. Dengan demikian, walaupun Agus merupakan generasi muda, tak seharusnya kita meremehkan kemampuannya.

            Memang sangat disayangkan pada akhirnya Agus harus hengkang dari militer, tetapi tidak ada pembelajaran dalam hidup yang sepenuhnya sia-sia. Malah bisa jadi karir gemilang dan kompetensi Agus di dunia militer itu yang berpotensi menjadi kunci kesuksesan dia di masa depan, walaupun tak lagi menjadi tentara. Memang benar, ini merupakan pertaruhan hidup buat Agus. Jika kalah, sebagai mantan tentara ia harus hidup “normal”. Ia sendiri tampaknya sadar benar dengan risiko kehidupan barunya nanti.

            Pada akhirnya, dengan segala pertaruhan menang atau kalah, kita tetap harus menghormati keputusan yang telah beliau ambil. Meskipun melepas dunia militer, bisa saja dengan berada di dunia politik, karir dan prestasi Agus akan meningkat, siapa yang tau?

Sumber:

http://beritamusi.co.id/ (diakses pada 24 September 2016)

http://news.detik.com/berita/ ( diakses pada 25 September 2016)

http://pilkada.liputan6.com/read/ (diakses pada 25 september 2016)

Nama                           : Diah Ayu Nabilah Karimah

NIM                            : 07031381520077

Kelas                           : A

Kampus                       : Palembang

Mata Kuliah                : Komunikasi Politik

Dosen Pengampuh      : Nur Aslamiah Supli, BIAM., M.Sc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun