Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Imlek 2576: Sudiroprajan, Harmoni Budaya dari Balik Bilik Neurosains

29 Januari 2025   08:47 Diperbarui: 29 Januari 2025   14:10 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya teringat ketika pawai keraton Kasunanan Surakarta saat malam tahun baru 1 Suro saya mendapatkan seronce bunga melati perlambang saya diberi berkah sebagai kerabat kesucian. Kali ini ketika ngeyup gegara panas menyengat grebeg Sudiroprajan, saya berhasil mengupulkan saweran berupa permen jadul dari klenteng Tien Kok Sie. Ya....lumayan dapet permen, hehehe.

Siapa tak kenal penulis legendaris Kho Ping Hoo, karyanya sungguh membahana badai! Anda penggemar karya beliau? | dokumentasi pribadi 
Siapa tak kenal penulis legendaris Kho Ping Hoo, karyanya sungguh membahana badai! Anda penggemar karya beliau? | dokumentasi pribadi 
Begitulah warga Solo. Mungkin ada ratusan bahkan ribuan orang berjajar di sepanjang jalan Jendral Sudirman.

Sementara riuh pawai mulai meninggalkan simpang empat Tugu Jam Pasar Gedhe, saya segera bergegas menilik Jalan Kapt. Mulyadi. Faktanya, jalanan tempat bangunan Sociëteit de Harmonie dulu pernah berdiri pun tak terhindar dari kepadatan antusiasme warga menikmati grebeg Sudiroprajan.

Sungguh, balutan akulturasi yang mendarah daging hadir di sana.

Jejak demi jejak masa lalu terekam begitu indahnya kala melalui harum dupa-dupa ritual yang menyeruak menyertai Grebeg Sudiroprajan. Doa demi doa melambung tinggi. Berjuta harapan tertuang pada keyakinan-keyakinan Tiongkok berpadu dengan keyakinan Jawa. Semua tercermin pada saat ritual umbul Mantram dan ritual pemasangan "hu" pada dahi barongsai di depan halaman vihara Tien Kok Sie.

Kali Pepe, The Yangtze dan Venesia's Vibes

Apabila Anda sedang berlibur ke Solo, mari berbaur bersama kami di wisata sepanjang Kali Pepe. Wisata Kali Pepe adalah salah satu bagian dari sejumlah rangkaian acara pada Grebeg Sudiroprajan. Dan bukan hal yang aneh bila sungai di sebelah barat vihara Avalokitesvara tersebut menjadi salah satu saksi masa keemasan moda kelautan.

Nuansa wisata kali Pepe membawa kita bernostalgia kembali ke masa satu abad yang lalu. Lebih tepatnya antara tahun 1890--1920an. Tahun-tahun keemasan sungai percabangan Bengawan Solo. Tentunya Kali Pepe di sebelah barat Pasar Gedhe Solo.

Kali Pepe di dekat Pasar Gedhe telah melajukan lini perdagangan masyarakat Solo pada abad 19 hingga abad 20 Masehi. Di mana setiap harinya diperkirakan puluhan, bahkan mungkin ratusan perahu tradisional merapat di sepanjang dermaga Kali Pepe.

Pada masa tersebut kali Pepe memiliki lebar sekitar 20-30 meter telah membawa perekonomian masyarakat Solo menjadi jauh lebih berkembang. Maka tak ayal, bila patung Dewi Laut Thian Siang Sing Bo atau lebih dikenal sebagai Mak Co pun ternampak pada salah satu altar Klenteng Tien Kok Sie. Salah satu dari 10 klenteng tertua di Indonesia.

Altar depan untuk sembahyang di Vihara Tien Kok Sie |dokumentasi pribadi 
Altar depan untuk sembahyang di Vihara Tien Kok Sie |dokumentasi pribadi 

Altar utama diperuntukkan bagi Dewi Kwan She Im Pho Sat | dokumentasi pribadi 
Altar utama diperuntukkan bagi Dewi Kwan She Im Pho Sat | dokumentasi pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun