Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Solo Batik Carnival 2023, Sebuah Narasi Kemewahan Kecerdasan Emosional

10 Juli 2023   15:52 Diperbarui: 10 Juli 2023   22:35 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menak Putri Rengganis bersenjatakan busur panah| dokumentasi pribadi

Sekumpulan rencana dalam kepala mulai menggamit langkah saya di bawah atap mendung, langit Kota Solo. Melirik kembali waktu yang cukup renta menua di balik gugusan narasi sejarah. Jarum jam tangan saya merujuk pada siang hari, tepat 13:56 saya tiba di beranda Museum Keris.

Riuh terdengar di telinga suara anak-anak kecil. Nampak terlihat begitu banyak anak-anak dari usia kanak hingga remaja juga manusia usia dewasa saling bekerja merapikan diri. Sejurus lurus para pengrajin dan tukang dandan mempersiapkan para model yang akan ikut dalam hajatan tahunan Kota Bengawan.

Kerepotan di beranda Museum Keris mempersiapkan perhelatan Solo Batik Carnival 2023 | dokumentasi pribadi 
Kerepotan di beranda Museum Keris mempersiapkan perhelatan Solo Batik Carnival 2023 | dokumentasi pribadi 

Bersama Depok, Solo telah digadang-gadang menjadi kota yang mewakili Indonesia masuk ke dalam Jejaring Kota Kreatif UNESCO 2023. Sebuah apresiasi luar biasa bagi tumbuh kembang kota Surakarta. 

panggung utama bagi para peserta SBC 2023 di ruas Jalan Bhayangkara| dokumentasi pribadi
panggung utama bagi para peserta SBC 2023 di ruas Jalan Bhayangkara| dokumentasi pribadi

Menilik dari tujuan sebagai anggota dalam Jejaring Kota Kreatif, Solo nantinya akan mendapat kesempatan untuk belajar bekerja sama dengan kota-kota lain seantero jagat. Demi apa? Tak lain dan tak bukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kota Solo. 

Salah satu pengisi acara pada upacara pembukaan Solo Batik Carnival|dokumentasi pribadi 
Salah satu pengisi acara pada upacara pembukaan Solo Batik Carnival|dokumentasi pribadi 

Masih dengan tajuk yang sama. Rupa-rupanya apresiasi berikut kesempatan yang diulurkan masyarakat dunia kepada kota Solo disambut dengan antusias tinggi. Salah satu event tahunan yang senantiasa dirindukan adalah Solo Batik Carnival.

Terinspirasi dari tarian ritual tolak bala masyarakat desa Olehsari, Banyuwangi, Seblang turut mengisi SBC 2023 | dokumentasi pribadi 
Terinspirasi dari tarian ritual tolak bala masyarakat desa Olehsari, Banyuwangi, Seblang turut mengisi SBC 2023 | dokumentasi pribadi 

duh senyum yang menggetarkan jiwa | dokumentasi pribadi
duh senyum yang menggetarkan jiwa | dokumentasi pribadi

Kala defile mulai membelah ruas jalanan | dokumentasi pribadi 
Kala defile mulai membelah ruas jalanan | dokumentasi pribadi 

Yayasan Solo Batik Carnival (SBC) telah aktif menyuarakan kreativitas anak bangsa dalam wujud defile agung. 

Telah menjadi telaah umum, bahwa wujud kecerdasan kolektif warga kota Solo mampu menjelajah sejarah. Menuangkan ide-ide orisinil warga ke dalam kuali baja setara semangat. Sebagaimana menghangatnya api pada tungku kebijakan birokrasi daerah.

Inspirasi legenda Lembu Sura | dokumentasi pribadi
Inspirasi legenda Lembu Sura | dokumentasi pribadi

Deret keunikan kostum peserta SBC 2023 dari arah belakang | dokumentasi pribadi
Deret keunikan kostum peserta SBC 2023 dari arah belakang | dokumentasi pribadi

Para penari Lembu Sura riuh dalam gerak tari nan enerjik | dokumentasi pribadi
Para penari Lembu Sura riuh dalam gerak tari nan enerjik | dokumentasi pribadi

Another level of georgeus| dokumentasi pribadi
Another level of georgeus| dokumentasi pribadi

Tema apik nan epik telah dipilih dari beragam ide yang sempat nangkring di pundak para panitia penyelenggara. 

Memadukan kecerdasan emosional para mpu penatah tari dan narasi lawas sebagai aksi menyatukan suara jiwa ke dalam batin para penikmat seni tari. HASTHA SAWANDA, begitulah tema Solo Batik Carnival yang ke-14 diambil dengan cermat.

Sebagai norma estetis dalam seni tari, hastha sawanda menjelma sebagai sukma dalam seni tari gaya Surakarta. Hastha sawanda berangkat dari bahasa Jawa lahir dari seorang konseptor seni R.T Koesumokesowo. Berangkat dari makna  hastha sawanda berasal dari akar kata hastha yang berarti delapan dan sawanda yang bermakna sebagai unsur.

Delapan unsur dalam seni tari gaya Surakarta tersebut terdiri dari pacak, pancat, ulat, wiled, luwes, wirana, dan gendhing. Delapan unsur melebur menjadi senyawa pada diri para penari untuk menyampaikan pesan dari bahasa non verbal kepada para penikmat tarian. 

Ilustrasi Menak Putri Rengganis bersenjatakan busur panah| dokumentasi pribadi
Ilustrasi Menak Putri Rengganis bersenjatakan busur panah| dokumentasi pribadi

Mulai dari mahkota di atas kepala hinggapnya sepatu boots adalah buatan pengrajin lokal...what a great | dokumentasi pribadi 
Mulai dari mahkota di atas kepala hinggapnya sepatu boots adalah buatan pengrajin lokal...what a great | dokumentasi pribadi 

Meskipun persepsi dan respon pemahaman setiap penikmat tari berbeda antara satu dengan yang lain, karena unsur pengalaman dan emosi yang berbeda terhadap tarian tersebut, namun nyali para penari di SBC 2023 tak surut melumpuh. 

Semangat berkelindan menjadi api yang memadam karena masa #jagajarak pada saat pandemi Covid-19 yang lalu mulai disulut kembali. Batik bersama fiksi-fiksi lawas sebagai panorama kecerdasan sosial masyarakat di era lampau kembali menjadi pionir pereda kejenuhan penikmat seni.

Mengangkat kesejahteraan UMKM. Demikian tujuan awal yang pun tak mampu bersembunyi dari hajatan besar masyarakat Solo ini telah dinantikan sejak lama. Para penjahit, perajin sepatu karnaval, para desainer muda belia, dan ide-ide lentik para penari dianugerahi karunia Sang Penguasa melebur dalam aksi perdana seusai badai pandemi.

Sejurus lurus dengan lini alunan tetabuhan anak-anak muda, saya merasakan hadirnya keindahan serta kemewahan senyum anak-anak kecil. 

Anak-anak dari rahim masa depan bangsa turut bergaya dalam irama dan titian nada. Seakan rinai timbal balik, semesta memberikan kekuatan fisik bagi anak-anak yang berusia 5-15 tahun berjalan sejauh kurang lebih 4 km.

Salah satu peserta anak-anak yang tetap bersedia berjalan sejauh 4 km dengan memanggul kostum seberat hampir 5 kg| dokumentasi pribadi 
Salah satu peserta anak-anak yang tetap bersedia berjalan sejauh 4 km dengan memanggul kostum seberat hampir 5 kg| dokumentasi pribadi 

Pukul 16.15 langit Surakarta mulai menjulurkan tetes air yang merintik menawarkan romansa tersendiri pada pawai budaya SBC 2023. Rinai tipis mulai terhenti seakan memberi restu kepada duta budaya menyuguhkan kembali entitas kolaborasi.

Barisan Paskibra SMA Negeri 7 Surakarta mulai membelah ruas Jalan Slamet Riyadi. Tanpa dikomando para penonton rajin berjajar meniti kekaguman atas 90 personil baru sebagai peserta SBC. Sedang total seluruh peserta SBC kali ini ada 379 orang termasuk utusan dari luar kota.

Peserta SBC 2023 menggunakan atribut batik sebagai alat untuk mengekspresikan kembali nuansa literasi kuno layaknya Lembu Sura maupun Menak Widaninggar dan Rengganis. Kemunculan dua narasi fiksi ini diperkaya oleh dua utusan dari luar kota yang tak mau tinggal diam turut mengisi lajur arteri kota Solo. 

Salah satu performer dengan tema legenda Lembu Sura| dokumentasi pribadi 
Salah satu performer dengan tema legenda Lembu Sura| dokumentasi pribadi 

Tampilan dari depan. Desain yang sungguh fantastis | dokumentasi pribadi 
Tampilan dari depan. Desain yang sungguh fantastis | dokumentasi pribadi 

Dua duta dari Grobogan Carnival Center, Salatiga Iconic Costume, dan para penari beserta penabuh gamelan dari Pangeran Soengenep, Madura mampu menyulihbahasakan bangkitnya kesadaran diri. Para penari tamu dari Pangeran Soengenep pada kenyataannya mampu membawa para penikmat seni pada tingkat kesadaran dan tidak sadar diri. 

Wakil defile dari Grobogan | dokumentasi pribadi 
Wakil defile dari Grobogan | dokumentasi pribadi 

Anggun yang memuntjak | dokumentasi pribadi 
Anggun yang memuntjak | dokumentasi pribadi 

Kemahiran para penari dalam SBC kali ini tak pelak membawa proses relaksasi massa atas kejenuhan aktivitas keseharian. Kemahiran diri yang mewujud dari keseimbangan penggunaan tenaga dengan kulminasi-kulminasi kecil pada setiap rangkaian gerakan. Oh, that was so fantastic.

Meski mengalami penurunan jumlah peserta, namun kemeriahan pesta Grand Carnival SBC 2023 pada faktanya begitu kuat memberi dampak hiburan bagi masyarakat dan wisatawan asing seperti halnya John, warga Amerika yang sempat berbincang dengan saya kala menunggu proses seremonial dimulai.

Ingin tahu prestasi SBC di kancah dunia internasional? 

Wokay, Kisanak. Tepatnya 1 Januari 2013 yang lalu SBC hadir dalam Festival Bunga yang diadakan di Pasadena, California, Amerika Serikat. 

Lima tahun setelahnya, pada bulan Februari 2018, SBC kembali membuat decak kagum para penikmat seni. Kala itu SBC datang sebagai tamu undangan pada Parade Budaya National Multicultural Festival di Canberra, Australia.

Prestasi yang cukup membanggakan untuk mendapatkan apresiasi tinggi. Mengingat semua desain dan pembuatan karya-karya fantastis sebagai prototype budaya, merupakan hasil orisinil para peserta.

Bagai hilang akal, kekaguman saya mengalir sebagai keharuan. Tatkala saya berkesempatan menghampiri salah satu peserta cilik, Louis (8 th) yang bersama kakaknya, menggambar sendiri desain baju dan sepatu untuk terjun dalam perhelatan akbar kota Solo. 

Louis kecil dalam balutan busana imajinya | dokumentasi pribadi 
Louis kecil dalam balutan busana imajinya | dokumentasi pribadi 

Campur tangan halus sang Ibunda Veronica dalam penuturannya mengatakan bukan hanya tenaga, akan tetapi ada begitu banyak waktu dan materi yang diluangkan secara ajaib demi magisnya kelahiran gambar hasil imajinasi anak sekecil Louis. 

Kerja sama unik antara orang tua, lingkungan, dan anak telah merupa nilai konkret, sebagai bukti mahirnya tangan kolaborasi demi terciptanya kecerdasan kolektif.

Langit berangsur menjadi kelam menghitam, akan tetapi para penari dari Madura masih berkenan menghadirkan keelokan tarian mereka. 

Di bawah temaram lampu malam, para penabuh dan penari melanjutkan kembali bincang non verbal mereka. Berbicara lewat atraksi gerak tari. Dimulai dari pukul 19.00 hingga 22.00 WIB halaman depan Balai Kota Surakarta menjadi saksi bisu gelar budaya Madura.

Demikian laporan singkat saya. Dari kota para pecinta seni dan budaya kreatif, Surakarta, sampai jumpa pada gelaran budaya Solo Batik Carnival di tahun berikutnya.

Salam hangat saya,

Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun