Sekumpulan rencana dalam kepala mulai menggamit langkah saya di bawah atap mendung, langit Kota Solo. Melirik kembali waktu yang cukup renta menua di balik gugusan narasi sejarah. Jarum jam tangan saya merujuk pada siang hari, tepat 13:56 saya tiba di beranda Museum Keris.
Riuh terdengar di telinga suara anak-anak kecil. Nampak terlihat begitu banyak anak-anak dari usia kanak hingga remaja juga manusia usia dewasa saling bekerja merapikan diri. Sejurus lurus para pengrajin dan tukang dandan mempersiapkan para model yang akan ikut dalam hajatan tahunan Kota Bengawan.
Bersama Depok, Solo telah digadang-gadang menjadi kota yang mewakili Indonesia masuk ke dalam Jejaring Kota Kreatif UNESCO 2023. Sebuah apresiasi luar biasa bagi tumbuh kembang kota Surakarta.Â
Menilik dari tujuan sebagai anggota dalam Jejaring Kota Kreatif, Solo nantinya akan mendapat kesempatan untuk belajar bekerja sama dengan kota-kota lain seantero jagat. Demi apa? Tak lain dan tak bukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kota Solo.Â
Masih dengan tajuk yang sama. Rupa-rupanya apresiasi berikut kesempatan yang diulurkan masyarakat dunia kepada kota Solo disambut dengan antusias tinggi. Salah satu event tahunan yang senantiasa dirindukan adalah Solo Batik Carnival.