Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Imlek 2574: Grebeg Sudiro di Tahun Kelinci Air, Tradisi Unik Cita Rasa Autentik

27 Januari 2023   13:47 Diperbarui: 28 Januari 2023   08:44 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usai membuka acara grebeg Sudiro, mas Gibran kembali berjalan kaki ke Balaikota Surakarta yang berjarak hanya beberapa ratus meter dari venue| dokumen pribadi

Kesadaran kolektif yang mengarah pada nilai lokalitas horisontal dimana masyarakat dalam tiap kelompok sosial memiliki rasa saling menjunjung tinggi nilai sosial antar kelompok. Dengan demikian terpilin hubungan positif yang stabil.

Dengan adanya relasi tersebut, maka mau tak mau; suka atau tidak suka pembauran telah menjelma menjadi opsi dialektika sosial terbaik. 

Pada masa itu, para warga masyarakat China yang bermigrasi dari Batavia tinggal bersama penduduk dari etnis lain di kampung Sudiroprajan. Pernikahan antar etnis, interaksi antar pelaku dalam kegiatan ekonomi, dan perkembangan keyakinan membuat masyarakat keturunan Tionghoa di Sudiroprajan semakin nge-blend. 

Bukan sebuah kebetulan bila pada akhirnya kekentalan hubungan antara etnis Jawa dan Tionghoa meredam percik api durjana Mei 1998. Ketika masyarakat Jawa di segala tempat tanpa pandang ragam keyakinan memasang badan, melindungi warga keturunan Tionghoa di kala itu.

Kenangan yang tak mungkin lepas dari warga Sudiroprajan. Bagaimana pager mangkok luwih kuat tinimbang pager tembok telah menjadi nyata dalam dimensi ruang dan waktu. 

Bahwa setinggi atau sekuat apa pun pagar tembok yang kita bangun tidaklah lebih kuat dibandingkan dengan pagar kebaikan dan kebajikan yang tercipta antara kita dengan lingkungan sekitar kita.

Grebeg Sudiro memang bukanlah perayaan warisan kuno. Namun, bersama berjalannya waktu, event yang diinisiasi oleh beberapa warga Sudiroprajan ini turut mengangkat wajah kota Solo ke permukaan.

jembatan pasar Gede menjelang pawai Grebeg Sudiro| Dokumentasi pribadi 
jembatan pasar Gede menjelang pawai Grebeg Sudiro| Dokumentasi pribadi 

Terbukti semakin banyaknya wisatawan yang mulai melirik kota Solo sebagai destinasi pilihan wisata selain Jogjakarta maupun Semarang. 

Ragam etnis yang berakulturasi di Jawa pun semakin marak. Semakin memperkuat fakta bahwa 278 tahun bukan waktu yang singkat bagi warga Solo untuk membaur. Saling larut dalam mimpi, saling mengisi lajur sejarah. Saling bertahan dalam segala keberagaman. 

Keunikan Grebeg Sudiroprajan

Tidak seperti kota-kota lainnya. Kota Solo menggelar momentum Imlek selama satu bulan penuh. Biasanya dihiasi dengan maraknya ribuan lampion yang terpasang di sepanjang pasar Gede.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun