Langit kelam masih membungkus janari saat notifikasi teman saya menaungi algoritma telepon seluler. Ia menyodorkan salah satu berita paling up to date malam yang lalu. Sabtu, 01 Oktober 2022. Stadion Kanjuruhan ricuh.
#Kanjuruhan ternyata telah menghiasi beranda trending topic negri burung biru. Beragam cuitan mulai memasuki otak emosi saya. Seperti biasa, saya hanya menghela nafas panjang. Melihat begitu banyak korban yang berjatuhan.
Ini memang momentum mengerikan dalam sejarah sepak bola Indonesia yang pernah saya ikuti selama ini.Â
Saya tidak ingin mengurai justifikasi siapa yang benar atau salah dalam hal ini. Namun ada keterlibatan gas air mata yang sempat terlihat mengisi arena stadion Kanjuruhan malam itu. Oh, dear Lord.
Saya pun bukan ahli persenjataan nomor wahid. Hanya saja lewat Healthline.com ada beberapa zat kimiawi dalam gas air mata yang membahayakan bagi mereka yang terpapar.
Zat tersebut antara lain:
- 2-chlorobenzalmalononitrile (CS gas)
- oleoresin capsium (paper spray)
- dibenzoxazepine (CR gas)
- chloroaceptophenon (CN gas)
Dari keempat zat kimia yang merupakan komposisi gas air mata tersebut, yang biasanya terdapat dalam gas air mata adalah CS dan CN.Â
Mari sedikit mengulik dari Center for Disease Control (CDC)Â tentang gas air mata. Efek yang dapat ditimbulkan bagi mereka yang terpapar gas air mata rerata akan merasakan gejala sensasi terbakar. Baik bila terpapar pada bagian mata, kulit, hidung, maupun pada mulut.Â
Masih dari CDC, ada beberapa tanda yang dapat dipindai pada bagian tubuh yang terpapar gas air mata.Â
Misalnya pada mata, akan mengeluarkan banyak air mata, mata terlihat memerah, dan akan mengalami gangguan penglihatan. Bila paparan terjadi dalam durasi yang lama, maka dapat mengakibatkan glukoma atau berakhir pada kebutaan.