Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Belajar Menghidupi Maaf dari Phan Thi Kim Phuc

9 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 9 Juni 2022   17:23 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: berpelukan untuk saling mengampuni | via unsplash @ erica giraud

Sebuah studi dilakukan di Swiss ketika 14 orang dipersilakan melakukan sebuah permainan bisnis dengan membebaskan setiap pemainnya melakukan kecurangan.

Dari studi tersebut terungkap bahwa terjadi peningkatan aktivitas pada dorsal striatum ketika seorang pemain berhasil memberi hukuman pada pemain lain yang melakukan kecurangan. 

Dorsal striatum merupakan bagian otak yang salah satu fungsinya adalah sebagai penerima rangsangan terhadap penghargaan. Aktivitas bagian otak 'pusat kesenangan' tersebut akan terpicu bukan hanya dari penghargaan melainkan juga oleh permusuhan. 

Dari studi tersebut pula terungkap fakta bahwa seseorang akan rela memberikan kebahagiaannya hanya demi menghukum orang lain yang telah berlaku tidak baik terhadapnya. 

Pada saat seseorang melakukan dendam maka ia akan melibatkan memori dan imajinasinya. Kondisi otak seseorang yang membalas dendam akan berelaksasi. Apakah ini adalah hal yang baik bagi tubuh kita? 

TIDAK! 

Mengapa? Karena fungsi otak kita adalah untuk beraktivitas supaya kita dapat bertahan hidup selama mungkin. Bayangkan saja, bila otak kita berelaksasi terlalu lama. Maka tak ayal bila seseorang yang menyimpan dendam hanya akan mendatangkan penderitaan. Bahkan akan mengundang  penyakit seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes, dan masih banyak lagi. 

Seseorang yang menyimpan dendam tidak dapat menyadari bahwa kejadian atau peristiwa pemicu dendam telah terjadi pada masa silam. Ini terjadi karena pada otak manusia pendendam tidak dapat membedakan waktu dulu, kini, maupun yang akan datang. 

Selain Berpotensi sebagai Korban, Kita pun Berpotensi Menjadi Pelaku

Ya, saya paham. Dikecewakan orang lain, terlebih orang terdekat kita memang sangat menyakitkan. Akan tetapi perlu diingat bahwa kita sebagai korban pun akan berpotensi menjadi pelaku di suatu hari nanti. 

Dengan menyadari bahwa ketika kita membuat salah adalah hal yang manusiawi, maka manusiawi pula ketika kita meminta maaf pada orang yang telah kita kecewakan. Meminta maaf tidak akan sedikit pun menurunkan nilai diri kita. 

Saya pernah terlibat dalam kerja tim untuk sebuah acara kantor. Dalam acara tersebut tanpa saya duga, koordinator saya tetiba menegur salah seorang rekan saya di hadapan forum dengan cara yang kurang santun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun