Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Belajar Menghidupi Maaf dari Phan Thi Kim Phuc

9 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 9 Juni 2022   17:23 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: berpelukan untuk saling mengampuni | via unsplash @ erica giraud

Otak kita bekerja dengan begitu sempurna. Bekerja supaya setiap kita mampu bertahan hidup. 

Pada masa evolusinya, sistem syaraf manusia mempunyai kesamaan dengan beberapa primata maupun mamalia. Seperti ikan lumba-lumba, simpanse, orang utan, bonobo dan lain sebagainya. 

Binatang-binatang tersebut pada umumnya memiliki kesadaran diri. Sadar akan keberadaannya. Begitu pula dengan manusia. Pada umumnya, kita mempunyai kesadaran akan keberadaan kita. 

Ketika kita mempunyai kesadaran akan keberadaan kita, maka ada potensi bagi kita untuk mengalami penderitaan. Orang yang menderita ataupun yang membuat orang lain menderita rerata belum mempunyai kecerdasan emosi. 

Wow, pahit sekali kenyataan ini. Bagaimana ketika Anda membaca kalimat saya di atas? Mengerutkan dahi? Langsung membatin atau bahkan berucap, "Mosok sih?" Ya, tidak mengapa. Memang begitulah cara kerja otak kita. 

Kita lebih senang menerima segala sesuatu yang membuat kita nyaman atau terhibur. Kita bahkan tidak membutuhkan validasi apakah sesuatu tersebut adalah hal yang benar atau salah. 

Bagaimana bila kita dihadapkan dengan fakta atau realita yang membuat kita tidak nyaman? Tentu saja secepat kilat kita akan berupaya menolaknya. Meskipun kejadian tersebut telah lama berlalu. Namun seringkali kita masih dapat merasakan betapa menyakitkan pengalaman tersebut.

Pada saat stimulan atau informasi datang lalu menyebabkan rasa yang tidak nyaman, maka amigdala akan merekamnya. Sehingga ketika datang peristiwa yang lain yang kita persepsikan sebagai sebuah ancaman yang sama, maka amigdala akan segera memberikan alarm. Sebuah sinyal kepada tubuh untuk waspada. 

Aktivitas seperti itu adalah wajar karena naluri kita berfungsi supaya membantu kita bertahan hidup. Sama seperti pada zaman pra sejarah, manusia menggunakan kewaspadaan tersebut untuk mempertahankan hidup mereka semaksimal mungkin. 

Bagaimana bila kita menjadi pendendam? Apakah berarti perilaku tersebut bisa dikatakan sebagai sebuah kewajaran? 

"an eye for an eye leaves everybody blind" (Martin Luther King Jr.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun