Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Paskah 2022, Semakin Bermakna di Tahun Sabat Yahudi 5782

16 April 2022   23:01 Diperbarui: 17 April 2022   11:29 1759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Yesus dan Farisi | Sumber: Mark 12 via churchofjesuschrist.org

Hari Raya Paskah merupakan satu dari dua hari besar Kristiani. Paskah merupakan momentum penting bukan hanya bagi kaum Kristiani. Begitu pun penganut Yudaisme. Bagi kaum Yahudi, Paskah telah berakar kuat dan menjadi kultur temurun dalam masyarakatnya. 

Jumat Agung merupakan momentum umat Kristiani memperingati kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Sedangkan Paskah yang selalu jatuh pada hari Minggu merupakan peringatan hari kebangkitan Yesus Kristus. 

Bagi umat Kristiani, Paskah merupakan hari peringatan di mana Kristus Yesus telah menang atas maut. 

Antara Happy Passover atau Happy Easter, Pilih yang Mana Nih? 

ilustrasi ucapan Paskah | via bhg.com
ilustrasi ucapan Paskah | via bhg.com

Ada pula keunikan lain dalam peringatan Paskah. Yaitu munculnya kegamangan dalam penggunaan kata passover dan easter. Kemudian muncul beragam pendapat dari para ahli menyoal kegamangan tersebut.

Menurut teori secara umum, awal penggunaan kata easter berasal dari keyakinan Anglo Saxon. Easter diyakini terambil dari nama Eostre. Yaitu nama dewi musim semi dan kelahiran dalam keyakinan Anglo Saxon. 

Meski demikian, penggunaan "Happy Easter" sebagai ungkapan perayaan Paskah masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Hingga kini. 

Lalu bagaimana dengan "Happy Passover"? Passover diambil dari akar kata pesach yang berasal dari bahasa Ibrani. Kemudian pesach mengalami proses transliterasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi Paskah. 

Passover juga dapat diartikan sebagai " melewati ". Merujuk pada peristiwa tulah Tuhan ke-10. Peristiwa di mana setiap pintu bangsa Israel diberi tanda dari darah domba sehingga selamat. Terlewat dari wabah yang menimpa setiap anak sulung di seluruh Mesir. 

Nah, bila demikian, kira-kira teman-teman ingin mengunakan ucapan yang mana? Happy Passover? Happy Easter? Atau sama seperti saya: Selamat Paskah?

Well, next. Bagaimana jika kita juga mengupas tipis perihal Paskah dalam kebudayaan Yahudi? Tertarik? So, markitalk... 

Apa Makna Paskah/Passover bagi Masyarakat Yahudi? 

Ilustrasi: roti dan anggur hidangan pada malam Paskah Yahudi | via jewishvoice.org
Ilustrasi: roti dan anggur hidangan pada malam Paskah Yahudi | via jewishvoice.org

Dalam sistem penanggalan masyarakat Yahudi yang berdasar sistem lunisolar, terdapat dua bulan yang tak luput dari perayaan penting. Yaitu:

1. Tanggal 1 bulan Tishrei, yang menandai tahun baru bangsa Israel yang ditetapkan pada masa pemerintahan Kaisar Titus Flavius. Biasanya ada peniupan shofar (semacam serunai panjang yang terbuat dari tanduk). 

2. Tanggal 1 bulan Nisan, sebagai awal tahun baru menurut peraturan religi bangsa Yahudi pada masa kepemimpinan Musa. Penentuan tahun baru ini berdasar pada apa yang tertulis pada kitab Torah. Dikatakan sebagai tahun baru, merujuk pada kitab Torah:

(Imamat 23:5-6 )"Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.

Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi."

Sesuai dengan hukum atau perintah Allah (mitzvah) tersebut maka kaum Yahudi menjalankan Paskah selalu pada tanggal 14 bulan Nisan. 

Pada tanggal 14 inilah Paskah merupakan hari peringatan kaum Yahudi saat keluar dari Mesir.

Ada beberapa hidangan yang diwajibkan tersedia pada perayaan Makan Paskah (seder) tanggal 14 Nisan, yaitu: memecahkan roti, meminum anggur, dan memakan sayuran pahit. 

Dan pada tanggal 15 pada bulan yang sama setiap keluarga kaum Yahudi wajib menceritakan jejak bangsa Israel keluar dari Mesir. 

Setelah tanggal 15 Nisan diadakan Hari Raya Roti Tidak Beragi (hag ha matsot) yang biasanya dirayakan selama 7 hari. 

Pada tanggal 15 Nisan pula semua orang tua harus menceritakan tentang perjalanan bangsa Israel pada masa kepemimpinan Musa, saat keluar dari Mesir. 

Tahukah Anda, bahwa dalam kebudayaan Yahudi, ada begitu banyak ritual yang harus dilakukan sehubungan dengan perayaan Paskah. 

Imamat 7:12 "Jikalau ia mempersembahkannya untuk memberi syukur, haruslah beserta korban syukur itu dipersembahkannya roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak, serta roti bundar dari tepung yang terbaik yang teraduk, yang diolah dengan minyak"

Baca juga: Keistimewaan Pentakosta dalam BudayaYahudi.

Semenjak saat itu, ada beragam persiapan Paskah dalam setiap keluarga kaum Yahudi. Yang paling penting dalam menyiapkan setiap hidangan haruslah tanpa ragi. Sekali lagi, ini sesuai dengan perintah Tuhan yang diturunkan kepada Musa bagi kaum Yahudi kala itu. 

Keluaran 34:25 "Janganlah darah korban sembelihan yang kepada-Ku kaupersembahkan beserta sesuatu yang beragi, dan janganlah ada dari korban sembelihan pada hari raya Paskah bermalam sampai pagi."

Memang perayaan Paskah dalam budaya Yahudi sangat rumit. Semua harus tertata dengan cermat dan penuh ketelitian. 

Paskah yang Sungguh Berbeda, yang Unik yang Menarik. 

Dia telah bangkit| via inspiration.org
Dia telah bangkit| via inspiration.org

Sebelum tahun 70 Masehi, Paskah bagi kaum Yahudi merupakan momentum merayakan panen di musim semi. Ini pun seperti tertulis dalam kitab Imamat. 

Usai Bait Suci yang dihancurkan oleh bangsa Romawi pada tahun 70 Masehi, Paskah mengalami pergeseran makna. Hingga kini kaum Yahudi merayakan Paskah sebagai hari peringatan keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir. 

Keyakinan Kristiani menekankan makna Paskah bukan hanya berdasarkan penanggalan atau sistem kalenderisasi saja. Bagi pemeluk Kristiani Paskah lebih ditekankan pada makna teologis.

Membincangkan mengenai keyakinan yang telah menjadi darah daging dalam kebudayaan Yahudi memang sangat menarik. Begitu banyak hal unik. 

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah pada saat perayaan Paskah Yahudi diadakan. Karena budaya Yahudi berakar dari religi, maka perayaan Paskah harus sesuai dengan mitzvah. 

Paskah kali ini berada di angka tahun 5782 menurut kalender Yahudi. Seperti kita tahu dalam budaya Yahudi angka ataupun segala nama merupakan simbol. 

Tahun Pey Bet, 5782 merupakan tahun istimewa dalam kalenderisasi Yahudi. Tahun ini adalah tahun Sabat (perhentian). Yang membuat istimewa, tahun ini juga merupakan Tahun Shemittah (tahun pelepasan). Sesuai dengan apa yang telah tertulis pada kitab Torah, dalam kitab Imamat 25: 8.

Pada setiap tahun baru kaum Yahudi mempercayai ada pesan Tuhan untuk kehidupan mereka ke depan. Segala perencanaan yang menyangkut kehidupan sehari-hari didasarkan pada angka tahun yang sedang berjalan. 

Begitupun Tahun Sabat merupakan tahun perhentian. Dimaknai bahwa selain kita memedulikan sekitar kita, kita pun harus bijak dalam menyampaikan segala sesuatu. Dengan kata-kata kita mampu memberkati seseorang. Dengan kata-kata kita pun dapat mengutuk seseorang. 

Belajar bijak menggunakan kata-kata. Tahu kapan harus berbicara, kapan harus berhenti berbicara. 

Tahun 5782 juga biasa disebut sebagai Pey Bet. Adalah tahun Sabat. Dimaknai dengan berhenti dari segala keinginan kita memuaskan diri. Lebih peduli pada sekeliling kita. Pada mereka yang membutuhkan.

Sedang tahun Shemittah bermakna sebagai pelepasan. Bagaimana kita bukan hanya memberikan pengampunan utang dalam bentuk materi. 

Shemittah bermakna bagaimana kita diharapkan mampu belajar untuk lebih bersikap legowo. Mau memberi maaf dan belajar melepaskan pengampunan bagi setiap orang yang mungkin mengecewakan kita.

Dengan darah Yesus yang telah tercurah di kayu salib menebus dosa dan mengampuni kita. Kita pun belajar untuk mengampuni sesama. 

Kebangkitannya membawa kita untuk belajar tentang harapan. Bahwa masih ada harapan. Masih ada jalan terbuka di depan. Mari bersama belajar untuk mampu melepaskan pengampunan dan saling menjadi berkat untuk sesama. 

Selamat merayakan Paskah, bagi setiap pembaca sekalian yang merayakan. 

Shalom, Tuhan memberkati kita. 

Penulis

**Sumber: 

1, 2, Lembaga Alkitab Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun