Pergulatan masyarakat dengan tingginya harga minyak goreng pun menyentuh hati mahasiswa. Sehingga memunculkan reaksi keras kaum civitas akademika.Â
Aksi mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI pada 11 April 2022 membangunkan kembali nurani mahasiswa melakukan demonstrasi turun ke jalan.Â
Demonstrasi mahasiswa kembali marak terjadi. Di beberapa kota besar layaknya Semarang, Bandung, Bali, Ambon, Jakarta, dan kota -kota lainnya.Â
Kamis, 14 April 2022 BEM kota Bengawan pun kembali tergugah untuk turun ke jalan.Â
Pukul 13:00 WIB jalanan di depan Puro Mangkunegaran mulai padat. Ratusan mahasiswa dari 16 kelembagaan mahasiswa se- Solo Raya memenuhi Ngarsopuro. Jalanan Triwindu siang itu terpantau padat.Â
Namun terik matahari dan ramainya arus lalu lintas Jalan Slamet Riyadi tak jua menyusutkan niat ratusan mahasiswa.Â
Di bawah koordinator BEM Solo Raya Widi Adi Nugroho, mahasiswa mulai memenuhi badan jalan sakral kota Surakarta. Kibaran panji masing-masing Badan Eksekutif Mahasiswa mewarnai jalan protokol kota Solo tersebut.Â
Mahasiswa bersatu suara menggunakan dress code alamater masing-masing perguruan tinggi mulai menyusur jalanan tepat jam 14:15 WIB.Â
Long march mahasiswa berhenti di bawah asuhan matahari siang 15:15 WIB di simpang empat Gladag.Â
Sebagaimana diberitakan oleh beberapa media massa  bahwa dalam aksi BEM Solo Raya ini beliau, Gibran Rakabuming Raka pada awalnya ingin menjadi bagian dari aksi demonstrasi mahasiswa Solo Raya.
Para mahasiswa ternyata tak berharap banyak akan kehadiran beliau. Meski demikian, aksi terlihat begitu tertib. Dari jumlah peserta yang kurang lebih 600-800 orang mahasiswa, ternyata benar adanya, Mas Gibran Rakabuming tidak terlihat di antara rombongan aksi mahasiswa.Â
"Kalau tidak ingin aku, tidak senang sama aku, ya sudah. Gimik, gimik apa," begitu ucap Gibran, Â melansir dari Kompas.com.
Dalam aksi damai tersebut sempat diisi dengan pembacaan salah satu puisi karya Rendra.Â
Orasi mahasiswa menyoroti isu-isu yang masih pelik, antara lain kenaikan harga minyak goreng dan BBM, penuntasan kasus HAM, dan kaji ulang pemindahan Ibu Kota Negara (IKN).Â
Beberapa poster pun tak luput dari incaran lensa kamera pemberi warta. Beragam tuntutan mahasiswa digelar di atas aspal jalanan Slamet Riyadi.Â
Isu wacana masa jabatan presiden 3 periode sengaja tidak diangkat. Ini terkait adanya kejelasan pernyataan Presiden Jokowi perihal wacana tersebut.
Aksi BEM Solo Raya kali ini terlihat tertib dan mau bekerjasama dengan aparat keamanan terkait. Terlihat dari sebelah utara maupun selatan barisan demonstrasi mahasiswa.Â
Pada dua bagian jalan ini masih dapat dijadikan akses lalu lintas mobil maupun kendaraan bermotor.Â
Pagar betis dari Polresta Surakarta terlihat sangat rapat. Kerjasama solid juga terlihat di antara koordinator lapangan (korlap) dalam upaya mengkoordinasi para peserta aksi. Dengan demikian, para peserta demo merapatkan barisan dan tetap aware terhadap para penyusup.Â
Kolaborasi inilah yang menghadirkan situasi tenang, sehingga materi yang dibawa oleh para peserta aksi tersampaikan dengan baik kepada khalayak.
Jarum jam menunjukan 16:45 waktu setempat. Para mahasiswa pun membubarkan diri dengan tertib. Benar-benar bersih dari tindakan anarkisme. Salut untuk aksi demonstrasi mahasiswa Aliansi BEM Solo Raya.Â
Salam damai dari Solo,Â
Penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H