Apabila kita menilik data statistik dari Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) pernikahan beda agama di Indonesia tercatat sejak tahun 2005 sebanyak 1.425 pasangan.Â
"Susah lho, Mbak. Masalahnya cinta,"Â
"Trus gimana dong kalau udah kadung kesandung cinta ama yang beda agama?"
Seberapa seringkah kita mendengar kalimat kegundahan yang sama? Pernyataan inilah yang acapkali masih terdengar dari mereka yang berada dalam hubungan pacaran maupun menjelang pernikahan.
Menjalin sebuah hubungan pacaran dan pernikahan tentu saja bukan hal yang sama. Dalam berpacaran, bisa saja dengan gampang salah satu pihak memutuskan hubungan bila ada ketidaksesuaian lagi.Â
Akan berbeda dengan mereka yang berada di hadapan kursi pelaminan. Untuk memutuskan mengelola bahtera pernikahan tidaklah segampang melempar rancangan megah atau mewahnya acara sakral pernikahan kepada Event Organizer.
Problematika dalam Pernikahan Beda Agama
Dalam hubungan pacaran maupun pernikahan kerap kali didapati permasalahan yang berujung pada perdebatan. Meminjam istilah teman saya yang sudah 17 tahun menikah, "senggol dikit, tidur di luar!"
Perbedaan pendapat sudah barang tentu merupakan hal yang wajar. Pasangan yang sedang berpacaran atau yang sudah menikah adalah dua individu yang memiliki perbedaan latar belakang, perbedaan pola asuh, bahkan mungkin perbedaan prinsip.Â
Pada kebanyakan kasus, perceraian terjadi bukan pada permasalahan yang ada, melainkan pada pengelolaan solusi masalah yang dihadapi.Â
Maka alangkah bijak apabila kita kembali mempertimbangkan beberapa hal umum sebelum masuk dalam lingkaran pernikahan.Â