Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Satu Pelukan untuk Anak: Memahami Pelukan Dalam Tumbuh Kembang Anak

24 Januari 2022   14:36 Diperbarui: 10 Mei 2022   17:28 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via unsplash @Jonathan Borba

"Untuk bertahan hidup kita membutuhkan 4 pelukan sehari. Untuk kesehatan kita butuh 8 pelukan per hari. Untuk pertumbuhan, awet muda, kebahagiaan, kita perlu 12 pelukan per hari" (Virginia Satir) 

Yeorobun! 

Selamat bertemu saya kembali, Saudara. Mohon maaf agak nelat nih dari jadwal yang seharusnya.

Okay, tepat tanggal 21 Januari selalu ada yang menarik bagi saya. Yaktul! Hari Peluk (Nasional). 

Mengapa harus dirayakan? Well, mungkin merayakan bukan kata yang tepat, ya. Saya kira, memperingati adalah hal yang lebih pas. 

Untuk kali ini, saya akan mempersempit pelukan yang dilakukan antara anak dan orangtua. Meskipun sebenarnya, ini juga berlaku pada orang dewasa. Hanya saja, bagi orang dewasa perlu adanya konsen. 

Namun sebelum saya melanjutkan artikel ini, izinkan saya bertanya. Adakah di antara teman-teman yang membaca artikel ini yang tidak ingin merasakan pelukan? 

Pasti kita semua menginginkannya, bukan? Pelukan dari orang-orang terdekat kita. Dari kawan kita, sahabat, saudara, anak, atau pasangan kita. 

Saya ingat, ketika mendatangi seorang kerabat yang baru saja kehilangan bayinya yang meninggal seusai proses kelahiran. 

Ketika saya datang dan mendengar ceritanya, lantas saya memeluknya. Tak ayal ia menangis begitu haru. Akan tetapi, beberapa menit berikutnya, ia terlihat lebih tenang. Meskipun tak dapat disangkal, kepedihannya tidak seketika hilang. 

Hal yang sama terjadi pada anak-anak. Suatu ketika ada seorang anak yang kesulitan mengerjakan tugas matematikanya, lalu tetiba ia menangis. 

Saya terkejut, karena ia anak yang tersohor begitu bandel. Biasanya ia sangat antusias setiap kali mengerjakan tugas matematikanya. 

Setelah saya biarkan sejenak ia menangis, lalu saya beri sedikit tepukan pelan di punggungnya. Sebentar kemudian, anak ini perlahan menyudahi isak tangisnya. 

Sebagian dari kita mungkin tidak menyadari, bahwa pelukan yang kita berikan kepada anak sangat bermakna. 

Meskipun saya harus mengakui, dalam budaya Asia kita masih jarang orangtua yang mau memberikan pelukan tulus pada anak-anaknya secara rutin. 

Alih-alih memberi peluk tulus. Yang seringkali terjadi adalah maraknya kasus-kasus kekerasan terhadap anak saat proses pengasuhan. 

Bagi anak-anak, pelukan orangtua adalah sarana komunikasi dan proses healing yang sangat efektif. 

via nbcnews.com
via nbcnews.com

Komunikasi? Proses healing? Ya, bener banget. 

Sebenarnya, sebagai bangsa berbudaya, kita sudah sepatutnya bangga pada tradisi warisan leluhur. 

Pada budaya Jawa misalnya, saya menjumpai satu adab yang sangat saya kagumi. Setiap petang, seorang bayi yang baru lahir, harus berada dekat dengan pelukan ibu. 

Terlepas dari alasan atau pesan moral apa saja terkait budaya ini, aktivitas tersebut ternyata begitu penting bagi bayi maupun ibu. 

Salah satu alasannya adalah pola pikir bahwa pelukan ibu mampu memberikan kehangatan dan rasa aman serta nyaman dari ibu kepada si bayi. Waw emejing, bukan warisan luhur budaya kita? 

Apakah hal tersebut masih relevan dengan kondisi sekarang? Of course, tentu saja! 

Beberapa peneliti telah mengadakan studi mengenai seberapa besar urgensi sentuhan lembut orangtua bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. 

Salah satunya, adalah sebuah penelitian yang dilansir dari Genetic Psychology Monographs. 

Studi tersebut menjelaskan fakta bahwa anak-anak yang diberi pelukan dalam durasi 20 menit selama 10 hari berturut-turut, akan menunjukkan skor perkembangan yang jauh lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak diberi perlakuan sama. 

Bagi anak-anak, khususnya bayi usia 0-2 tahun pelukan adalah ekspresi awal orangtua yang dapat memberikan efek perhatian dan sayang. Hubungan antara anak dan orangtua akan terjalin semakin kuat. 

Beberapa ahli yang melakukan studi mendalam tentang masalah ini pun mengungkap faktor-faktor lain yang mendukung perkembangan sel otak anak dan pertumbuhan emosional anak. 

Selain faktor genetik, lingkungan, gaya belajar anak, juga nutrisi kolin yang menjadi asupan saat bayi dalam kandungan. Maka "stimulan" merupakan salah satu faktor penting di dalam proses perkembangan kecerdasan anak. 

Stimulan dapat berupa beragam wujud afeksi. Salah satunya adalah dengan pelukan. So, penting banget bagi para orangtua untuk memberikan sentuhan lembut berupa pelukan, bagi anak-anak. 

via shutterstock.com
via shutterstock.com

Next! 

Keterkaitan antara perkembangan emosi anak dengan pelukan orang juga mendapat perhatian besar. 

Ingin tahu sebabnya? 

Alangkah baiknya bila kita mengajarkan bagaimana memvalidasi emosi kepada anak-anak. Kebutuhan anak untuk meregulasi emosi sama pentingnya pada orang dewasa. Hanya saja, anak-anak belum mempunyai kemampuan untuk meregulasi emosinya.

Di sinilah peran penting kita sebagai orang dewasa, terlebih orangtua untuk membantu anak-anak meregulasi emosi mereka. 

Satu di antara sekian cara yang dapat kita lakukan adalah dengan pelukan. Yuk kita cek sebentar. 

Pada umumnya, anak-anak yang berada dalam kondisi stres akan menunjukkan gejala atau perilaku susah tidur, sulit berkonsentrasi, atau bahkan perubahan drastis pada nafsu makan. Dengan demikian, sangatlah penting bagi kita untuk peka terhadap perubahan anak. 

via unsplash @Jonathan Borba
via unsplash @Jonathan Borba

Salah satu hormon yang diproduksi oleh tubuh kita adalah hormon oksitosin. Hormon cinta ini biasanya akan keluar saat ibu menyusui, atau saat terjadi rangsangan skin to skin antara orangtua dan anak. 

Oksitosin yang diproduksi oleh salah satu bagian otak kita, hipotalamus, merupakan salah satu komponen penyusun bahagia bersama dengan dopamin dan serotonin. 

Bersamaan dengan bekerjanya si hormon cinta, hormon oksitosin ini pun menekan hormon stres, kortisol, dan hormon norepinephrine dalam tubuh anak-anak. Ini akan berdampak baik. Ada proses relive dalam diri anak. 

Hmm, masih ingin melanjutkan arti penting pelukan? 

Sebuah studi di Pittsburgh yang tertuang dalam jurnal Psychological Science (2015) mengungkapkan bahwa dukungan dari lingkungan berupa pelukan memberikan efek nyaman pada penderita flu. Hal ajaib terjadi pada penderita yang mendapat perlakuan pelukan adalah sistem pernafasan mereka menjadi lebih lancar. 

Ternyata pelukan mampu memberikan dampak bagi lancarnya sirkulasi oksigen di dalam tubuh anak. Selain itu, pelukan juga menjaga tekanan darah anak tetap stabil, sehingga baik untuk kesehatan jantung anak. 

Inilah sebabnya, mengapa pelukan orangtua sangat dibutuhkan di saat anak-anak, terutama bila anak sedang dalam kondisi sakit. 

Begitulah secuil wacana yang saya bagikan di hari pelukan. Ternyata, penting bukan arti pelukan bagi anak-anak kita? Sudahkah hari ini kita memeluk anak-anak kita? 

Selamat menikmati hari ini, selamat menikmati indah dan sehatnya pelukan dengan keluarga. 

Salam sehat, salam sadar

Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun