Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: [RTC] Phala

10 November 2021   18:49 Diperbarui: 10 November 2021   19:05 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via unsplash.com @ lina trochez

Langkah syair kita terseret lebam dunia
membebat lukanya
dengan rajutan kata

Sambil membangunkan kidung, 

lihat anak manusia, 

coba mencerna 32 kali rasa,
terbata menakar riba,
perlahan menim(b)ang dosa dan etika
hanya untuk menyodorkan
sebuah kebenaran

sudut dunia termangu
menghamburkan tanya
kala hati mengubah logika

tangan terulur menyapa mesra dharma
kita berhenti mengeja
lidah tak mampu bersawala
ketika cinta bernubuat
ketika kasih berdaulat

dan musuh menjelma bagai
siang yang rela
bergulir
agar malam menaiki tahtanya

pada akhirnya,
anak manusia tiada gagap berucap,

"rawatlah dia, dan jika kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya."

=====

*Solo,... pengorbanan bukan hanya tentang nyali, tapi juga tentang kesadaran bahwa cinta tidak sekadar kata-kata. Bagaimana dengan Anda?

*Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Rumah Pena Inspirasi Sahabat untuk memperingati Hari Pahlawan tahun 2021

Dokumentasi : Rumah Pena Inspirasi Sahabat
Dokumentasi : Rumah Pena Inspirasi Sahabat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun