Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Kasus Covid-19 Meningkat, Jalan Slamet Riyadi Solo Ditutup Selama PPKM Darurat

11 Juli 2021   00:05 Diperbarui: 12 Juli 2021   09:00 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penutupan ruas Jalan Dr. Radjiman pada hari pertama PPKM Darurat (03/07/2021) | Dokumentasi pribadi

Semakin hari serasa persebaran wabah covid-19 semakin mencuat ke atap langit Indonesia. Seakan mengantar, iringan berita duka kehilangan kerabat dan relasi sempat membuat sebagian masyarakat mengalami emotional rollercoaster. 

Sejenak merasa senang, namun tidak lama kemudian rasa takut, sedih segera mendera, kemudian mungkin akan berubah menjadi amarah yang membuncah.

Konfirmasi besaran angka temuan kasus covid-19 di Surakarta sebenarnya terpantau setiap hari dengan mengakses portal surakarta.go.id. 

Diharapkan masyarakat mampu menyikapi situasi genting sehingga mampu mengubah pola pikir dan gaya hidup warga ke arah yang lebih sehat. 

Program vaksinasi bagi masyarakat umum pada awalnya masih ditanggapi dengan setengah hati. Demi mengetahui persebaran wabah covid yang semakin meraja, maka program tersebut akhirnya mendapat tanggapan positif dari masyarakat. 

Respon positif masyarakat ini terlihat dari penuhnya antrian panjang di beberapa rumah sakit maupun fasilitas umum lain yang didapuk sebagai akses warga mendapatkan vaksinasi massal. 

Bahkan nyaris semua aktivitas seakan mulai beranjak dengan kecepatan cahaya dari aktivitas berbasis manual menuju ke arah denting algoritma. 

Paling tidak seperti itulah pengakuan dari beberapa driver ojek online yang sengaja saya temui menyoal berlangsungnya PPKM Darurat di Surakarta.

Seperti pengakuan Arif Fadilah, seorang pejuang rupiah salah satu aplikasi ojek online ternama. Katanya, "Saya malah bersyukur, mbak. Berkat penutupan jalan ini, ternyata jalanan jadi ga sepadat dulu kalau belum ada PPKM. Masyarakat pada mager keluar rumah, karena ga ngerti harus lewat jalur tikus yang mana."

Demikian pula, Krismas Anugerah, seorang driver ojol yang mengaku kebanjiran order di saat penutupan jalan sedang berlangsung, "Wah, saya malah ga pernah sepi, mbak. Selama penutupan jalan ini saya alhamdulillah malah banyak rejeki yang datang," begitulah ujarnya sembari kembali menancap gas sepeda motor, membelah ruas jalan menyusuri keping rupiahnya.

Namun demikian, di sisi lain ada beberapa pengguna jalan yang mengaku bahwa tingkat keruwetan arus lalu lintas di jalur-jalur alternatif semakin berajojing tatkala Jalan Slamet Riyadi mulai ditutup secara total setiap hari Jumat pukul 16:00 WIB hingga hari Minggu pukul 24:00 WIB.

Mobilitas warga di beberapa ruas jalan seperti jalan Yos Sudarso, Jalan Gatot Subroto, Jalan Dr. Radjiman, Jalan Pierre Tendean, Jalan Brigjend Slamet Riyadi, dan Jalan Urip Sumoharjo yang telah sekian lama menjadi urat nadi pergerakan perekonomian maupun mobilitas keseharian lain bagi warga Solo (baik itu Solo bagian Selatan maupun Solo bagian utara) mau atau tidak mau, suka maupun tidak suka, harus terputus untuk sementara waktu.  

Area PGS salah satu destinasi wisata batik di Solo terlihat sepi | Dokumentasi pribadi
Area PGS salah satu destinasi wisata batik di Solo terlihat sepi | Dokumentasi pribadi
Masih mengurai penutupan ruas Jalan Slamet Riyadi yang tadinya dijadwalkan pada tanggal 3 Juli 2021 entah mengapa ditunda dan baru terealisasi pada tanggal 9 Juli 2021 yang lalu.

Ada banyak masyarakat yang mengeluh tentang kebutuhan harian yang semakin mengikis lumbung harta keluarga. Hal ini timbul seiring perputaran bisnis korporat kecil selama PPKM Darurat berjalan. 

Ini sangat terasa dari kesah beberapa pedagang baik di pasar tradisional maupun bagi pemilik gerai toko yang berada tepat di bahu jalan yang ditutup.

Seperti halnya di daerah lain yang menutup area wisatanya selama PPKM Darurat berlangsung, beberapa pasar dan destinasi wisata seperti pasar Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC), pasar Singosaren, pasar antik Triwindu, kawasan china town kami di Coyudan, dan masih banyak pasar tradisional yang dianggap sering dipadati pengunjung, serta semua pencari arta (duit, money, jien, hepeng, fulus, apa pun sebutannya) dari romantisme dialektika malam, seperti angkringan, cafe, maupun warung kuliner autentik pinggiran jalan akhirnya harus benar-benar menggulung tikarnya.

Para korporat kelas bawah jelas harus berjuang lebih keras. 

Beberapa penjual HP yang biasanya menggelar lapaknya di counter pasar Singosaren memilih membuka lapak mereka di pedestrian yang tidak biasanya terpakai untuk berjualan. 

Ada pula cafe yang dengan terpaksa menutup gerai karena kios atau toko mereka berada tepat pada bahu jalan yang harus mengalami penutupan, kini harus berjualan di kiri kanan bahu jalan yang tidak mengalami penutupan. 

Galabo, salah satu area kuliner malam di jantung kota Solo harus ikut larut menikmati masa rehat selama PPKM berlangsung | Dokumentai pribadi
Galabo, salah satu area kuliner malam di jantung kota Solo harus ikut larut menikmati masa rehat selama PPKM berlangsung | Dokumentai pribadi
Karena ruas Jalan Slamet Riyadi merupakan urat nadi terbesar di kota Solo, maka penutupan ruas jalan ini sempat mencuri perhatian publik, terutama bagi kami warga kota Solo. 

Penutupan ruas Jalan Slamet Riyadi dimulai dari simpang empat Gendengan hingga simpang empat Gladak.

Simpang empat Gendengan yang telah ditutup mulai jumat (09/07/2021) | Dokumentasi pribadi
Simpang empat Gendengan yang telah ditutup mulai jumat (09/07/2021) | Dokumentasi pribadi
Selama puluhan bahkan mungkin ratusan tahun yang lalu, jalan protokol yang pula menjadi ikon kota Solo ini memang tidak pernah absen dari beragam kegiatan massa.

Apa pun aktivitas kota Solo tak luput dari badan jalan tersebut. Mulai dari kegiatan rutinitas harian warga Solo, hingga berbagai event bercorak nasional maupun internasional seringkali "wajib" melintasi ruas Jalan Slamet Riyadi. 

Seperti halnya saya yang secara spontan membidik beberapa titik penutupan di sepanjang ruas Jalan Slamet Riyadi. 

(Mohon maaf video ini penuh "ini", hehehe) 

Geliat turunnya mobilitas masyarakat Solo diakui pula oleh seorang driver bus BST koridor 2 (maaf saya lupa namanya) yang dalam satu hari hanya membawa 5-10 penumpang saja. 

Sangat berbeda bila dibandingkan dengan mobilitas massa pada saat sebelum PPKM Darurat direalisasikan, dalam satu hari beliau mampu membawa kurang lebih 30-100 penumpang. 

Pengalihan rute bus selama masa pandemi divonis sebagai penyebab linglungnya masyarakat (termasuk saya) sebagai salah satu stakeholder pengguna BST. 

Ada kebijakan manajerial perusahaan pengelola PT. Bengawan Solo Trans bersangkutan dengan mekanisme pelayanan jasa bagi publik yang tidak banyak diketahui oleh konsumen menyebabkan warga pengguna lebih memilih fasilitas ojek online yang dirasa lebih nyaman. 

Melihat gelagat kebutuhan masyarakat serta demi terciptanya keseimbangan neraca keuangan perusahaan, maka pihak pengelola masih akan memasak kembali regulasi anyar tersebut.

Dari seluruh peristiwa penutupan ruas jalan yang berpuluh tahun telah bersenyawa dengan aktivitas masyarakat Solo ini, bagi saya pribadi, penutupan ruas Jalan Slamet Riyadi membawa keunikan tersendiri. 

Unik? Okay, jadi begini, Kawan.

Pada saat penutupan arus Jalan Slamet Riyadi terealisasi, saya sempat menangkap suatu sinyal bingung dari warga yang tinggal di sekitar Jalan Slamet Riyadi. 

Ini salah satu fenomena unik yang saya perhatikan semenjak saya masih kecil. Sejenak dalam perjalanan pulang kantor sambil berjalan kaki, saya mengamati ada beberapa warga berjajar di kanan dan kiri bahu jalan. Ada yang menduga-duga sekiranya apa yang akan terjadi pada jalan kota kami. 

Satu respon yang cukup unik. Seolah ruas jalan tersebut begitu vitalnya sehingga mempunyai daya magis tersendiri bagi warga sekitar. Sungguh, self of belonging yang tiada terkira.

Demikian kondisi terakhir ruas Jalan Slamet Riyadi. Semoga lekas sembuh, Soloku tercinta. Semoga lekas pulih kembali seperti sedia kala.

Salam dari Kota The Spirit of Java

(dhi, seutas daya agar terlepas darimu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun