Kita cenderung memilih berpikir praktis sebagai opsi terbaik karena hemat energi. Kebiasaan inilah yang mendorong manusia untuk membuat kesimpulan "memaksa" orang lain menjadi seperti mau kita.Â
Kepercayaan Katie pada Rose begitu tinggi. Sehingga ia tahu betul bahwa sang ibu mencintainya secara utuh. Bukan hanya sisi kelebihan Katie, namun siapa Katie seutuhnya.Â
Saya teringat pada seseorang yang menyewa ruang hati saya. Bersamanya saya belajar menerima aeng, keunikan dalam diri kami masing-masing. Hingga pada satu titik saya berkata padanya, "you are what you are".
Bahwa kita tidak dapat merubah pribadi seseorang menjadi orang lain sesuai imaji kita,. Entah itu anak kita, maupun pasangan kita, partner kerja kita, siapa pun orang di sekeliling kita. No. We can't do that, Sobs. Bahkan psikolog maupun psikiater tidak akan mencoba merubah seseorang. Cinta menghadirkan kebahagiaan dengan caranya sendiri.Â
Bila seseorang berubah, itu pasti dari diri mereka sendiri setelah melalui proses hidup mereka masing-masing.Â
So, mengapa harus berjerih lelah mengubah orang lain. Alih-alih bahagia, tanpa sadar, kita berpeluang melukai orang yang sebenarnya ingin kita sayangi. Apakah saya lebay?Â
Happy holidays, selamat berlibur, selamat berbagi kasih dengan sesama.
Selamat Natal bagi seluruh Sobat Kompasiana Bijak yang merayakannya dari Sabang hingga Merauke, bahkan yang di manca negara, salam damai Kristus beserta kita semua.
 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." ( Yohanes 3:16 )
Ps. Untuk kau yang di sana, berjarak dulu yha. Harap senang, karena jarak tidak akan memutuskan kasih, ia hanya seuntai cara unik Tuhan memintal kasihNya bagi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H