Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Ini 4 Alasan Penting Mengapa Dibutuhkan Ayah Feminis

25 Oktober 2020   09:09 Diperbarui: 25 Oktober 2020   16:58 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Well, balek lagi dah....

Sosok ayah feminis bagi sebagian masyarakat dianggap sebagai suami takut istri. Anggapan bahwa lelaki yang memasak, membantu membersihkan rumah, mengepel, mengajak anak bermain, seakan membawa pelemahan pada sisi maskulin seorang lelaki.

Ga jamannya lagi lha....

So, here it is...alasan penting mengapa laki-laki feminis dibutuhkan dalam keluarga.

Pertama, seorang anak membutuhkan figur yang lengkap dalam keluarga. Kehangatan seorang ayah akan terasa saat ia mau menyediakan dirinya sebagai bagian dari cinta yang hadir dalam keluarga. 

Kehadiran ayah yang mau memberikan diri ikut ambil bagian dalam tugas keluarga sebagai bentuk kepeduliannya dan rasa kasih terhadap istri akan menjadikan gambaran diri pada seorang anak menjadi lengkap. 

Ayah tidak hanya hadir sebagai simbol ketegasan dalam setiap keputusannya, namun juga hadir sebagai pemenuh kasih sayang bagi istri juga anak-anaknya.

Kedua, perlakuan hangat ayah sebagai wujud kewajibannya menjadi guru bagi anak-anak. How come? 

Ya. Seorang anak perempuan yang terbiasa merasakan sensasi kasih sayang dari pelukan hangat ayahnya, tidak akan merasa takjub Dan terjebak, apabila suatu saat ada seorang pria yang "menawarkan" pelukan hangat untuknya.

Ahahay.... .

Ketiga, Ayah yang feminis bukan berarti melemahkan sisi maskulinitasnya. Nilai diri seorang pria, dalam hal ini seorang suami atau ayah, berada pada setiap keputusan-keputusan yang ia buat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun