Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Keistimewaan Pentakosta dalam Budaya Yahudi

29 Mei 2020   08:08 Diperbarui: 31 Mei 2020   09:03 5036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"if we’re going to understand the manner of speech, the way words are used, and the way important issues of life are described by someone in the Hebrew culture, we must understand, in general terms, how the Hebrew people thought-how they looked at life-their world view" (Tim Hegg)

Peristiwa turunnya Roh Kudus sangat menarik untuk dikulik. Beberapa hal mungkin dikarenakan adanya kontroversi dalam pemahaman tentang pencurahan Roh Kudus. 

Bila dilihat dari sisi Yudaisme dan Kristiani, dua religi ini selalu mendapatkan stigma masyarakat sebagai religi yang berakar pada falsafah yang sama. Hal ini perlu diakui, bahwa dalam beberapa hal pengajaran, bermula dari satu sumber yang sama. 

Namun demikian, Penulis tidak akan membahas lebih lanjut mengenai antisemitisme baik dalam kalangan Kekristenan maupun Islamic. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa dalam kultur Yahudi, Yesus yang diyakini sebagai Mesias dalam iman Kristiani bukanlah Mesias dalam pemahaman Yudaisme.

Yudaisme menolak bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan. 

Mereka lebih percaya bahwa Yesus tak lebih hanyalah seorang Rabbi kecil. Mesias dalam pemahaman Yudaisme akan datang pada masa Mesianik yang hingga kini belum tiba saat Dan waktunya.

Namun mari kita tepikan maslahat tersebut. Kali ini ada beberapa hal unik yang ingin Penulis bagikan mengenai peristiwa turunnya Roh Kudus dalam budaya kaum Yahudi.

Penanggalan kaum Yahudi bukan menggunakan penanggalan Gregorian atau Julian seperti yang kita gunakan pada umumnya. Mereka mempunyai penanggalan sendiri yang dihitung menurut perhitungan lunar.

Dalam perkembangan budayanya, yang sangat bersandar pada sejarah dan religi, hingga detik ini kaum Yahudi memiliki lebih dari sepuluh hari raya dalam satu periode penanggalan mereka.

Meski demikian, penting untuk diketahui bahwa pada masa pasca kepemimpinan Musa, umat Yahudi memperingati tujuh hari raya, Hag ha Matsah (Roti Tidak Beragi), Hag Rosh ha Shanah (Awal Tahun/Peniupan Sangkakala), Hag Yom Kippur (Pendamaian),  Hag Pesach (Paskah), Hag Sfirat  ha Omer (Buah Sulung), Hag Shavuot (Pentakosta).

Seluruh rangkaian peringatan hari raya dalam agama Yahudi selalu berkaitan dengan keyakinan mereka tentang tiga peristiwa penting, yaitu tentang keselamatan, tentang kehidupan sekarang, dan tentang masa kehidupan kekal di surga, yaitu setelah masa tribulensi (era antikristus).

Dari begitu banyaknya hari raya umat Yahudi, kali ini Penulis hanya mengulik khusus pada perayaan Hag Shavuot. Mengapa hanya Shavuot? Okay...inilah keunikan hari raya umat Yahudi, yang diperkirakan jatuh pada tanggal 28-30 Mei 2020.

1. Perayaan Shavuot merupakan perayaan panen raya. 

Bagi kaum Yahudi panen raya adalah hal yang sangat penting, karena hingga kini kaum Yahudi bertani dengan menggunakan drip irrigation system dalam pengairan pertanian mereka.

Namun bagaimana pada jaman dahulu?

Merajuk pada kitab Ulangan, digambarkan negri Perjanjian tersebut ialah negeri yang subur dan berhawa sejuk, sangat berbeda dengan kondisi Tanah Mesir.

Ulangan 11:11 (TB)  Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit.

Karenanya bila musim panen tiba, maka umat Yahudi menggelar satu perayaan bagi suksesi panen perkebunan atau pertanian mereka.  

Hag Shavuot yang diperingati di bulan Shivan biasanya jatuh pada bulan Mei-Juni.

Namun lepas dari itu semua, kaum Yahudi memperingati panen raya ini dengan dasar sebagai pemberian korban ucapan syukur kepada YHWH seperti yang tertuang dalam kitab Imamat.

Pada perayaan ini kaum Yahudi akan mendatangi sinagoge, tempat ibadah kaum Yahudi untuk mendengarkan pembacaan dari kitab Rut. Bahkan dalam hal hidangan, pada tanggal 6 bulan Shivan kaum Yahudi hanya menghidangkan hidangan yang berbahan dasar susu saja.

Perayaan yang sangat sederhanakah? Yups, begitulah. Peringatan Hag Shavuot merupakan suatu hari sebagai penutupan panen gandum dan awal panen jelai.

Meskipun perayaan ini telah mengakar sebagai sebuah budaya bagi kaum Yahudi sejak pasca kepemimpinan Musa, namun hari raya ini ditulis sebagai sejarah pada tahun 538 SM, diperkirakan pada saat itu bangsa Israel telah diam di negri Kanaan dan belajar bertani dari penduduk Kanaan, seusai hidup nomaden mereka semenjak keluar dari tanah Mesir. 

2. Hari Raya Shavuot merupakan hari peringatan saat bangsa Israel menerima Sepuluh Perintah Allah (The Ten Commandments) sebagai wahyu ilahi yang kemudian disebut sebagai Taurat (Matan Torah) di Gunung Sinai.

Sangat menarik bila mengulik hari raya kaum Yahudi yang satu ini. Bangsa Yahudi sangat menghormati segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah yang diturunkan secara turut dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Sesuai dengan pemahaman mereka bahwa Yesus bukanlah Mesias yang mereka nantikan pada masa Mesianik, maka Pentakosta dalam kultur Yahudi lebih ditekankan pada peristiwa turunnya Sepuluh Perintah Allah yang terukir dalam dua loh batu. 

Kaum Yahudi sangat menghormati Musa sebagai seorang pemimpin besar di masa lalu mereka, beserta dengan segala peristiwa yang menyertai perjalanan mereka keluar dari perbudakan di Mesir, menuju Tanah Perjanjian, Kanaan. Demikian pula dengan turunnya Matan Torah bagi bangsa Israel.

Dalam sejarah yang menurun dan mengakar sebagai budaya, Sepuluh Perintah Allah yang tertulis dalam dua loh batu tersebut selama perjalanan bangsa Israel ke negri perjanjian dimasukkan ke dalam Tabut Perjanjian, hanya boleh diusung oleh kaum Lewi, menurut peraturan dalam Imamat.

Turunnya Sepuluh Perintah Allah ini pun jatuh pada hari ke-6 bulan Shivan, tepat pada saat perayaan Shavuot, sebagai penutupan perayaan musim panen.

Meniti pentingnya Sepuluh Perintah Allah pada perayaan Shavuot, maka di awal perayaan semua orang Yahudi, baik itu perempuan maupun laki-laki, dewasa ataupun anak-anak harus mendengarkan pembacaan Taurat Tuhan.

3. Hari Raya Shavuot merupakan hari terjadinya pencurahan Roh Kudus yang terjadi di Yerusalem, tepatnya di sebuah rumah di bagian lantai atas, di mana para rasul sedang berdoa dan bersekutu bersama. 

Hari turunnya Roh Kudus yang pada waktu itu dilambangkan sebagai lidah api dalam tiupan angin kencang, terjadi tepat pada tanggal 6 bulan Sivan.

Oleh sebab kaum Yahudi lebih menekankan Pentakosta sebagai turunnya Matan Torah di Gunung Sinai, maka peristiwa Pentakosta seperti yang ditulis dalam surat Lukas kepada Teofilus hanya diakui oleh kaum Nasrani, atau juga oleh sebagian kaum Yahudi yang menjadi umat Yudaisme Mesianik.

Yudaisme Mesianik ini pun tidak mendapat pengakuan sebagai sebuah aliran ajaran dalam religi Yahudi karena sudah dianggap out of track dari pemahaman tentang Yesus sebagai Mesias.

Kay, balik lagi ke Pentacosta, atau Pentecost, diambil dari bahasa Yunani "pentecostes" (yang kelima puluh).  

Bagi kaum Yahudi yang berada di Israel Hari Pentacost ini hanya dirayakan dalam satu hari sedang para diaspora Yahudi merayakannya selama dua hari. 

Ada satu keunikan lagi dalam peristiwa turunnya Roh Kudus ini. Ternyata dari semua murid Yesus yang berkumpul berdoa di Yerusalem saat itu, hanya Lukas-lah yang menulis secara rinci, kapan terjadinya peristiwa turunnya Roh Kudus (bila dibandingkan dengan Matius, Markus, bahkan Yohanes sekalipun).

Lukas berlatar belakang sebagai seorang tabib, pernah mengenyam pendidikan di Tarsus, telah mempunyai track record menulis yang sangat akurat, termasuk semua tulisannya tentang peristiwa pelayanan Yesus maupun para rasul. 

Hal ini terbukti dari salah satu suratnya kepada Teofilus mengenai apa yang terjadi pasca Yesus naik ke Surga.

Acts 2:1 (KJV)  And when the day of Pentecost was fully come, they were all with one accord in one place.

Melalui ayat tersebut secara gamblang Lukas menyebutkan kapan terjadinya peristiwa turunnya Roh Kudus yang terjadi di Yerusalem saat itu. Ya, tepat pada saat kaum Yahudi merayakan Hari Pentecost, di hari Shavuot.

Perlu diketahui, Lukas menulis surat kepada Teofilus (seseorang dengan sebutan "yang mulia" dalam surat Lukas yang pertama). Surat-surat Lukas tersebut dikemudian hari dikanonisasi oleh gereja menjadi kitab Lukas dan kitab Kisah Para Rasul, sebagai bagian dalam Kitab Perjanjian Baru dalam Kitab Suci Nasrani. 

Peringatan Hag Shavuot sebagai penutupan perayaan panen yang juga diperingati sebagai hari dimana YHWH menurunkan Ten Commandments ada pada hari ke-6 bulan Sivan adalah tepat 50 hari sesudah tanggal 16 bulan Nisan (peringatan Pesach). Pula, pada tanggal yang sama terjadi peristiwa turunnya Roh Kudus di hari ke-6 bulan Sivan. Apakah ini merupakan sebuah kebetulan?

Penulis hanya mampu berkata, "Semua telah tertata, semua sudah baik adanya".

Selamat Hari Pentakosta bagi teman-teman dan admin Kompasiana yang merayakannya...

Shalom,
Penulis

*Sumber: 1. Alkitab (TB), Lembaga Alkitab Indonesia. 2. Holly Bible, King James Version

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun