Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Aku, Kau, dan Diya [End : Kenang Mei '98]]

12 Mei 2020   14:14 Diperbarui: 12 Mei 2020   14:22 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
aksi demo mahasiswa 12 Mei 1998 (sumber: Wikipedia)

Sudut taman akhirnya dipilih Ryu duduk berkerudung jumper di bawah rintik hujan. Ia menantikan tamu siang harinya. Tamu yang selama ini hanya menghuni ruang mayanya. 

Sementara ia sibuk dengan buku Laut Bercerita -nya Leila Chudori, ada sepasang mata memindainya beberapa waktu yang lalu.

Lima belas menit Ryu menunggu orang lamanya. Seseorang yang pernah mengisi kehidupannya dengan ide-ide Tan Malaka tentang sekolah berbasis karakter dan keharmonisan hidup dengan alam. Seseorang yang pernah meringkuk di selokan, berlindung dari kejamnya sepatu-sepatu lars aparat tahun 1998.

"Hai murid Shantiniketan. Sendirian ya? Bagaimana kabar Guru Dev?" suara berat seorang pria bertopi hitam Nike tetiba membunuh sejuta sepi dan dingin yang mengerat tulang Ryu.

Dengan senyum simpul tanpa memandang pria yang kini duduk di sampingnya, Ryu membalasnya singkat, "Tagore saja cukup, Engku. Aku rindu Kayutanam-mu. Bagaimana kabar siswamu Tan Malaka?"

"Kau masih seperti dulu. Apa yang kau bawa untukku, Ryu?"

"Pizza," jawab Ryu pendek.

Senyum minimalis lahir dari bibir pria berjenggot tipis, berkulit sawo matang. "Kau tidak. Kau masih lihai seperti dulu. Bagaimana kau mengenaliku?"

"Kau yang memberitahuku, penyair Cicero," Ryu meneguk minuman isotonik yang mulai mengisi kerongkongannya. "Artikel-artikel lawas Mei 1998 tak sengaja kutemukan di tempat sampahmu," lanjutnya.

"Cuma itukah, Hercules Poirot ?"

"Katakan padaku, Rio. Untuk apa kau lakukan semuanya? Kau menyusahkanku saja. Dasar gila, kau Rio," ujar Ryu mengalihkan pembicaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun