Buat Bunda, Ayah, nitip pesen aja, bila Ananda di rumah mulai banyak bertanya, ya, biarkan saja. Biarkan mereka mengembangkan daya imaji mereka dalam menyikapi kondisi di sekitar kita. Hal ini akan memicu keinginan anak untuk dapat berpikir kritis.
Jangan larang atau mencoba untuk menahan rasa "curiga" mereka pada hal-hal yang sepertinya sederhana namun penting dalam pertumbuhan mereka.
Karena terkadang banyak orang tua lebih memilih membiarkan anak-anak mereka diam, dan tenggelam dalam dunia mereka sendiri, daripada ribet menanggapi pertanyaan anak-anak yang mungkin bagi kita adalah hal yang sepele.
Memang tak mudah di kala kita sebagai orangtua, harus "diganggu" oleh pertanyaan-pertanyaan anak-anak, sementara pekerjaan kantor harus segera di selesaikan.Â
Well, andai saja anak-anak dibiarkan mengganggu kita beberapa waktu dengan pertanyaan mereka, maka kita sama dengan membiarkan anak-anak ini menstimulasi kerja otak mereka untuk melakukan riset pada setiap peristiwa di lingkungan sekitar mereka.Â
Bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi bila si kecil kita tumbuh dengan analisis-analisisnya yang kemudian memicu mereka untuk bertindak kreatif, maka tak perlu kita khawatirkan mereka jikalau suatu saat mereka di masa yang akan datang akan menjumpai hal-hal baru di luar rencana atau target yang mereka rancangkan.
Ya, mereka akan terbiasa untuk berpikir kreatif dan mempunyai sifat atau karakter yang lebih fleksibel dalam meresponi ketidakpastian yang pasti muncul dalam hidup masa depan mereka.
Hmm, yha, flexibility...tingkat kemamuan seseorang untuk mempunyai sikap fleksibel terhadap segala kondisi yang mungkin datang dalam kehidupan kita.
Masih relate ama critical capability sih, cuman kalo yang tadi itu tentang bagaimana kita dituntut untuk tetap bertahan dalam hal baru yang datang dalam perjalanan hidup kita, nah, kalo yang barusan ini, soal flexibility, lebih ke arah sikap kita dalam menghadapi ketidakpastian.
Sebenarnya kita ga usah takut, atau bahkan ngeper bila berhadapan dengan segala situasi yang di luar ekspektasi kita. Karena semua berasal dari olah rasa dan pikiran. Sadari, bahwa sebenarnya pikiran kitalah yang sangat senang berpergian ke sana ke mari. Â
Bersikap fleksibel, lebih leluasa dalam menyikapi situasi akan memudahkan kita untuk daat menerima fakta yang terjadi, meskipun  jauh dari ekspektasi.