Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Selat dan Timlo dalam Santun Peranakan ala Solo

12 Maret 2020   22:00 Diperbarui: 12 Maret 2020   21:53 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rekomen dari saya, silakan sambangi selat Vien's di Jalan Hasanudin,  selat Mbak Lies di Jalan Veteran, selat Mekarsari di Jalan Dr. Radjiman, atau di Griya Dhahar Paris di Jalan Cut Nya Dien. Untuk lebih lengkapnya, googling yha, friends...

Next, menu otentik lainnya yang bisa kita dapatkan dari jelajah di Kota Bengawan.

Masih kuliner peranakan. Hmm, sebenarnya banyak. Hanya ini sudah lebih dari 500 words, singkat yha...

timlo Solo disajikan hangat, salah satu kuliner kekayaan Indonesia. (sumber: Instagram.com |@kuliner.neng.solo
timlo Solo disajikan hangat, salah satu kuliner kekayaan Indonesia. (sumber: Instagram.com |@kuliner.neng.solo
Pada masa Pemerintah Hindia Belanda menguasai Indonesia, ada beberapa kuliner asli Belanda mulai berfusi dengan kuliner Keraton Surakarta. Hal ini terjadi karena sebagai penguasa, Belanda kerap melakukan hubungan diplomatik dengan pihak Keraton Surakarta Hadiningrat.

Sedangkan para pendatang Tionghoa menyasar kehidupan masyarakat di luar keraton. Budaya dan masakan pun semakin berasimilasi. Salah satu masakan yang terkenal adalah Timlo.

Karena masakan peranankan satu ini berasal dari hasil perpaduan masyarakat Jawa dengan masyarakat Tionghoa, maka Timlo Solo banyak dijumpai di daerah sekitar Pasar Gede, yang merupakan area china town di Solo.

Pada awalnya Timlo ini merupakan masakan Tionghoa yang berjudul Kimlo. Karena percampuran budaya, maka masyarakat Solo mencoba untuk menggunakan daya kreatifitasnya di pawon rakyat nan sederhana, dengan merubah penggunaan daging babi dengan daging ayam dan telur.

Sebagai buah akulturasi budaya, maka penyebutan Kimlo diganti dengan Timlo.

Masakan peranakan ini pada dasarnya hampir menyerupai sup. Bedanya, seporsi Timlo terdiri atas komposisi, sohun, wotel yang diiris tipis, telur rebus yang diiris , klengkam (kentang diiris tipis lalu digoreng kering), biasanya ditambah dengan irisan sosis Solo, dilengkapi dengan jamur kering, bahkan bila Anda beruntung, penjual timlo akan menambahkan kincam (bunga sedap malam kering yang direndam sebentar, ditiriskan kemudian dibuat simpul) dalam masakannya.

Dihidangkan hangat dengan kuah bening semacam kuah sup ayam nan gurih, Dan aroma kaldu ayam yang khas akan membuat selera makan kita makin bertambah. Kuah bening yang terbuat dari kaldu ayam tersebut dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, dan merica, juga cengkeh, peka, serta kayu manis yang dihaluskan kemudian ditumis. Wah, benar-benar resep nusantara yang kaya rempah.

Hmmmh,...rasanya, lezaz, sedep mantep seger lenyer, muantap. Nah, ....dua dari begitu banyak kuliner khas Solo yang merupakan hasil perpaduan dari dua budaya yang berbeda telah saya sajikan. Padahal, masih ada begitu banyak kuliner unik Solo yang tak kalah lezatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun