"Air dan tanah adalah bentuk kehidupan. Laut dan pegunungan yang menyatu membentuk sebuah kehidupan," aku berhenti membacanya.
Tuan Dunberg termangu, duduk diantara beberapa peri yang berdiri di sekitarnya.
"Tuan Puteri, tak banyak yang bisa membaca perkamen tua itu secepat Tuan Putri,"kata Tuan Dunberg.
"Tapi Tuan, setiap kalimat ini berwarna. Aku suka melihatnya. Aku hanya merangkainya membentuk warna-warna yang indah. Ada beberapa diantaranya harus kita jadikan satu kelompok warna agar kita lebih cepat membaca dan memahaminya."
"Warna? Ini hanya tinta hitam yang hampir hilang diatas perkamen usang yang hampir tak pernah kami baca," sahut Tuan Dunberg.
"Tuan, tapi apa artinya kalimat ini?"
"Ada apa dengan yang terakhir?"
"Warna kalimat ini jingga berkilau emas, Tuan. Lautan dan pegunungan bersatu membentuk kehidupan baru? Apa maksudnya, Tuan?"
Tak ada satu jawaban pun keluar dari Tuan Dunberg atau peri yang lain. Semua diam. Kecuali seorang peri yang kemudian pergi dari tempat itu. Ia melesat ke sebuah rak buku, entah apa yang ia lakukan.
*Solo, "you must stay drunk on writing so reality cannot destroy you" ( Ray Bradburry)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI