Yang kumengerti, aku tak mampu menyentuh ragamu, aku menerima itu, aku bahkan tak bisa berbicara denganmu, meski kucoba merangkai kalimat terindah di seluruh dunia untukmu
Yang ku tahu, kau pun tak mampu melihatku, meski sesaat pun. Aku menerima itu, menerimamu menjadi pemilik jantungkuÂ
Aku masih menunggumu, sahabatku, untuk melihat senyum di wajah indahmu, meski tak kan pernah aku bisa milikimu
Dunia kita berbeda, meski jarak tak mau mengganggu, namun dimensi memberi kita sanksi, hanya di bawah pohon inilah sukmaku mampu bersua denganmu
*Solo, nol nol lima sembilan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!