Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solo, Gudang Prestasi Anak Negeri

15 Agustus 2019   18:06 Diperbarui: 15 Agustus 2019   18:18 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tanah air ku tidak kulupakan, kau terkenang selama hidupku. Biarpun saya pergi jauh, tidak kan hilang dari kalbu"

Sebait lagu pujaan terhadap Indonesia karya Ibu Soed memang pantas untuk disematkan dalam ingatan setiap generasi Indonesia.

Mengapa tidak?

Bila kita meneliti kembali segala keagungan dan keluhuran budaya bangsa yang tercipta oleh anak-anak bangsa ini, maka tak ayal lagi, bila kebanggaan pun patut kita sematkan bagi mereka yang telah menorehkan karya pada kanvas internasional.

Mari kita tilik kembali beberapa momentum yang mungkin terlewat dari amatan kita. Karya besar anak negri yang berbicara lantang dan berdampak besar bagi dikenalnya bumi Indonesia di hadapan mata dunia.

1. Yayasan Solo Batik Carnival

Solo Batik Carnival, 27/07/2019 (dok pri)
Solo Batik Carnival, 27/07/2019 (dok pri)

Masih ingatkah Anda akan semarak Solo Batik Carnival yang belum lama ini terselenggara begitu meriah dan mempesona berjuta pasang mata pada bulan Juli 2019 yang lalu?

Yayasan Solo Batik Carnival telah maju sebagai duta bagi bangsa ini untuk memperkenalkan batik dalam berbagai rancangan fashion yang tak kalah saing dengan desainer-desainer internasional lain.

Ditemui saat malam persiapan pawai Solo Batik Carnival 27 Juli 2019 yang lalu, Susanto, Ketua Yayasan Solo Batik Carnival menjelaskan bahwa kiprah anak-anak bangsa yang tergabung dalam Solo Batik Carnival telah merambah panggung dunia.

"Tanggapan mereka sangat bagus. Banyak yang takjub dengan desain batik dari Solo yang juga berwarna-warni," jelas Susanto.

Pada tanggal 01/01/2013 yang lalu Solo Batik Carnival mewakili Indonesia tampil dalam Tournament of Roses di Pasadena, California, Amerika Serikat  ke-124.

Seperti diunggah oleh situs resmi Kementrian Luar Negri Republik Indonesia, pada waktu itu ada 2 float/wahana. Yang ditampilkan oleh Indonesia dengan tema Wonderful Indonesia.

Float pertama diisi dengan permainan gamelan oleh para mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang tinggal di Los Angles. Sedangkan pada float yang ke-2, diisi dengan arak-arakan 12 peserta Solo Batik Carnival dengan berbagai macam desain kostum festival dalam corak batik  berwarna-warni nan indah.

Pada keikutsertaan Indonesia kali ini duta negri Pertiwi memenangi President Trophy yang merupakan penghargaan bagi float dengan penggunaan bunga dan presentasi terbaik.

Belum lagi kiprah Yayasan Solo Batik Carnival dalam Festival di Laos, menancapkan kuku di skala internasional dengan menyuguhkan kostum bernuansa batik pada peringatan hubungan Laos dan Indonesia ke-60.

2. Eko Supriyanto

Bagi Anda yang belum pernah mendengar sosok Eko Supriyanto, mari simak ulasan singkat penulis.

Budayawan gaek kepunyaan Indonesia ini lebih dikenal oleh kami, warga Solo sebagai Mas Eko Pece. Ya, beliau seorang koreografer tari dengan berjuta prestasi.

Passionnya dalam menari telah membawa serta nama Indonesia dalam kancah Internasional.

Betapa tidak. Kepadanyalah dipercayakan 268 koreografer tari bagi konser Madonna "Drowned World" Tour (2001) di berbagai penjuru benua Eropa dan America. Hanya itukah prestasinya?

Penari kelahiran Kalimantan Selatan, yang besar di Magelang, kemudian hijrah ke Solo untuk mendalami karirnya, bekerja sebagai pengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, mampu menjadi teladan bagi generasi muda kini.

Karya Lah (1994) dan Leleh (1996) dalam Indonesian Dance Festival membawanya ke American Dance Festival (1997) di Los Angeles, Amerika Serikat. Tak hanya itu, tahun 2003, ia tampil dalam Opera Peter Sellars Love Cloud untuk Theatro Picolo di Venesia, Itali.

Pada tahun 2003 itu pula Eko Pece pun menorehkan kembali prestasinya untuk menari dalam Asian Contemporary Dance Festival di Osaka, Jepang.

Hmmm, prestasi yang sangat menakjubkan bukan? Itu belum termasuk sekian banyak prestasi Nasional yang telah ikut melambungkan namanya. 

Masih hangat dalam ingatan kita betapa megahnya upacara pembukaan Asian Games 2018 yang lalu. Begitu indahnya tarian kontemporer Indonesia yang mendapat pujian dari berbagai negara, pun tak luput dari sentuhan tangan Eko Pece.

Bangga sebagai bagian dari Indonesia? Mengapa tidak?

3. Paduan Suara Voca Erudita

Instagram.com/@vocaeruditauns (diolah kembali oleh penulis)
Instagram.com/@vocaeruditauns (diolah kembali oleh penulis)

Pernahkah Anda mendengar Paduan Suara anak muda yang satu ini?

Sudah sepantasnya, mereka mendapat apresiasi yang tinggi dari bangsa ini. Sewaktu penulis mendengar kabar kemenangan mereka pun, ada rasa haru dalam dada ini. 

Sekelompok mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Voca Erudita menjadi satu-satunya wakil Indonesia untuk maju ke ajang bergengsi internasional di Italia.

Pada tanggal 19-22 Juli 2019 yang lalu, Voca Erudita, dengan 34 penyanyinya, maju ke ajang 58th Seghizzi International Choral Singing Competition di Gorizia, Italia.

Pada kesempatan tersebut Voca Erudita berhasil memboyong 4 penghargaan bergengsi ke tanah air, setelah berjuang keras melawan 12 peserta dari 10 negara yang berbeda.

Empat penghargaan tersebut diantaranya, 4th place of category 1D "Historical Period Since 1911 to The Present Day", 3rd place of category 2A "Folk and Traditional Songs", Prize Choreography and Costumes, dan 4th place of 31st Grand Prix Seghizzi.

Tak hanya itu.

Pada tanggal 24-26 Juli 2019 kembali dengan tim yang sama, setelah menjalani beberapa seleksi, Voca Erudita menjadi satu-satunya duta Indonesia, melenggang ke Italia untuk ikut ambil bagian dalam kompetisi  The 8th International Choir and Orchestra Festival di Florence, Italia.

Melawan 14 peserta dari 6 negara yang berbeda, Voca Erudita kembali ke tanah air Indonesia tanpa tangan hampa. Melalui olah vokal heavenly voice, mereka berhasil memboyong 4 penghargaan membanggakan.

Keempat penghargaan tersebut diantaranya, juara I kategori A "Mixed Choir Adults", juara I kategori M "Modern and Contemporary Music", The Best Performance of Italian Composers Work " Vezzosi Augelli by Luca Marenzio", dan berhasil menyabet The Golden David (penghargaan bagi peserta yang dianggap mampu dengan baik menampilkan dan menginterpretasikan lagu dalam setiap kategorinya).

Sungguh pencapaian prestasi anak bangsa yang membanggakan, bukan?

Masih banyak prestasi anak bangsa yang mungkin bila penulis paparkan tak akan cukup untuk dituliskan kembali.

Berlebihan? Bukan. Inilah prestasi anak-anak negri yang patut untuk diapresiasi. Penulis yakin di balik gang dan sudut kota Solo masih ada begitu banyak prestasi lain yang masih belum tereksplor. 

Inilah Indonesia. Siapa bilang Indonesia tak punya generasi muda berpotensi? Ini sebagian persembahan kecil dari kami, bagimu ibu Pertiwi.

Gaung untuk bersaing dengan negri lain telah berkumandang, dan kami siap berada di garda depan.

"Padamu negri, kami berjanji. Padamu negeri, kami berbakti. Padamu negri, kami mengabdi, bagimu negri, jiwa raga kami" 

*sumber terkait:

Wikipedia, Situs resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, TribunJateng.com (29/07/2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun